PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA (LAS) SAINTIFIK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KEDALAMAN BERFIKIR SISWA
DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
PADA PEMBELAJARAN TAFAKUR
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA
DISUSUN OLEH :
ANANG SAEPUDIN, MPdI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MJPS 1
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
JALAN CIGEUREUNG NO.19 TLP.335633
TASIKMALAYA
ABSTRAKSI
Kedalaman berfikir siswa yang meningkat dalam suatu proses
pembelajaran adalah merupakan hal yang menjadi sorotan utama dipandangan
masyarakat, karena tolok ukur berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran
adalah adanya peningkatan kedalaman berfikir yang cukup baik dan memenuhi standar. Walaupun
dilain pihak indikator keberhasilan tersebut tidak selamanya harus seperti itu
karena banyak faktor yang mendukung tingkat keberhasilan tersebut. Yang menjadi
permasalahan adalah tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR
di SMK MJPS 1 kurang memuaskan dan memungkinkan disebabkan oleh banyak faktor
juga.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang
dilaksanakan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, yaitu siswa kelas XII-TKJ1 dengan
jumlah 30 orang dengan dikelompokan menjadi 5 kelompok.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran
siswa dalam pembelajaran TAFAKUR dan bagaimana cara memperbaikinya sehingga
didapatkan siswa yang mempunyai prestasi meningkat yakni tingkat kedalaman befikir
meningkat.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan ternyata dengan menggunakan perangkat LAS Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bentuk nilai hasil test,
terbukti dengan nilai setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini
diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun oleh teman sejawat
apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu rendahnya hasil pembelajaran TAFAKUR.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah Swt, shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw serta kepada seluruh umatnya yang mentaati ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah peneliti telah
melaksanakan penelitian tindakan kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini
dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di
SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, karena tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka
tak akan ada usaha-usaha yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang
dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal-hal
yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini,
peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1) Kepala Sekolah, Drs.H.Imat Ruhimat, yang telah melakukan dorongan moril kepada peneliti
untuk dilaksanakannya penelitian ini.
2) Bidang Kurikulum, Drs. Siradjudin yang telah memberikan
informasi tentang kurikulum untuk keberhasilan penelitian ini.
3) Juga kepada seluruh guru dan tata usaha yang sama-sama telah
membantu demi terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya penulis
menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat dinantikan oleh peneliti.
Demikian semoga
kedepan dapat lebih maju dan berhasil.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang Masalah
A. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Hasil Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pikir
BAB III PELAKSANAAN
PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Kedalaman
berfikir dalam Pendidikan agama
merupakan hal yang sangat penting yang harus diselenggarakan di sekolah dan
diikuti setiap siswa, begitu juga sikap toleran dan menghargai orang
lain memerlukan perhatian khusus dalam kehidupan siswa di sekolah agar
dimasyarakat nanti bias lebih matang dan dewasa dalam menghadapi berbagai
permasalahan hidup. Tanpa adanya
pendidikan agama di sekolah dikhawatirkan siswa semakin melupakan diri tentang
keagamaan dan akhirnya pendidikan agama terabaikan, padahal dengan pendidikan
agama di sekolah setidaknya siswa akan memahami bagaimana sebenarnya kehidupan
yang dilandasi dengan nilai-nilai agama.
Walaupun demikian, seiring dengan perkembangan
kurikulum di sekolah dimana pendidikan agama menempati kedudukan yang sangat
penting, tetap saja mengalami hambatan-hambatan dan kegagalan-kegagalan yang
ditunjukkan dengan rendahnya dan dangkalnya berfikir siswa dalam berfikir
khususnya tentang TAFAKUR padahak sangat memerlukan kedalaman berfikir agar
keimanan mereka lebih mantap.
Kedangkalan
berfikir siswa dalam pembelajaran tauhid merupakan hal yang lumrah dan sering
ditemukan di dunia pendidikan hal ini merupakan bukti bahwa pembelajaran dan pendaklaman TAFAKUR kurang terserap dengan baik. Hal
ini terjadi diakibatkan beberapa faktor penghambat baik dari diri siswa itu
sendiri, guru, maupun faktor lingkungan atau perangkat yang ada hubungannya
dengan pembelajaran TAFAKUR.
Menyadari
bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan
penelitian dimana letak faktor penghambat itu berada.
Hal utama yang
harus dilakukan adalah mengadakan penambahan perangkat pembelajaran yang
dapat membantu meningkatkan kedalaman berfikir siswa dalam TAFAKUR,
misalnya dengan mencoba menggunakan Lembar Aktivitas Khusus berbasis saintifik
yang dikenal dengan LAS SAINTIFIK. Dengan menggunakan perangkat ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang
siswa untuk lebih mendalami materi
dan meningkatkan prestasi pembelajaran, karena perangkat ini merupakan perangkat yang dapat menuntun
dan mengarahkan siswa kearah kedalaman berfkir dengan system yang digunakan
diawali dengan mengamati, menanya, mengeksplorasi, menganalisa dan
mengkomunikasikan.
- RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Idealnya para siswa memiliki kedalaman
berfikir yang baik dalam pembelajaran ilmu tauhuid, seiring dengan permasaklahan tauhid yang
komplek dan memerlukan pendalaman secara khusus untuk lebih meningkatkan
keimanan kepada sang pencipta Allah SWT, akan tetapi tidak demikian adanya, bahkan kedalaman berfikir siswa
dalam TAFAKUR cukup mengkhawatirkan,
dan ini merupakan permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya melalui
penelitian tindakan kelas ini. Adapun Permasalahan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR?
2. Apakah kedalaman berfikir siswa lebih baik jika digunakan perangkat LAS SAINTIFIK ?
3.
Apa ada perbedaan antara antara kedalaman befikir siswa yang menggunakan
perangkat LAS SAINTIF dibanding
siswa yang menggunakan perangkat
klasik.
2. Pemecahan Masalah
Masalah ini
memerlukan penanganan yang serius dan mendesak diantaranya adalah dengan
mengadakan penambahan perangkat pembelajaran yaitu dengan
menggunakan perangkat Lembar
Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK
dimana pada waktu pembelajaran dilakukan seluruh proses pembelajaran
mengacu kepada LAS tersebut. Diawali dengan proses mengamati dan menumbuhkan
pertanyaan yang kontektual, selanjutnya proses pengumpulan data atau informasi
dari berbagai sumber dan hasilnya dianalisa secara mendalam kemudian di
komunikasikan kepada guru atau teman diskusi masing-masing.
Disamping itu
kontrol guru yang melekat sangat diperlukan yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap tugas yang diberikan
kepada siswa.
Dengan digunakannya perangkat Lembar
Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK ini
akan timbul harapan baru dimana pembelajaran yang dilakukan di kelas
semestinya cukup mendalam dengan mengembangkan sebuah pertanyaan yang
kontektual dan data-data dari berbagai sumber. Disamping itu adanya setengah paksaan kepada siswa untuk mengerjakan LAS
tersebut setelah adanya tugas dari guru yang pada akhirnya lebih adanya
kecenderungan siswa memahami secara mendalam tentang materi pembelajaran itu.
- TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan perangkat pembelajaran yang dapat
merangsang siswa untuk bias berfikir lebih mendalam dalam pembelajaran TAFAKUR.
Tujuan lain
untuk mendapatkan cara-cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika
dipadukan dengan perangkat dan
metode pembelajaran yang
disajikan.
- MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah agar bertambahnya ilmu pengetahuan
ataupun wawasan-wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan
pembelajaran yaitu tercapainya tingkat kedalaman berfikir siswa dalam
pembelajaran TAFAKUR.
Disamping itu
dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam
keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
Mudah-mudahan
proses pembelajaran di sekolah dapat berhasil dan lebih maju baik tingkat
keilmuannya maupun mentalnya.
- HIPOTESIS TINDAKAN
Pada umumnya tingkat kedalaman berfikir
siswa dalam pembelajaran TAFAKUR sangat dangkal, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor , yaitu kemungkinan
kurang tepatnya penggunaan perangkat pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan tingkat kedalaman
berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR memerlukan usaha-usaha serius yag
diantaranya adalah dengan menggunakan perangkat pembelajaran Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) SAINTIFIK.
Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis
tindakan yaitu :
“LAS SAINTIFIK dalam upaya Meningkatkan Tingkat kedalaman berfikir siswa pada
pembelajaran TAFAKUR di SMK MJPS 1 Tasikmalaya”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a)
LEMBAR
AKTIVITAS SISWA
Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. LAS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas
kompetensi dasar yang akan dicapainya.(Depdiknas; 2004;18). Trianto (2008 :148)
mendefinisikan bahwa Lembar Aktivitas Siswa adalah panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.
Menurut
pengertian di atas maka LAS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada
siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LAS adalah panduan kerja
siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Tujuan Lembar
Aktivitas Siswa (LAS)
§
Mengaktifkan siswa dalam
proses kegiatan pembelajaran.
§
Membantu siswa
mengembangkan konsep.
§
Melatih siswa untuk
menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.
Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.
§
Membantu siswa dalam
memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan
pembelajaran secara sistematis.
§
Membantu siswa dalam
memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran
(Achmadi:1996:35)
Kegunaan Lembar
Aktivitas Siswa (LAS)
§ Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.
§ Membantu variasi belajar.
§ Membangkitkan minat siswa.
§ Meningkatkan retensi belajar mengajar.
§ Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien (Hadi Sukamto,
1992/1993:2)
Syarat-syarat
Menyusun LAS
§ Agar LAS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
§ Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:
§ Sederhana dan mudah dimengerti.
§ Singkat dan jelas.
§ Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
§ Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
§ Membantu siswa memahami materi.
§ Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
§ Membantu siswa berpikir kritis.
§ Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan
pembelajaran.
§ Tata letak hendaknya:
§ Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan
kegiatan secara logis dan sistematis.
§ Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga
akhir.
§ Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26).
Prosedur
penyusunan LAS
§ Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran
untuk dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LAS.
§ Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran.
§ Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan
kompetensi dasar indikator dan tujuan pembelajaran.
§ Menentukan alat, bahan dan sumber belajar.
§ Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.
b)
PEMBELAJARAN
SAINTIFIK
Pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran kuriulum 2013 adalah untuk penguatan sikap (tahu mengapa),
keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi,
yaitu dengan pendekatan scientific.
Pendekatan scientific meliputi: mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua
mata pelajaran. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific
(meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
scientific (McCollum : 2009), yaitu:
1.
Menyajikan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),
2. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage
observation),
3. Melakukan analisis ( Push for analysis)
dan
4. Berkomunikasi (Require communication) (Sudarwan, 2013).
Pendekatan Scientific pada
Pembelajaran
1.
Aspek-aspek
pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan
proses dan metode ilmiah
2. Keterampilan proses sains merupakan
seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan
penyelidikan ilmiah
3. Keterampilan proses perlu dikembangkan
melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran
(Rustaman :2005)
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran
berdasarkan fakta melalui proses tertentu, dengan kegiatan;
1. Observasi
2. Mempertanyakan
3. Mencoba/eksploring
4. Asosiasi
5. Mengomunikasikan/ menyaji
Pendekatan
tersebut dapat digunakan metode;
1.
pembelajaran
Project based learning
2.
Problem based learning
3.
Inquery dan discovery learning
Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
1.
menetapkan
unit pembelajaran;
observasi
--- bertanya --- eksperimen/ eksplorasi --- asosiasi --- mengomunikasikan
2.
menyiapkan
materi yang diobservasi,
3. memberi waktu dan kondisi yang nyaman kepada
siswa untuk bertanya
4. menyiapkan penugasan dan memberi waktu yang
cukup agar siswa melakukan eksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
pengalaman belajar
5. menyiapkan strategi agar langkah-langkah
kegiatan diatas dapat terlaksana dengan
baik, termasuk contigency plan
Proses pembelajaran
1.
observasi
2. mempertanyakan: mendorong siswa bertanya
3. eksplorasi: konteks masalah, masalah
matematika, garis besar pengerjaan problem di atas, diskusikan strategi
penyelesaian masalah-masalah tersebut?
4. asosiasi dan menyaji: jelaskan proses
pemecahan masalah kontekstual menggunakan matematika
5. Observasi: Cermati Gambar 1.1 Bab 1
6. Bertanya: dorong siswa untuk bertanya
7. Eksplorasi: Silahkan lengkapi tabel di bawah
Gb 1.1 dan cermati keakuratan Gambar 1.1
8. Observasi: Cermati Definisi 1.2
9. Asosiasi: telaah unsur-unsur fungsi eksponen
dan karakteristik grafik fungsi eksponen
10. Menyaji: Jelaskan ciri-ciri fungsi eksponen dan perbandingan antargrafik
fungsi eksponen
Sikap
sebagai dampak pembelajaran Kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan indonesia
yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan; Sikap,
Keterampilan, pengetahuan yang terintegrasi, dengan pendekatan scientific.
c)
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK
Keberhasilan
penerapan kurikulum 2013, salah satu faktornya adalah kemampuan guru dalam
merancang pembelajaran berbasis pada pendekatan saintifik. Rancangan
pembelajaran tersebut yang tertuang dalam RPP akan tinggal rencana jika tidak
menggunakan strategi dalam pembelajaran. Strategi yang dimaksud adalah
bagaimana cara merealisasikan pembelajaran yang berpusat pada siswa sebagaimana
yang telah dirancang dalam RPP. Berdasarkan pengalaman penulis yang telah
menjalani implementasi kurikulum 2013 di SMK MJPS 1 Tasikmalaya sebagai sekolah
piloting kurikulum 2013, menarik kesimpulan bahwa pembelajaran berpusat pada
siswa yang berbasis pendekatan saintifik akan jauh efektif jika menggunakan
Lembar Aktivitas atau ada yang menyebut dengan LAS (Lembar Aktivitas Siswa).
Sejatinya RPP
yang telah dibuat oleh guru, telah menyertakan LAS sebagai lampiran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang. Sayang, karena padatnya
aktivitas guru, tidak jarang guru tidak menyertakan ini. Sebagai pengganti LAS
yang merupakan paket dari RPP diganti dengan buku dari penerbit yang sering
juga disebut dengan buku LAS. Sehingga terjadi ketidaksesuaian antara skenario
dan fakta pembelajaran.
Model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika seperti Discovery
Learning, Problem Based Learning dan Project Based Learning dengan sintaknya
semakin terlihat dalam proses pembelajaran. Karakter dari model tersebut
menjadi masalah sebagai poros pembelajaran. Pendekatan saintifik
menitikberatkan pada proses pembelajaran berbasis pada aktivitas siswa sehingga
adanya LAS diharpkan mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Berikut struktur
dari Lembar Aktivitas Siswa yang diadopsi untuk mempermudah pelaksanaan model
pembelajaran.
1.
Identitas LAS. Identitas terdiri
dari nama anggota kelompok, kelas, serta tujuan pembelajaran.
2.
aktivitas inti. aktivitas inti
terdiri dari penyajian masalah, proses penyelesaian masalah. Pada proses
penyelesaian masalah, perlu memperhatikan kemampuan siswa. jika siswa memiliki
kemampuan sedang sebaiknya pada proses penyelesaian masalah dipandu.
3.
Kesimpulan dari masalah. Pada
aktivitas ini merupakan kesimpulan dari penyelesaian masalah
d)
PROSES
BERFIKIR MENDALAM
Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan
berpikir adalah obor dan semen peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan
menghayati hidup dengan lebih sempurna.
Berpikir
mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah ia menjadi manusia. Berpikir
pada dasarnya merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan
pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Gerak pemikiran ini dalam kegiatannya mempergunakan lambang yang berupa
abstraksi dari obyek yang sedang kita pikirkan.
Meskipun
kelihatannya tampak banyak dan beraneka ragamnya buah pemikiran itu namun pada
hakikatnya upaya manusia dalam memperoleh pengetahuan didasarkan pada tiga
masalah pokok yakni: Apakah yang ingin kita ketahui (ontology)? Bagaimanakah
cara kita memperoleh pengetahuan (epistemology)? Dan apakah nilai pengetahuan
tersebut bagi kita (axiology)?
Maka pengertian
mendalam tentang hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita
terhadap ilmu namun juga membuka mata kita terhadap berbagai kekurangannya.
Mereka yang mendewa-dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran biasanya
tidak mengetahui hakikat ilmu yang sebenarnya. Demikian juga sebaliknya dengan
mereka yang memalingkan muka dari ilmu, mereka yang tidak mau melihat kenyataan
betapa ilmu telah membentuk peradaban seperti apa yang kita punya sekarang ini,
kepicikan seperti itu kemungkinan besar disebabkan karena mereka kurang
mengenal hakikat ilmu sebenarnya.
Menghadapi dua
pola yang ekstrim ini seyogyanya kita harus berdiri di tengah dengan menyadari
bahwa meskipun ilmu memang memberikan kebenaran keilmuwan bukanlah satu-satunya
kebenaran dalam hidup kita ini. Terdapat berbagai sumber kebenaran lain yang
memperkaya khazanah kehidupan kita, dan semua kebenaran itu mempunyai manfaat
asal diletakkan pada tempatnya yang layak. Kehidupan terlalu rumit untuk
dianalisis oleh satu jalan pemikiran.
Kunci dari semua
itu adalah berpikir secara mendalam. Yang membedakan seorang muslim dengan
orang kafir dalam proses berpikir adalah, seorang muslim selalu melibatkan
seluruh indera yang ada dalam dirinya, baik indera lahir maupun indera batin.
Kita akan dibawa pada inti seluruh permasalahan yang ada (hakikat) dan dengan
mudah mampu menyibak tabir yang menyelubungi inti itu.
Kemampuan
menyibak tabir ini terdapat banyak sekali dalam lintasan sejarah kehidupan
manusia. Nabi Ibrahim as. sebagai salah satu contoh baik dalam hal ini.
Ditengah lingkungan masyarakat penyembah berhala, dakwah ilahiah bagai diterpa
deburan ombak besar yang siap menelan dirinya. Akan tetapi, Ibrahimlah yang
benar karena sejalan dengan fitrahnya. Dengan berpikir secara mendalam
‘membaca’ fenomena alam sederhana berupa terbit dan tenggelamnya bintang, bulan
dan matahari, ia mampu melihat isyarat keberadaan Allah Sang Pencipta.
Mari kita dengar
kisah yang lain, tentang pengalaman spiritual yang sangat penting yang dialami
oleh Abul Hasan al-Asy’ari, diceritakan bahwa selama lima belas hari beliau
berdiam diri dirumahnya untuk merenungkan, berpikir, mempelajari dan mohon
petunjuk kepada Allah sehingga beliau menemukan kemantapan dan keteguhan dalam
jiwanya. Kemudian mengambil keputusan untuk melepaskan diri dari paham
Mu’tazilah, adalah suatu dosa dan merupakan sikap kemunafikan belaka oleh karenanya,
beliau segera melangkah ke Masjid Jami’ Basrah, mengambil tempat duduk dan
kemudian dengan suara lantang beliau berkata: “Barangsiapa telah memanggilku,
maka sungguh aku telah mengenalnya. Dan barangsiapa belum kenal aku, maka aku
akan memperkenalkan diriku kepadanya. Aku adalah Fulan bin Fulan. Aku telah
mengatakan al-Quran adalah makhluk dan bahwa Allah tidak bisa dilihat oleh
mata. Sungguh aku telah berbuat kesalahan. Maka kini aku telah bertaubat. Aku
mengatakan menolak paham Mu’tazilah dan aku keluar dari golongan mereka”. Sejak
itu Imam Abul Hasan al-Asy’ari menjadi pendukung utama Ahlussunnah sekaligus
penentang utama Mu’tazilah.
Proses berpikir
secara mendalam ini juga dialami oleh pemikir besar dalam sejarah Islam, Imam
al-Ghazali. Imam al-Ghazali berkelana menuntut ilmu, menyibak tabir hakikat,
meneliti suatu paham secara mendalam kemudian membongkar kesalahan dan
kepalsuannya dan jatuh pada satu titik kesimpulan yaitu menjalani proses
spiritual sufistik. Dalam tulisannya, al-Ghazali berkata: “Sejak muda hingga
saat ini, ketika usiaku menjelang lima puluh tahun, kuarungi ombak lautan yang
dalam ini, kutemukan berbagai rahasia aliran semua kelompok. Aku tidak
meninggalkan kelompok batiniah kecuali telah kutelaah kebatiniahannya. Aku
tidak meninggalkan kelompok zhahiri kecuali telah kutelaah kezhahiriannya.
Tidak kutinggalkan kelompok filosof kecuali setelah aku menguasai hakikat
filsafatnya. Tidak kutinggalkan kelompok teologis (kalam) kecuali aku telah
benar-benar mengkaji puncak teologis dan perdebatannya, tidak kuabaikan
kelompok sufi kecuali aku telah menelusuri rahasia kesufiannya, tidak juga
kelompok zindik kecuali aku telah meneliti sebab-sebab di balik keberanian dan
kezindikannya. Rasa penasaran untuk mengetahui hakikat semua persoalan diatas
selalu menghantuiku sejak aku masih muda. Tampaknya, hal itu merupakan instink
dan fitrah dari Allah Swt. yang disimpan dalam benakku, bukan karena kemauan
dan keinginanku...”
Demikian sedikit
contoh dari perjalanan keilmuwan cerdik pandai orang-orang yang tercerahkan
hidupnya. Dari sanalah kita ambil hikmah dan pelajaran berharga, bahwa
kebijaksanaan itu datang ketika kita mampu berpikir secara mendalam dalam ruang
lingkup sunnatullah. Allah SWT berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ
الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ
النَّاسَ وَمَآأَنزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ
بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ
وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ
يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa
apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al Baqarah: 164).
Kepada merekalah, yang ingin mendapatkan kepuasan berpikir keilmuwan,
mereka yang menganggap berpikir bukan sebagai suatu beban namun petualangan
yang mengasyikkan, mereka yang melihat kebenaran sebagai tujuan utama
berkehidupan, mereka yang ingin mengkaji hakikat kehidupan dengan lebih
mendalam, maka kepada merekalah tulisan ini dipersembah
C) Temuan
a.
Manfaat
Manfaat yang akan diraih adalah
adanya peningkatan kedalaman
berfikir siswa yang bisa ditunjukan dengan hasil test
yang tinggi. Dengan dimilikinya Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK siswa akan merasa lebih siap dalam memperdalam dan memahami
pengetahuan, karena tidak ada rasa takut panduan tidak ada. Dengan LAS SAINTIFIK ini
pembelajaran akan lebih hidup, terarah dan terorganisir sesuai peraturan yang
terdapat pada kurikulum 2013.
b.
Kendala
Terdapat juga kendala yang
dialami dalam penggunaan LAS ini, dimana dalam kerja kelompok terdapat banyak siswa
yang tidak ikut berpartisifasi dalam penyelesaian tugas di Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) melainkan hanya menyalin dari teman-temannya.
c.
Alternatif pemecahan
Sebagai alternatif agar penggunaan perangkat LAS SAINTIFIK maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal
juga dari guru yang bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada
pemanfaatan perangkat tersebut, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa
untuk mempresentasikan data yang ada di LAS tersebut.
Insya Allah dengan memaksimalkan penggunaan perangkat tersebut hasil tingkat
kedalaman berfikir siswa akan meningkat.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di SMK-MJPS 1
Tasikmalaya, Jl. Cigeureung No.19 Tasikmalaya.
B. Subjek
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan pada SMK-MJPS 1 Tasikmalaya kelas XII-TKJ1 dengan jumlah murid secara keseluruhan 30.
Penelitian ini dijalankan di dalam kelas dengan
posisi siswa seperti dalam pembelajaran sehari-hari, dalam arti tidak ada
perubahan apapun dalam posisi duduk, akan tetapi perbedaannya selama penelitian
ini disediakan sebuah LAS untuk setiap orang dan akan bekerja pada kelompok
masing-masing.
Sebagai alat penilaian disediakan lembaran
wawancara dan soal test pembelajaran.
C. Setting
Penelitian
1) Menentukan variable penelitian
Terlebih
dahulu disusun variable penelitian
sebagai sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Variabel yang
menjadi pokok utama dalam PTK adalah peningkatan tingkat kedalaman berfikir
siswa dalam pembelajaran TAFAKUR.
Disamping itu
ada beberapa variable yang diajukan yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan
belajar, bahan ajar, guru, siswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses Pembelajaran: Interaksi belajar,
gaya guru mengajar, implementasi berbagai metode perbaikan dsb. 3) Out put : Hasil belajar siswa berupa prestasi
atau nilai yang tinggi.
2) Pelaksanaan Penelitian
a.
Prosedur Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu
penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan
dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997), yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari
tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Agar
pelaksanaan pembelajaran berhasil maka disusun scenario pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan sampai kepada pembuatan pelaporannya.
Tahap awal dilakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan LAS (Lembar Aktivitas Siswa ), setelah selesai pembelajaran, selanjutnya pada waktu yang lain dilakukan test prestasi dengan cara
diberikan soal ulangan.
3) Pengumpulan Data
Setelah
langkah-langkah penelitian dilaksanakan, maka dilakukanlah pengumpulan data
hasil prestasi yang dicapai, baik berupa data awal maupun data setelah
dilakukan uji coba.
Maka
didapatlah angka-angka yaitu jumlah dari masing-masing indikator dan
dimasukkannya ke dalam tabel indikator keberhasilan untuk selanjutnya diadakan
penghitungan.
2.
Indikator kinerja
Sebagai tolok
ukur keberhasilan dalam menjalankan pembelajaran dengan perangkat LAS SAINTIFIK ini
adalah meningkatnya tingkat kedalaman berfikir
siswa dengan hasil test dari masing-masing siswa.
3.
Personalia
Nama : Anang Saepudin, MpdI (Ketua)
NIP. : 197209102007011019
Alamat : Tasikmalaya
Lulusan : S1 PAI
Nama : Drs.H. Dadang
Suparhan (Anggota)
Alamat : Tasikmalaya
Lulusan : S1 PAI
4.
Waktu Penelitian : Selama 3 bulan ( 1 Agustus 2014 s.d. 30
Oktober 2014)
5.
Jadwal Penelitian
Tidak ada penjadwalan khusus
dalam penelitian ini, yaitu dilakukan mengikuti jadwal pembelajaran di sekolah.
No
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE……..
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
|
Perencanaan
|
||||||||||||
2
|
Proses pembelajaran
|
||||||||||||
3
|
Evaluasi
|
||||||||||||
4
|
Pengumpulan Data
|
||||||||||||
5
|
Analisis Data
|
||||||||||||
6
|
Penyusunan Hasil
|
||||||||||||
7
|
Pelaporan Hasil
|
NO.
|
ALAT/BAHAN
|
JML
|
HARGA
|
JUMLAH HARGA
|
1
|
Kertas
|
1
|
30.000,-
|
30.000,-
|
2
|
Ples Disk
|
1
|
45.000,-
|
45.000,-
|
3
|
Katrid
|
1
|
110.000,-
|
110.000,-
|
4
|
Tinta
|
1
|
40.000,-
|
40.000,-
|
5
|
Kertas Jilid
|
1
|
25.000,-
|
25.000,-
|
6
|
Cutter
|
1
|
3.500,-
|
3.500,-
|
7
|
Mistar
|
1
|
2.500,-
|
2.500,-
|
8
|
Konsumsi
|
500.000,-
|
||
9
|
Transportasi
|
500.000,-
|
||
JUMLAH
|
1.256.000,-
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Proses penelitian telah selesai
dilakukan dengan seperangkat alat penilaian yang dilakukan oleh peneliti. Tahap
awal peneliti mengadakan tes awal awal (t0) dengan hasil jumlah nilai 2121, rata-rata
70,70.
Tabel 1
Hasil pembelajaran secara
Konvensional (t0)
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TEST
ULANGAN HARIAN
TAFAKUR
|
1.
|
Anton Saputra
|
72
|
2.
|
Agung Laksono
|
70
|
3.
|
Andri
|
72
|
4.
|
Candra
|
70
|
5.
|
Dadang Jatnika
|
70
|
6..
|
Haryono
|
70
|
7.
|
Handika
|
72
|
8
|
Indra
|
73
|
9
|
Hayat
|
70
|
10
|
Indriningsih
|
73
|
11
|
Ilham
|
71
|
12
|
Iin Marlin
|
71
|
13
|
Jumsih
|
71
|
14
|
Jakaria
|
70
|
15
|
Jarwanto
|
71
|
16
|
Kamaludin
|
71
|
17
|
Kansa
|
72
|
18
|
Komarudin
|
72
|
19
|
Kusnadi
|
70
|
20
|
Kuswanto
|
70
|
21
|
Maman
|
70
|
22
|
Manda
|
70
|
23
|
Maulana
|
70
|
24
|
Muhammad
|
70
|
2t5
|
Munir
|
70
|
26
|
Ningsih
|
70
|
27
|
Purwanto
|
70
|
28
|
Sandi
|
70
|
29
|
Gugi
|
70
|
30
|
Gerindera
|
70
|
JML
|
2121
|
|
RATA-RATA
|
70,70
|
Selanjutnya peneliti membagi
tahapan-tahapan penelitian dengan menggunakan 3 (tiga) siklus yang
masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
A.
Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk
mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu
yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), dan observasi.
2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan system saintifik dan menggunakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
Saintifik yang dirancang oleh guru itu sendiri.
Setelah proses pembelajaran
dilakukan, diawali dengan proses mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan, kemudian dilakukan test (ulangan) dan ini
disebut sebagai tes-1 (t-1)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di
dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat untuk seluruh siswa
satu kelas = 2258 rata-rata = 75,27 dengan table sbb :
Tabel 2
Daftar nilai siswa dengan menggunakan LAS SAINTIFIK
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA
WARIS
|
1.
|
Anton Saputra
|
77
|
2.
|
Agung Laksono
|
78
|
3.
|
Andri
|
73
|
4.
|
Candra
|
74
|
5.
|
Dadang Jatnika
|
76
|
6..
|
Haryono
|
75
|
7.
|
Handika
|
76
|
8
|
Indra
|
76
|
9
|
Hayat
|
73
|
10
|
Indriningsih
|
74
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Iin Marlin
|
74
|
13
|
Jumsih
|
75
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
76
|
16
|
Kamaludin
|
75
|
17
|
Kansa
|
75
|
18
|
Komarudin
|
74
|
19
|
Kusnadi
|
75
|
20
|
Kuswanto
|
70
|
21
|
Maman
|
74
|
22
|
Manda
|
73
|
23
|
Maulana
|
76
|
24
|
Muhammad
|
76
|
25
|
Munir
|
75
|
26
|
Ningsih
|
77
|
27
|
Purwanto
|
77
|
28
|
Sandi
|
79
|
29
|
Gugi
|
77
|
30
|
Gerindera
|
77
|
JML
|
2258
|
|
RATA-RATA
|
75,27
|
Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui adanya
peningkatan prestasi siswa.
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada
beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: hasil nilai walaupun ada peni ngkatan namun masih belum merata.
Adapun hal lain yang terjadi
adalah banyaknya siswa yang tidak mengikuti
jalannya pembelajaran atau diskusi sehingga mereka tidak bisa berfikir secara
maksimal mengenai materi yang ada pada LAS. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya
kesadaran dari siswa itu sendiri.
Untuk mengurangi masalah tersebut
pada siklus ke dua diberikan informasi bahwa seluruh hasil ativitas di LAS akan
dinilai.
Siklus 2
1) Perencanaan
Pada siklus ke dua ini di informasikan
bahwa setiap tugas yang ada pada LAS akan dinilai seluruhnya sehingga
dibarapkan adanya peningkatan perilaku pembelajaran melalui proses berfikir
lebih mendalam.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus
pertama, maka pada siklus ke dua ini diinformasikan bahwa setiap aktivitas di
LAS akan dinilai seluruhnya.
Setelah selesai pembelajaran, kemudian
diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-2 (t-2)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang
didapatkan adalah 2269 rata-rata 75,63 dengan table sbb :
Daftar nilai siswa dengan menggunakan LAS dan di
Informasikan
adanya penilaian pada setiap lembar tugas LAS.
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA
WARIS
|
1.
|
Anton Saputra
|
78
|
2.
|
Agung Laksono
|
76
|
3.
|
Andri
|
74
|
4.
|
Candra
|
75
|
5.
|
Dadang Jatnika
|
77
|
6..
|
Haryono
|
76
|
7.
|
Handika
|
77
|
8
|
Indra
|
77
|
9
|
Hayat
|
73
|
10
|
Indriningsih
|
75
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Iin Marlin
|
75
|
13
|
Jumsih
|
75
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
76
|
16
|
Kamaludin
|
75
|
17
|
Kansa
|
75
|
18
|
Komarudin
|
75
|
19
|
Kusnadi
|
75
|
20
|
Kuswanto
|
70
|
21
|
Maman
|
75
|
22
|
Manda
|
75
|
23
|
Maulana
|
76
|
24
|
Muhammad
|
76
|
2t5
|
Munir
|
75
|
26
|
Ningsih
|
77
|
27
|
Purwanto
|
77
|
28
|
Sandi
|
79
|
29
|
Gugi
|
77
|
30
|
Gerindera
|
77
|
JML
|
2269
|
|
RATA-RATA
|
75,63
|
Dengan demikian pada siklus kedua dapat diketahui prestasi
siswa meningkat menjadi 75,63..
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada
beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: peningkatan nilai masih belum memuaskan seluruhnya.
Adapun hal lain yang terjadi
adalah banyaknya siswa yang setengah
hati dalam mengikuti jalannya presentasi di kelas.. Hal ini dimungkinkan
karena kurangnya kontrol dari guru untuk melaksanakan tugas
tersebut selain daripada hasilnya yang dikumpulkan.
Untuk mengurangi masalah tersebut
pada siklus ketiga diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya
presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan.
Siklus 3
1) Perencanaan
Pada siklus ke tiga ini di diberikan
informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan
diberi nilai tambahan
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus
kedua, maka pada siklus ke tiga ini diberikan informasi bahwa siswa yang
mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan, maka setelah
proses pembelajaran dan presentasi dilakukan, kemudian diadakan test
berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-3 (t-3)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang
didapat adalah 22298 rata-rata 76,60 dengan table sbb :
Tabel 4
Daftar Nilai dengan di informasikan adanya penilaian pada
waktu presentasi
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA
WARIS
|
|
1.
|
Anton Saputra
|
79
|
|
2.
|
Agung Laksono
|
78
|
|
3.
|
Andri
|
75
|
|
4.
|
Candra
|
75
|
|
5.
|
Dadang Jatnika
|
77
|
|
6..
|
Haryono
|
76
|
|
7.
|
Handika
|
77
|
|
8
|
Indra
|
77
|
|
9
|
Hayat
|
73
|
|
10
|
Indriningsih
|
75
|
|
11
|
Ilham
|
75
|
|
12
|
Iin Marlin
|
75
|
|
13
|
Jumsih
|
75
|
|
14
|
Jakaria
|
76
|
|
15
|
Jarwanto
|
76
|
|
16
|
Kamaludin
|
75
|
|
17
|
Kansa
|
75
|
|
18
|
Komarudin
|
78
|
|
19
|
Kusnadi
|
78
|
|
20
|
Kuswanto
|
75
|
|
21
|
Maman
|
77
|
|
22
|
Manda
|
77
|
|
23
|
Maulana
|
78
|
|
24
|
Muhammad
|
78
|
|
25
|
Munir
|
76
|
|
26
|
Ningsih
|
78
|
|
27
|
Purwanto
|
78
|
|
28
|
Sandi
|
80
|
|
29
|
Gugi
|
78
|
|
30
|
Gerindera
|
78
|
|
JML
|
2298
|
||
RATA-RATA
|
76,60
|
||
Dengan demikian pada siklus ketiga dapat diketahui prestasi
nilai siswa meningkat menjadi rata-rata 76,60.
4) Refleksi
Dari hasil observasi selama siklus tiga berlangsung,
didapatkan kondisi berikut ini: setelah tugas tambahan presentasi dilakukan,
maka siswa lebih meningkat prestasinya, yakni peningkatannya sudah menyeluruh
tidak sebagian siswa saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum dijalankannya perangkat Lembar
Aktivitas Siswa (LAS) tingkat kedalaman berfikir siswa sangat rendah dibuktikan
dengan nilai yang didapatkan sangat kecil.
Setelah diadakan pembelajaran
dengan menggunakan LAS ini, maka prestasi siswa meningkat dan lebih baik
nilainya setelah diinformasikan akan adanya penilaian pada etiap lembar LAS. Bahkan
prestasi mereka signifikan bertambah ketika diinformasikan adanya penilaian
khusus ketika pfresentasi di gelar.
Jadi pada akhirnya bahwa
pembelajaran dengan menggunakan perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) lebih baik daripada pembelajaran konvensional
biasa.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang
didapat, maka peneliti memberikan saran kepada pihak sekolah agar lebih
memperhatikan perangkat pembelajaran sebagai inventaris pembelajaran di sekolah
ini.
Demikian mudah-mudahan pembelajaran
lebih maju dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi,
Hainur Rasid.1996. Telaah Kurikulum SMU (Model Pembelajaran Konsep dengan
LKS) Surabaya:University Press.
Departemen
Pendidikan Nasional .2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah
Menengah Atas. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan menengah
umum.
___2012,
pengertian lks, FROM : http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/,
dikses tanggal
DAFTAR HADIR
SEMINAR PTK
PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS
SISWA (LAS) SAINTIFIK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDALAMAN
BERFIKIR DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
PADA PEMBELAJARAN TAFAKUR
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA
NO.
|
NAMA
|
TANDA TANGAN
|
PTK
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )
PENGGUNAAN BUKU MULTI
SUMBER
UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENGANALISA
DATA
PADA PEMBELAJARAN IJTIHAD
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA
DISUSUN OLEH :
ANANG SAEPUDIN, MPdI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MJPS 1
KELOMPOK TEKNOLOGI
DAN INDUSTRI
JALAN CIGEUREUNG
NO.19 TLP.335633
TASIKMALAYA
ABSTRAKSI
Kemampuan
menganalisa bagi siswa yang
meningkat dalam suatu proses pembelajaran adalah merupakan hal yang sangat
diharapkan, karena tolok ukur
berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran saintifik adalah adanya kemampuan menganalisa
data yang cukup baik dan memenuhi
standar. Walaupun dilain pihak indikator keberhasilan tersebut tidak selamanya
harus seperti itu karena banyak faktor yang mendukung tingkat keberhasilan
tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah kemampuan menganalisa siswa dalam
pembelajaran IJTIHAD di SMK MJPS 1 kurang memuaskan dan memungkinkan disebabkan
oleh banyak faktor juga.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian
agar dapat dilihat penyebab utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat
diberikan solusi yang terbaik demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di SMK-MJPS 1
Tasikmalaya, yaitu siswa kelas XI-TKR1 dengan jumlah 30 orang dengan dikelompokan menjadi 5 kelompok.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IJTIHAD dan bagaimana cara memperbaikinya
sehingga didapatkan siswa yang mempunyai prestasi meningkat.
Dari hasil
penelitian yang dilakukan ternyata dengan menggunakan buku multi sumber dapat meningkatkan kemampuan
menganlisa bagi siswa dalam bentuk
nilai hasil test, terbukti dengan nilai setiap siklus meningkat.
Aplikasi
penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun oleh
teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu rendahnya hasil pembelajaran pendidikan agama
islam.
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta kepada seluruh umatnya yang mentaati
ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah peneliti
telah melaksanakan penelitian tindakan kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal
ini dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di SMK-MJPS
1 Tasikmalaya, karena tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan
ada usaha-usaha yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh
karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal-hal yang perlu
dilakukan.
Dengan
selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1)
Kepala Sekolah, Drs.H.Imat Ruhimat, yang telah melakukan
dorongan moril kepada peneliti untuk dilaksanakannya penelitian ini.
2)
Bidang Kurikulum, Drs. Siradjudin yang
telah memberikan informasi tentang kurikulum untuk keberhasilan penelitian ini.
3)
Juga kepada seluruh guru dan tata
usaha yang sama-sama telah membantu demi terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya
penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat dinantikan oleh peneliti.
Demikian
semoga kedepan dapat lebih maju dan berhasil.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang Masalah
A. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Hasil Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pikir
BAB III PELAKSANAAN
PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Indikator keberhasilan
Table Indikator keberhasilan
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Kita menyadari betapa pentingnya pendidikan agama di sekolah untuk
diterapkan, sehubungan dengan pembentukan karakter siswa yang islami.
Pada kenyataannya bahwa
pendidikan agama menempati kedudukan yang sangat penting, tetap saja mengalami
hambatan-hambatan dan kegagalan-kegagalan yang ditunjukkan dengan rendahnya
prestasi siswa dalam pembelajaran IJTIHAD pada khususnya.
Rendahnya tingkat prestasi
siswa dalam pembelajaran IJTIHAD merupakan hal yang sering ditemukan dan merupakan salah satu bukti bahwa
pembelajaran ilmu ini kurang
terserap dengan baik. Hal ini terjadi diakibatkan beberapa faktor penghambat
baik dari diri siswa itu sendiri, guru, maupun faktor lingkungan atau media
yang ada hubungannya dengan pembelajaran Ilmu waris.
Menyadari bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka
perlu mengadakan penelitian dimana letak faktor penghambat itu berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah mengadakan gerakan baru baik
penambahan media pembelajaran
atau hal lainya yang dapat membantu
meningkatkan prestasi pembelajaran IJTIHAD, misalnya dengan mencoba
menggunakan buku multi sumber. Dengan menggunakan buku ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang
siswa untuk lebih mendalami materi
dan meningkatkan prestasi pembelajaran, karena buku multi sumber ini merupakan buku yang sangat
bermanfaat dalam upaya menambah hasanah keilmuan, kedewasaan berfikir, maupun
menambah ketajaman analisa data bagi para siswa, sehingga pada akhirnya
kualitas pembelajaran ilmu IJTIHAD ini akan meningkat.
- RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Idealnya para siswa memiliki
prestasi yang baik dalam pembelajaran IJTIHAD, seiring dengan banyaknya pendidikan keagamaan yang sudah didapatkan
dirumah atau dilingkungan mereka sendiri, akan tetapi tidak demikian adanya,
bahkan prestasi pendidikan IJTIHAD cukup mengkhawatirkan, dan ini merupakan permasalahan yang akan dicari
penyelesaiannya melalui penelitian tindakan kelas ini. Adapun Permasalahan
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana keadaan prestasi siswa dalam
pembelajaran IJTIHAD?
2. Apakah prestasi siswa lebih baik jika digunakan buku multi sumber ?
3. Apa ada perbedaan antara antara prestasi
siswa yang menggunakan buku multi sumber dibanding siswa yang menggunakan buku
mono sumber?
2. Pemecahan Masalah
Masalah ini memerlukan penanganan yang serius dan mendesak diantaranya
adalah dengan mengadakan penambahan sumber
pembelajaran yaitu dengan
menggunakan buku multi sumber dimana
ketika pembelajaran dimulai siswa dapat mengeksplorasi data dari satu buku
berbagai sumber.
Disamping itu kontrol guru yang melekat sangat diperlukan yaitu dengan
mengadakan pemeriksaan terhadap
tugas yang diberikan kepada siswa termasuk tugas presentasi.
Dengan digunakannya buku
multi sumber ini akan timbul harapan
baru dimana pembelajaran yang dilakukan di kelas akan lebih kaya materi
dari satu buku. Disamping itu adanya
setengah paksaan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil analisa data setelah adanya tugas presentasi, yang pada akhirnya lebih adanya
kecenderungan siswa memahami secara mendalam tentang materi pembelajaran itu.
- TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan cara
atau media dan sumber dalam pembelajaran yang dapat merangsang
siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IJTIHAD.
Tujuan lain untuk mendapatkan cara-cara lain yang dapat menunjang keberhasilan
jika dipadukan dengan media dan
metode pembelajaran yang
disajikan.
- MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah agar bertambahnya
ilmu pengetahuan ataupun wawasan-wawasan yang dapat mendorong tercapainya
keberhasilan pembelajaran yaitu tercapainya
prestasi pembelajaran yang tinggi.
Disamping itu dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan
dan dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
Mudah-mudahan proses pembelajaran di sekolah dapat berhasil dan lebih
maju baik tingkat keilmuannya maupun mentalnya.
- HIPOTESIS TINDAKAN
Pada umumnya prestasi siswa
dalam pembelajaran IJTIHAD kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh
beberapa factor, yaitu kemungkinan kurang tepatnya penggunaan buku sumber
pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan
prestasi siswa dalam pembelajara IJTIHAD memerlukan usaha-usaha
serius yag diantaranya adalah dengan menggunakan buku multi sumber.
Berdasarkan uraian di atas
maka diajukan hipotesis tindakan yaitu :
“Buku
Muti Sumber dalam upaya Meningkatkan
Kemampuan
menganalisa data pada Pembelajaran IJTIHAD di SMK MJPS 1
Tasikmalaya”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Sumber
Belajar (Buku Sumber)
ILMU pengetahuan merupakan buah dari proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran terdapat aktivitas psikis, di antaranya membaca. Membaca
adalah jendela dunia. Membaca dapat membuka cakrawala berpikir seseorang.
Membiasakan kebenaran ternyata jauh lebih berat daripada membenarkan kebiasaan.
Kebiasaan membaca perlu dibudayakan
Hampir sebagian besar manusia tidak menyangkal bahwa kebiasaan
membaca adalah baik dan positif. Namun, tidak semua orang dapat menanamkan
kegemaran membaca.
Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya. Semboyan atau
pepatah sederhana ini memiliki makna yang sangat luas.
Mengapa dunia pendidikan di negeri ini terpuruk? Salah satu
alasannya adalah kegemaran membaca masyarakat Indonesia yang tergolong masih
rendah jika dibandingkan dengan negara lain.
Kualitas sumber daya manusia akan meningkat secara signifikan tatkala
manusia dapat menumbuhkan kegemaran membaca. Seseorang tidak akan bisa menulis
manakala tidak bisa membaca. Wajarlah seandainya di tingkat pendidikan sekolah
dasar, yang pertama ditekankan adalah membaca, baru menulis, dan kemudian
berhitung.
Guru sebagai salah satu sumber daya pendidikan mempunyai tanggung
jawab dalam menumbuhkan kegemaran membaca melalui peserta didiknya.
Siswa usia sekolah dasar yang dalam perkembangan kognitifnya
berada pada fase operasional konkret, tampaknya perlu contoh konkret pula dari
gurunya dalam hal membaca. Siswa lambat laun akan menirukan apa yang
dilihatnya, bila semua guru saat istirahat membaca buku. Setidaknya hal ini
akan memberikan pengaruh positif bagi para siswanya. Sebaliknya, bila siswa
sering melihat gurunya dalam waktu istirahat mengobrol ke sana ke mari, murid
pun secara tidak langsung menirukannya. Bukankah ada pepatah, Guru kencing
berdiri, murid kencing berlari?
Block grant buku perpustakaan merupakan salah satu alternatif
solusi yang dapat menambah minat baca siswa.
Ironisnya, di sekolah dasar masih belum semuanya memiliki
perpustakaan sekolah. Kalaupun ada, keberadaannya kurang dioptimalkan.
Perpustakaan sekolah merupakan aset sumber pengetahuan siswa dan guru di
sekolah tersebut. Buku adalah gudang ilmu. Banyak buku berarti gudang ilmunya
pun banyak. Bila semua gudang dapat dibuka dengan memaca maka yang dapat
membuka akan kaya ilmu pengetahuan dan pengalaman. Hal ini relevan dengan
pepatah experience is the best teacher.
Pengalaman yang diperoleh seseorang memiliki makna besar bagi
orang tersebut. Dengan pengalaman, seseorang yang pernah terperosok dalam satu
lubang yang menyakitkan, minimal tidak akan terperosok dalam lubang yang sama.
Akan tetapi, dalam hal ini tidak berlaku bagi orang yang dalam tanda kutip
kurang menggunakan rasio dalam bertutur dan bertindak.
Revitalisasi peran dan fungsi perpustakaan sekolah merupakan
langkah awal untuk menumbuhkan minat baca di kalangan siswa, ditunjang dengan
pengelolaan yang baik serta bimbingan guru terhadap pentingnya perpustakaan
sebagai sumber belajar dan sumber informasi.
Pengelola perpustakaan harus pandai memilih dan memilah buku yang
relevan dengan tuntutan kebutuhan para siswanya, juga perlu memperhatikan
keaktualannya. Selain buku pengetahuan, perpustakaan sekolah perlu juga
memiliki buku cerita, hiburan berupa cerita fiksi sebagai santapan sambil
istirahat.
Membaca buku di perpustakaan sangat rendah tingkat kesulitannya
dan tidak membutuhkan fasilitas prasyarat bagi penggunanya. Pada gilirannya,
semua siswa sekolah dapat mendukung pemerintah dalam program Internet Goes to
School yang tentunya perlu diawali oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
sehingga mereka menjadi jembatan penghubung aplikasi teknologi tersebut.
Mengapa kita tidak mau mencoba untuk membangkitkan kegemaran
membaca? Orang yang banyak membaca pasti banyak pengetahuannya. Orang yang
banyak pengetahuannya adalah orang yang berilmu. Orang yang berilmu adalah
orang yang ulet dan tidak mudah putus asa. Orang yang ulet adalah orang yang penuh
harapan dan optimisme. Orang yang optimistis adalah orang yang sukses.
b) Kemampuan
menganalisa data
Kemampuan
menganalisis dapat
diartikan sebagai kemampuan individu untuk menentukan bagian-bagian dari suatu
masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut, melihat
penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang
menyokong suatu pernyataan.
Kemampuan menganalisis merupakan salah satu kemampuan kognitif tingkat
tinggi yang penting untuk dikuasai siswa dalam pembelajaran. Secara
rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
1.
Menganalisis unsur:
· Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara
eksplisit pada suatu pernyataan
· Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.
· Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan
pernyataan normatif.
· Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan
mekanisme perilaku antara individu dan kelompok.
· Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang mendukungnya.
2. Menganalisis hubungan:
· Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi
antar ide dengan ide.
· Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan
suatu pernyataan.
· Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial
yang mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang
mendukungnya.
· Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan
informasi atau asumsi yang ada.
· Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan
dan argumen guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak.
· Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam
suatu argumen.
· Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur
yang penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan historis.
3. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi:
· Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat
· Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam
rangka memahami maknanya.
· Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya
tulis, sudut pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh
dalam karyanya.
· Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun
suatu materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda.
c) Ijtihad
Dalam bahasa yang
sederhana, taqlid adalah sebuah masa atau tindakan di mana ijtihad dilarang
untuk dilakukan. Dan pada masa ini lebih memberikan aspek legal-formal pada
ulama-ulama yang telah memberikan produk hukumnya masing-masing. Sehingga pada
periode ini, Islam lebih terpetak-petak dalam madzab-madzab tertentu yang menjadi
panutan.
Periode taqlid ini bermulai sekitar pertengahan abad 4 H atau abad 10 M. Pada masa ini pula terdapat
beberapa faktor, yaitu faktor politik, intelektual, moral, dan
sosial yang mempengaruhi kebangkitan umat islam dan menghalangi aktivitas mereka
dalam pembentukan hukum atau perundang-undangan hingga terjadinya kemandekan.
Gerakan ijtihad dan upaya perumusan undang-undang sudah berhenti. Semangat
kebebasan dan kemerdekaan berpikir para ulama sudah mati. Mereka tidak lagi
menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai sumber utama, akan tetapi justru mereka
sudah merasa puas dengan cara bertaqlid. Semua pengaruh yang mendatang itu
menolak kemerdekaan berpikir dan menyeretnya kepada taqlid, menjadi pengikut
Abu Hanifah, pengikut Malik, pengikut asy syafi’i atau pengikut Ahmad saja.
Mereka membatasi diri dalam batas-batas lingkungan madzhab-madzhab itu.
Kesungguhan mereka ditujuan untuk memahami lafad-lafad dan perkataan imam-imam
saja, bukan lagi untuk mmahami nash-nash itu sendiri. Oleh karenanya berhentillah
masa tasyri’ dan bekulah masa pembinaan hukum, padahal masa selalu terus
berputar, setiap detik baru terjadi transisi, setiap transisi membawa peristiwa
yang menimbulkan masalah baru yang membutuhkan hukum.
5. Ittiba’
Menurut ulama ushul,
ittiba’ adalah mengikuti atau menuruti semua yang diperintahkan, yang dilarang,
dan dibenarkan Rasulullah SAW. Dengan kata lain ialah melaksanakan
ajaran-ajaran agama Islam sesuai dengan yang dikerjakan Nabi Muhammad SAW.
Definisi lainnya, ittiba’ ialah menerima pendapat seseorang sedangkan yang
menerima itu mengetahui dari mana atau asal pendapat itu. Ittiba’ ditetapkan
berdasarkan hujjah atau nash. Ittiba’ adalah lawan taqlid.
Ulama berbeda pendapat, ada
yang membolehkan ada yang tidak membolehkan. Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan
bahwa ittiba’ itu hanya dibolehkan kepada Allah, Rasul, dan para sahabat saja,
tidak boleh kepada yang lain. Pendapat yang lain membolehkan berittiba’ kepada
para ulama yang dapat dikatagorikan sebagai ulama waratsatul anbiyaa (ulama
pewaris para Nabi).
6. Talfiq
Menurut istilah, talfiq
ialah mengambil atau mengikuti hukum dari suatu peristiwa atau kejadian dengan
mengambilnya dari berbagai macam madzhab. Contoh nikah tanpa wali dan saksi
adalah sah asal ada iklan atau pengumuman. Menurut madzhab Hanafi, sah nikah
tanpa wali, sedangkan menurut madzhab Maliki, sah akad nikah tanpa saksi.
Pada dasarnya talfiq
dibolehkan dalam agama, selama tujuan melaksanakan talfiq itu semata-mata untuk
melaksanakan pendapat yang paling benar setelah meneliti dasar hukum dari
pendapat itu dan mengambil yang lebih kuat dasar hukumnya. Ada talfiq yang
tujuannya untuk mencari yang ringan-ringan saja, yaitu mengikuti pendapat yang
paling mudah dikerjakan sekalipun dasar hukumnya lemah. Talfiq semacam ini yang
dicela para ulama. Jadi talfiq itu hakekatnya pada niat.
C)
Temuan
a.
Manfaat
Manfaat yang akan diraih adalah adanya peningkatan kemampuan menganalisa data bagi siswa yang bisa ditunjukan dengan hasil test yang
tinggi. Dengan dimilikinya buku multi sumber pembelajaran siswa akan merasa lebih tenang dalam memperdalam dan
memahami pengetahuan, karena tidak ada rasa takut materi yang diperlukan tidak
ada sebagai bahan analisa dengan berbagaisumber.
b.
Kendala
Masih banyak siswa yang masih
belum sadar untuk membaca dan mencari data dari buku.
Kendala lain yang didapati
adalah masih adanya siswa yang leha-leha dan merasa cukup dengan hanya memiliki
bahan ajar berupa buku mono sumber, padahal ini tidak akan cukup jika
dimaksudkan untuk menggali dan menganalisa data yang memerlukan adanya
hubungan-hungan antar sumber yang satu dengan yang lainnya.
c.
Alternatif pemecahan
Sebagai alternatif agar
penggunaan buku multi sumber ini maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal juga dari guru yang
bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada pemanfaatan buku tersebut, misalnya dengan memberikan
tugas kepada siswa untuk merangkum apa yang ada dalam buku tersebut.
Insya Allah dengan
memaksimalkan penggunaan media tersebut hasil pembelajaranpun akan meningkat
dan prestasi siswa akan meningkat.
BAB III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, Jl. Cigeureung No.19 Tasikmalaya.
B. Subjek Penelitian
Sebagai alternatif agar
penggunaan buku multi sumber ini maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal juga dari guru yang
bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada pemanfaatan buku tersebut, misalnya dengan memberikan
tugas kepada siswa untuk merangkum apa yang ada dalam buku tersebut.
Insya Allah dengan
memaksimalkan penggunaan media tersebut hasil pembelajaranpun akan meningkat
dan prestasi siswa akan meningkat.
C. Setting Penelitian
1) Menentukan variable penelitian
Variabel yang menjadi pokok utama dalam PTK ini adalah peningkatan kemampuan
menganalisa data pada pembelajaran IJTIHAD.
Disamping itu ada beberapa variable yang
diajukan yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru,
siswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses
KMB: Interaksi belajar, gaya guru
mengajar, implementasi berbagai metode perbaikan dsb. 3) Out put : Hasil belajar siswa berupa peningkatan prestasi dalam
bentuk penilaian.
2) Pelaksanaan Penelitian
a. Prosedur Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih,
yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997), yaitu berbentuk spiral
dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari
tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
b. Implementasi Tindakan
Agar pelaksanaan presentasi berhasil maka disusun scenario pelaksanaan
pembelajaran, mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan sampai kepada pembuatan pelaporannya.
Tahap awal dilakukan proses
pembelajaran dan dilakukan perekaman dengan software camtasia oleh guru.
Setelah selesai
pembelajaran hasil rekaman dibagikan kepada seluruh siswa untuk diputar ulang
dirumah masing-masing dalam rangka mengerjakan tugas dari guru untuk meresume
hasil pembelajaran dan presentasi hasil resume.
Selanjutnya
pada waktu yang lain dilakukan test prestasi dengan cara diberikan soal
ulangan.
3)
Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi atau penilaian
dari hasil test.
Observasi dilakukan dalam
rangka memperoleh data
tentang adanya perubahan situasi pembelajaran.
Sedangkan test pembelajaran
dilakukan untuk memperoleh data dan mengukur tingkat keberhasilan prestasi
sswa.
1.
Indikator kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan pembelajaran dengan buku multi sumbert ini adalah meningkatnya prosentase hasil test dari
masing-masing siswa.
2.
Personalia
Nama :
Anang Saepudin, MPdI (Ketua)
NIP. : 197209102007011019
Alamat :
Tasikmalaya
Lulusan :
S1 PAI
Nama :
Drs.H. Dadang Suparhan (Anggota)
NIP. : 197209102007011019
Alamat :
Tasikmalaya
Lulusan :
S1 PAI
3.
Waktu Penelitian : Selama 2 bulan ( Oktober 2013 s.d. November
2013 )
4.
Jadwal Penelitian
Tidak ada
penjadwalan khusus dalam penelitian ini, yaitu dilakukan mengikuti jadwal
pembelajaran di sekolah.
No
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE……..
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
|
Perencanaan
|
||||||||||||
2
|
Proses
pembelajaran
|
||||||||||||
3
|
Evaluasi
|
||||||||||||
4
|
Pengumpulan
Data
|
||||||||||||
5
|
Analisis
Data
|
||||||||||||
6
|
Penyusunan
Hasil
|
||||||||||||
7
|
Pelaporan
Hasil
|
5.
BBiaya penelitian ditanggung oleh
lembaga pendidikan tempat mengadakan penelitian yaitu SMK-MJPS 1 Tasikmalaya.
NO.
|
ALAT/BAHAN
|
JML
|
HARGA
|
JUMLAH HARGA
|
1
|
Kertas
|
1
|
30.000,-
|
30.000,-
|
2
|
Ples Disk
|
1
|
45.000,-
|
45.000,-
|
3
|
Katrid
|
1
|
110.000,-
|
110.000,-
|
4
|
Tinta
|
1
|
40.000,-
|
40.000,-
|
5
|
Kertas Jilid
|
1
|
25.000,-
|
25.000,-
|
6
|
Cutter
|
1
|
3.500,-
|
3.500,-
|
7
|
Mistar
|
1
|
2.500,-
|
2.500,-
|
8
|
Konsumsi
|
500.000,-
|
||
9
|
Transportasi
|
750.000,-
|
||
JUMLAH
|
1.506.000,-
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses
penelitian telah selesai dilakukan dengan seperangkat alat penilaian yang
dilakukan oleh peneliti. Tahap awal peneliti mengadakan tes awal awal (t0)
dengan hasil jumlah nilai 2224, rata-rata 74,11
Tabel 1
Hasil pembelajaran secara
Konvensional (t0)
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
|
1.
|
Agus Salim
|
70
|
2.
|
Ahmad
|
75
|
3.
|
Andri
|
70
|
4.
|
Candra
|
70
|
5.
|
Dadang
|
70
|
6..
|
Giri
|
73
|
7.
|
Handika
|
77
|
8
|
Handika
|
75
|
9
|
Hayat
|
73
|
10
|
Helmi
|
74
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Indra
|
74
|
13
|
Irham
|
75
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
76
|
16
|
Kamaludin
|
75
|
17
|
Kansa
|
75
|
18
|
Komarudin
|
74
|
19
|
Kusnadi
|
75
|
20
|
Kuswanto
|
70
|
21
|
Maman
|
74
|
22
|
Manda
|
73
|
23
|
Maulana
|
76
|
24
|
Muhammad
|
76
|
2t5
|
Munir
|
75
|
26
|
Novi
|
76
|
27
|
Purwanto
|
75
|
28
|
Sandi
|
76
|
29
|
Sandra
|
76
|
30
|
Sulaiman
|
75
|
JML
|
2224
|
|
RATA-RATA
|
74,11
|
Selanjutnya
peneliti membagi tahapan-tahapan penelitian dengan menggunakan 3 (tiga) siklus yang
masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
A. Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk
mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu
yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), dan observasi.
2) Pelaksanaan
Proses
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan buku Multi sumber, setelah proses pembelajaran
dilakukan kemudian dilakukan test (ulangan) dan ini disebut sebagai tes-1 (t-1)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang
didapat untuk seluruh siswa satu kelas = 2260 rata-rata = 75,33 dengan table
sbb :
Tabel 2
Prestasi Siswa dengan Menggunakan Buku Multi Sumber
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
|
1.
|
Agus Salim
|
76
|
2.
|
Ahmad
|
72
|
3.
|
Andri
|
72
|
4.
|
Candra
|
74
|
5.
|
Dadang
|
72
|
6..
|
Giri
|
76
|
7.
|
Handika
|
77
|
8
|
Handika
|
76
|
9
|
Hayat
|
72
|
10
|
Helmi
|
75
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Indra
|
76
|
13
|
Irham
|
75
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
75
|
16
|
Kamaludin
|
78
|
17
|
Kansa
|
77
|
18
|
Komarudin
|
76
|
19
|
Kusnadi
|
74
|
20
|
Kuswanto
|
74
|
21
|
Maman
|
75
|
22
|
Manda
|
76
|
23
|
Maulana
|
77
|
24
|
Muhammad
|
77
|
25
|
Munir
|
77
|
26
|
Novi
|
77
|
27
|
Purwanto
|
76
|
28
|
Sandi
|
76
|
29
|
Sandra
|
76
|
30
|
Sulaiman
|
75
|
JML
|
2260
|
|
RATA-RATA
|
75,33
|
Dengan demikian dari siklus
pertama dapat diketahui adanya peningkatan prestasi siswa.
4) Refleksi
Dari hasil
pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: hasil nilai masih belum memuaskan.
Adapun hal
lain yang terjadi adalah banyaknya siswa
yang tidak ikut mencari data dari buku. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya
kesadaran dari siswa itu sendiri.
Untuk mengurangi
masalah tersebut pada siklus ke dua diberikan tambahan perangkat yaitu diberikan
informasi bahwa dalam pembelajaran akan di berikan nilai bagi siswa yang
mencari data dan menemukan data serta tercatat dalam LKS.
Siklus 2
1) Perencanaan
Pada siklus ke
dua ini di siapkan perangkat tambahan yaitu informasi bahwa dalam pembelajaran
akan di berikan nilai bagi siswa yang mencari data dan menemukan data serta
tercatat dalam LKS
2) Pelaksanaan
Berdasarkan
refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus ke dua ini ditambahkan perangkat
belajar yaitu informasi bahwa dalam
pembelajaran akan di berikan nilai bagi siswa yang mencari data dan menemukan
data serta tercatat dalam LKS Setelah selesai pembelajaran kemudian kemudian
diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-2 (t-2)
3) Pengamatan
Dari hasil
pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut :
jumlah nilai yang didapatkan adalah 2283 rata-rata 76,10 dengan table sbb :
Tabel 3
Prestasi Siswa dengan Menggunakan Buku Multi Sumber dan
Penilaian hasil pencarian
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
|
1.
|
Agus Salim
|
77
|
2.
|
Ahmad
|
75
|
3.
|
Andri
|
74
|
4.
|
Candra
|
75
|
5.
|
Dadang
|
75
|
6..
|
Giri
|
76
|
7.
|
Handika
|
78
|
8
|
Handika
|
76
|
9
|
Hayat
|
77
|
10
|
Helmi
|
76
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Indra
|
76
|
13
|
Irham
|
76
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
77
|
16
|
Kamaludin
|
78
|
17
|
Kansa
|
77
|
18
|
Komarudin
|
77
|
19
|
Kusnadi
|
75
|
20
|
Kuswanto
|
75
|
21
|
Maman
|
75
|
22
|
Manda
|
76
|
23
|
Maulana
|
77
|
24
|
Muhammad
|
77
|
2t5
|
Munir
|
77
|
26
|
Novi
|
77
|
27
|
Purwanto
|
76
|
28
|
Sandi
|
76
|
29
|
Sandra
|
76
|
30
|
Sulaiman
|
75
|
JML
|
2283
|
|
RATA-RATA
|
76,10
|
Dengan demikian pada siklus kedua
dapat diketahui prestasi siswa meningkat menjadi 76,10.
4) Refleksi
Dari hasil
pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: peningkatan nilai prestasi masih belum
memuaskan seluruhnya.
Adapun hal
lain yang terjadi adalah banyaknya siswa
yang setengah hati dalam mengerjakan tugas pencarian data. Hal ini
dimungkinkan karena kurangnya kontrol dari guru untuk melaksanakan tugas
tersebut selain daripada hasilnya yang dikumpulkan.
Untuk
mengurangi masalah tersebut pada siklus ketiga diberikan tugas tambahan yaitu adanya
nilai bagi siswa yang memberikan komentar terhadap hasil pencarian data.
Siklus 3
1) Perencanaan
Pada siklus ke
tiga ini di siapkan dijelaskan kepada para siswa bahwa adanya nilai bagi siswa
yang memberikan komentar terhadap hasil pencarian data.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan
refleksi pada siklus kedua, maka pada siklus ke tiga ini diinformasikan kepada
siswa adanya nilai bagi siswa yang memberikan komentar terhadap hasil pencarian
data..
Setelah
selesai pembelajaran, kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut
sebagai tes-3 (t-3)
3) Pengamatan
Dari hasil
pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut :
jumlah nilai yang didapat adalah 2341 rata-rata 78,03 dengan table sbb :
Tabel 4
Prestasi Siswa dengan
Menggunakan Buku Muti Sumber dan tugas memberi komentar pada setiap data yang
ditemukan.
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
|
|
1.
|
Agus Salim
|
78
|
|
2.
|
Ahmad
|
76
|
|
3.
|
Andri
|
76
|
|
4.
|
Candra
|
76
|
|
5.
|
Dadang
|
76
|
|
6..
|
Giri
|
77
|
|
7.
|
Handika
|
80
|
|
8
|
Handika
|
80
|
|
9
|
Hayat
|
80
|
|
10
|
Helmi
|
80
|
|
11
|
Ilham
|
77
|
|
12
|
Indra
|
79
|
|
13
|
Irham
|
80
|
|
14
|
Jakaria
|
78
|
|
15
|
Jarwanto
|
79
|
|
16
|
Kamaludin
|
80
|
|
17
|
Kansa
|
80
|
|
18
|
Komarudin
|
80
|
|
19
|
Kusnadi
|
77
|
|
20
|
Kuswanto
|
77
|
|
21
|
Maman
|
77
|
|
22
|
Manda
|
77
|
|
23
|
Maulana
|
78
|
|
24
|
Muhammad
|
78
|
|
25
|
Munir
|
78
|
|
26
|
Novi
|
78
|
|
27
|
Purwanto
|
77
|
|
28
|
Sandi
|
77
|
|
29
|
Sandra
|
77
|
|
30
|
Sulaiman
|
78
|
|
JML
|
2341
|
||
RATA-RATA
|
78,03
|
||
Dengan demikian pada siklus
ketiga dapat diketahui prestasi nilai siswa meningkat menjadi rata-rata 78,03.
4) Refleksi
Dari hasil observasi selama siklus tiga berlangsung,
didapatkan kondisi berikut ini: setelah tugas tambahan dilakukan, maka siswa
lebih meningkat prestasinya, yakni peningkatannya sudah menyeluruh tidak
sebagian siswa saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum
dijalankannya Buku Muti Sumber prestasi siswa sangat rendah dibuktikan dengan
nilai yang didapatkan sangat kecil.
Setelah
diadakan pembelajaran dengan menggunakan Buku Multi Sumber ini maka prestasi siswa meningkat dan lebih
baik nilainya setelah ditambah dengan tugas mencari data bagi setiap anggota
kelompok tersebut. Bahkan prestasi mereka signifikan bertambah ketika diberikan
tugas tambahan yaitu adanya penilaian bagi mereka yang mengomentari hasil
pencasrian data.
Jadi pada
akhirnya bahwa pembelajaran dengan menggunakan Buku Multi Sumber lebih baik
daripada pembelajaran konvensional biasa.
B. Saran
Berdasarkan
temuan-temuan yang didapat, maka peneliti memberikan saran kepada pihak sekolah
agar lebih memperhatikan Sumber pembelajaran sebagai inventaris pembelajaran di
sekolah ini.
Demikian
mudah-mudahan pembelajaran lebih maju dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Endro, 2011, BUKU SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN, From : https://edoendrikaputra.wordpress.com/2011/05/29/buku-sebagai-sumber-pengetahuan/
Akmad Sudrajat, 2011,
KEMAMPUAN MENGANALISA DATA, From : https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/05/08/kemampuan-menganalisis-dalam-pembelajaran/
Ali, Mukti, Ijtihad dalam Pandangan Muhammad
Abduh, Ahmad Dakhlan, dan Muhammad Iqbal, Jakarta: PT Bulan
Bintang, 1990
Basyir, Ahmad Azhar, dkk, Ijtihad dalam Sorotan,
Bandung: Penerbit Mizan, 1988
Lismanto dalam Pembaharuan Hukum Islam Berbasis
Tradisi: Upaya Meneguhkan Universalitas Islam dalam Bingkai Kearifan Lokal
Qardawi,Yusuf, Ijtihad dalam Syariat Islam, Jakarta: PT
Bulan Bintang, 1987
DAFTAR HADIR
SEMINAR PTK
PENGGUNAAN BUKU MULTI SUMBER
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENGANALISA DATA
PADA PEMBELAJARAN IJTIHAD
DI SMK MJPS 1
TASIKMALAYA
NO.
|
NAMA
|
TANDA
TANGAN
|
PTK
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )
MENGGUNAKAN VIDEO RECORD TEACHING MEDIA
DALAM UPAYA MENGATASI
KESULITAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU WARIS
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA
DISUSUN OLEH :
ANANG SAEPUDIN, SPdI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MJPS 1
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
JALAN CIGEUREUNG NO.19 TLP.335633
TASIKMALAYA
ABSTRAKSI
Prestasi siswa yang meningkat dalam suatu proses pembelajaran adalah
merupakan hal yang menjadi sorotan utama dipandangan masyarakat, karena tolok
ukur berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran adalah adanya prestasi
yang cukup baik dan memenuhi standar. Walaupun dilain pihak indikator
keberhasilan tersebut tidak selamanya harus seperti itu karena banyak faktor
yang mendukung tingkat keberhasilan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah
prestasi siswa dalam pembelajaran Ilmu Waris di SMK MJPS 1 kurang memuaskan dan
memungkinkan disebabkan oleh banyak faktor juga.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab
utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik
demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya,
yaitu siswa kelas XI-MP1 dengan jumlah 30 orang dengan
dikelompokan menjadi 5 kelompok.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran
siswa dalam pembelajaran Ilmu Waris dan bagaimana cara memperbaikinya sehingga didapatkan siswa yang mempunyai
prestasi meningkat.
Dari hasil penelitian yang
dilakukan ternyata dengan menggunakan media video record teaching dapat meningkatkan hasil prestasi siswa dalam
bentuk nilai hasil test, terbukti dengan nilai setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini
diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun oleh teman sejawat
apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu rendahnya hasil pembelajaran pendidikan agama islam.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah Swt, shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw serta kepada seluruh umatnya yang mentaati ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah peneliti telah
melaksanakan penelitian tindakan kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini
dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di
SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, karena tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka
tak akan ada usaha-usaha yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang
dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal-hal
yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini,
peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1) Kepala Sekolah, Drs.H.Imat Ruhimat, yang telah melakukan dorongan moril kepada peneliti
untuk dilaksanakannya penelitian ini.
2) Bidang Kurikulum, Drs. Siradjudin yang telah memberikan
informasi tentang kurikulum untuk keberhasilan penelitian ini.
3) Juga kepada seluruh guru dan tata usaha yang sama-sama telah
membantu demi terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya penulis
menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat dinantikan oleh peneliti.
Demikian semoga
kedepan dapat lebih maju dan berhasil.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang Masalah
A. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Hasil Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pikir
BAB III PELAKSANAAN
PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Indikator keberhasilan
Table Indikator keberhasilan
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan agama merupakan hal yang sangat
penting yang harus diselenggarakan di sekolah dan diikuti setiap siswa, karena
tanpa adanya pendidikan agama di sekolah dikhawatirkan siswa semakin melupakan
diri tentang keagamaan dan akhirnya pendidikan agama terabaikan, padahal dengan
pendidikan agama di sekolah setidaknya siswa akan memahami bagaimana sebenarnya
kehidupan yang dilandasi dengan nilai-nilai agama.
Walaupun demikian, seiring dengan
perkembangan kurikulum di sekolah dimana pendidikan agama menempati kedudukan
yang sangat penting, tetap saja mengalami hambatan-hambatan dan
kegagalan-kegagalan yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi siswa dalam
pembelajaran Ilmu waris
dan perhitungannya.
Rendahnya tingkat prestasi siswa dalam
pembelajaran warisan
merupakan hal yang sering ditemukan dan merupakan salah satu bukti bahwa
pembelajaran ilmu waris
kurang terserap dengan baik. Hal ini terjadi diakibatkan beberapa faktor
penghambat baik dari diri siswa itu sendiri, guru, maupun faktor lingkungan
atau media yang ada hubungannya dengan pembelajaran Ilmu waris.
Menyadari
bahwa factor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan
penelitian dimana letak faktor penghambat itu berada.
Hal utama
yang harus dilakukan adalah mengadakan penambahan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan prestasi
pembelajaran Ilmu waris, misalnya dengan mencoba menggunakan media video record teaching. Dengan
menggunakan media ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang
siswa untuk lebih mendalami materi
dan meningkatkan prestasi pembelajaran, karena media ini merupakan media record yang dapat di
putar ulang kapan saja oleh siswa, yang pada akhirnya siswa akan lebih memahami
isi pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi.
- RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Idealnya para siswa memiliki prestasi yang baik
dalam pembelajaran ilmu waris dan perhitungannya, seiring dengan banyaknya pendidikan keagamaan
yang sudah didapatkan dirumah atau dilingkungan mereka sendiri, akan tetapi
tidak demikian adanya, bahkan prestasi pendidikan ilmu waris dan
perhitungannya cukup mengkhawatirkan, dan ini merupakan
permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya melalui penelitian tindakan kelas
ini. Adapun Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana
keadaan prestasi siswa dalam
pembelajaran Ilmu waris?
2. Apakah prestasi siswa lebih baik
jika digunakan media video record
teaching ?
3.
Apa ada perbedaan antara antara prestasi siswa yang menggunakan media record teaching dibanding
siswa yang menggunakan media klasik.
2. Pemecahan Masalah
Masalah ini
memerlukan penanganan yang serius dan mendesak diantaranya adalah dengan
mengadakan penambahan media
pembelajaran yaitu dengan menggunakan media video record teaching dimana pada waktu pembelajaran dilakukan
seluruh proses pembelajaran direkam dengan tanpa merekam guru atau siswanya,
dan setelah selesai pembelajaran siswa ditugaskan untuk memutar kembali dan
mempelajari rekaman tersebut di rumah masing-masing disertai dengan pemberian
tugas resume dari video reord teaching tersebut.
Disamping itu
kontrol guru yang melekat sangat diperlukan yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap tugas resume yang
diberikan kepada siswa.
Dengan digunakannya media video record teaching
ini akan timbul harapan baru dimana pembelajaran yang dilakukan di kelas yang
tidak terserap dapat diputar ulang di rumah sehingga tidak ada kekhawatiran
tertinggalnya pembelajaran. Disamping itu adanya setengah paksaan kepada siswa
untuk memutar ulang video tersebut setelah adanya tugas membuat resume dari
media video record teaching tersebut, yang pada akhirnya lebih adanya
kecenderungan siswa memahami secara mendalam tentang materi pembelajaran itu.
- TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan media pembelajaran yang dapat merangsang
siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi pembelajaran
Ilmu waris dan perhitungannya.
Tujuan lain
untuk mendapatkan cara-cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika
dipadukan dengan media dan metode pembelajaran yang disajikan.
- MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah agar bertambahnya ilmu pengetahuan
ataupun wawasan-wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan
pembelajaran yaitu tercapainya
prestasi pembelajaran yang tinggi.
Disamping itu
dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam
keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
Mudah-mudahan
proses pembelajaran di sekolah dapat berhasil dan lebih maju baik tingkat
keilmuannya maupun mentalnya.
- HIPOTESIS TINDAKAN
Pada umumnya prestasi siswa dalam pembelajaran Ilmu
Waris kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa
factor, yaitu kemungkinan kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan prestasi siswa dalam
pembelajara Ilmu Waris
memerlukan usaha-usaha serius
yag diantaranya adalah dengan
menggunakan media video record teaching.
Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis
tindakan yaitu :
“Video Record Teaching Media dalam upaya
Meningkatkan Prestasi Siswa pada
Pembelajaran Ilmu
Waris di SMK MJPS 1 Tasikmalaya”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A) Media
Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin
merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara”
atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima
pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm
(1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977)
berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan,
National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi
terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya
berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat
bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual
dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu
audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer
dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1)
Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap
peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan
kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan
sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta
didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah
yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur,
model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual
dan audial.
2)
Media pembelajaran dapat melampaui
batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di
dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan,
karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang
bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang
terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung
berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua
obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3)
Media pembelajaran memungkinkan adanya
interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4)
Media menghasilkan keseragaman
pengamatan
5)
Media dapat menanamkan konsep dasar
yang benar, konkrit, dan realistis.
6)
Media membangkitkan keinginan dan
minat baru.
7)
Media membangkitkan motivasi dan
merangsang anak untuk belajar.
8)
Media memberikan pengalaman yang
integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster,
kartun, komik
Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa,
dan sejenisnya
Projected still media : slide; over head projektor (OHP),
in focus dan sejenisnya.
Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD,
VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik
yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion
media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang
disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya
bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang
bersifat interaktif.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa
media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat
menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika
tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media
cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik
(gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping
itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer),
seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu
teknis.
B) Video Record Teaching
Dalam penelitian ini digunakan istilah video record
teaching yang mengandung makna sebuah software atau perangkat lunak yang dapat
menghasilkan suatu produk rekaman beserta video pembelajaran.
Video : merupakan visualitas dari hasil rekama selama
pembelajaran dengan mengutamakan rekaman pada materi dan buka rekaman pada guru
atau siswa.
Record : merupakan audio yang dihasilkan dari rekaman
selama pembelajaran berlangsung.
Teaching : adalah proses pembelajaran yang dilakukan
bersama siswa dan guru.
C) Temuan
a.
Manfaat
Manfaat yang
akan diraih adalah adanya peningkatan
prestasi belajar siswa yang bisa
ditunjukan dengan hasil test yang tinggi. Dengan dimilikinya rekaman video
pembelajaran siswa akan
merasa lebih tenang dalam memperdalam dan memahami pengetahuan, karena tidak
ada rasa takut materi yang diperlukan tidak ada. Ketika materi pembelajaran
belum dikuasai, maka siswa memutar kembali hasil rekaman tersebut kapan dan
dimana saja, dengan demikian akan lebih terpenuhi dari segi fasilitas.
b.
Kendala
Masih banyak siswa yang tidak mempunyai media komputer di rumahnya,
sehingga mereka harus mencari rental komputer untuk membuka video record
teaching tersebut.
Kendala lain yang didapati adalah masih adanya siswa yang leha-leha dan
merasa cukup dengan hanya memiliki bahan ajar berupa video padahal mereka tidak
pernah membukanya.
c.
Alternatif pemecahan
Sebagai alternatif agar penggunaan media Video
Record Teaching maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal juga dari guru
yang bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada pemanfaatan media
tersebut, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum apa
yang ada dalam media video record teaching tersebut.
Insya Allah dengan memaksimalkan penggunaan media
tersebut hasil pembelajaranpun akan meningkat dan prestasi siswa akan meningkat.
BAB III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di SMK-MJPS 1
Tasikmalaya, Jl. Cigeureung No.19 Tasikmalaya.
B. Subjek
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada kelas XI-MP1
dengan jumlah murid secara keseluruhan 30 orang.
Penelitian
ini dijalankan di dalam kelas dengan posisi tempat duduk yang diubah sehingga
mendapat kesan yang lain seperti biasanya.
Alat atau
bahan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media yang biasa digunakan
sehari-hari dan ditambah dengan alat rekaman tulisan tangan dan audio yang pada
akhirnya akan mendapaatkan file video yang dibagikan kepada siswa setelah
pembelajaran berakhir.
C. Setting
Penelitian
1) Menentukan variable penelitian
Terlebih
dahulu disusun variable penelitian
sebagai sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Variabel yang
menjadi pokok utama dalam PTK adalah peningkatan prestasi atau nilai siswa
dalam pembelajaran.
Disamping itu
ada beberapa variable yang diajukan yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan
belajar, bahan ajar, guru, siswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses Pembelajaran: Interaksi belajar,
gaya guru mengajar, implementasi berbagai metode perbaikan dsb. 3) Out put : Hasil belajar siswa berupa prestasi
atau nilai yang tinggi.
2) Pelaksanaan Penelitian
a.
Prosedur Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu
penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan
dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997), yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari
tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
b.
Implementasi Tindakan
Agar
pelaksanaan presentasi berhasil maka disusun scenario pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan sampai kepada pembuatan pelaporannya.
Tahap awal dilakukan proses pembelajaran dan
dilakukan perekaman dengan software camtasia oleh guru.
Setelah selesai pembelajaran hasil rekaman
dibagikan kepada seluruh siswa untuk diputar ulang dirumah masing-masing dalam
rangka mengerjakan tugas dari guru untuk meresume hasil pembelajaran dan
presentasi hasil resume.
Selanjutnya pada waktu yang
lain dilakukan test prestasi dengan cara diberikan soal ulangan.
3) Pengumpulan Data
Setelah
langkah-langkah penelitian dilaksanakan, maka dilakukanlah pengumpulan data hasil
prestasi yang dicapai, baik berupa data awal maupun data setelah dilakukan uji
coba.
Maka
didapatlah angka-angka yaitu jumlah dari masing-masing indikator dan
dimasukkannya ke dalam tabel indikator keberhasilan untuk selanjutnya diadakan
penghitungan.
1.
Indikator kinerja
Sebagai tolok
ukur keberhasilan dalam menjalankan pembelajaran dengan perangkat LAS SAINTIFIK ini
adalah meningkatnya tingkat kedalaman berfikir
siswa dengan hasil test dari masing-masing siswa.
2.
Personalia
Nama : Anang Saepudin, MPdI (Ketua)
NIP. : 197209102007011019
Alamat : Tasikmalaya
Lulusan : S1 PAI
Nama : Drs.H. Dadang
Suparhan (Anggota)
NIP. : 197209102007011019
Alamat : Tasikmalaya
Lulusan : S1 PAI
3.
Waktu Penelitian : selama 3 bulan ( Januari 2014 –
Maret 2014)
4.
Jadwal Penelitian
Tidak ada penjadwalan khusus
dalam penelitian ini, yaitu dilakukan mengikuti jadwal pembelajaran di sekolah.
No
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE……..
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
|
Perencanaan
|
||||||||||||
2
|
Proses pembelajaran
|
||||||||||||
3
|
Evaluasi
|
||||||||||||
4
|
Pengumpulan Data
|
||||||||||||
5
|
Analisis Data
|
||||||||||||
6
|
Penyusunan Hasil
|
||||||||||||
7
|
Pelaporan Hasil
|
Biaya penelitian ditanggung oleh
lembaga pendidikan tempat mengadakan penelitian yaitu SMK-MJPS 1 Tasikmalaya.
NO.
|
ALAT/BAHAN
|
JML
|
HARGA
|
JUMLAH HARGA
|
1
|
Kertas
|
1
|
30.000,-
|
30.000,-
|
2
|
Lakban
|
3
|
45.000,-
|
45.000,-
|
3
|
Katrid
|
1
|
110.000,-
|
110.000,-
|
4
|
Tinta
|
1
|
40.000,-
|
40.000,-
|
5
|
Kertas Jilid
|
1
|
25.000,-
|
25.000,-
|
6
|
Cutter
|
1
|
3.500,-
|
3.500,-
|
7
|
Mistar
|
1
|
2.500,-
|
2.500,-
|
8
|
Konsumsi
|
500.000,-
|
||
9
|
Transportasi
|
300.000,-
|
||
JUMLAH
|
1.056.000,-
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses penelitian telah selesai
dilakukan dengan seperangkat alat penilaian yang dilakukan oleh peneliti. Tahap
awal peneliti mengadakan tes awal awal (t0) dengan hasil jumlah nilai 2224, rata-rata
74,11
Tabel 1
Hasil pembelajaran secara
Konvensional (t0)
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA
WARIS
|
1.
|
Agus Salim
|
70
|
2.
|
Ahmad
|
75
|
3.
|
Andri
|
70
|
4.
|
Candra
|
70
|
5.
|
Dadang
|
70
|
6..
|
Giri
|
73
|
7.
|
Handika
|
77
|
8
|
Handika
|
75
|
9
|
Hayat
|
73
|
10
|
Helmi
|
74
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Indra
|
74
|
13
|
Irham
|
75
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
76
|
16
|
Kamaludin
|
75
|
17
|
Kansa
|
75
|
18
|
Komarudin
|
74
|
19
|
Kusnadi
|
75
|
20
|
Kuswanto
|
70
|
21
|
Maman
|
74
|
22
|
Manda
|
73
|
23
|
Maulana
|
76
|
24
|
Muhammad
|
76
|
2t5
|
Munir
|
75
|
26
|
Novi
|
76
|
27
|
Purwanto
|
75
|
28
|
Sandi
|
76
|
29
|
Sandra
|
76
|
30
|
Sulaiman
|
75
|
JML
|
2224
|
|
RATA-RATA
|
74,11
|
Selanjutnya peneliti membagi
tahapan-tahapan penelitian dengan menggunakan 3 (tiga) siklus yang
masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
A.
Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk
mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu
yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), dan observasi.
2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan system atau metode presentasi, akan tetapi materi
pembelajaran diberikan oleh guru dalam bentuk Video Record Teaching.
Setelah proses pembelajaran
dilakukan kemudian siswa diberi file pembelajaran untuk lebih dipelajari lagi
di rumah, dengan maksud agar apa yang dijelaskan guru di kelas diingatkan
kembali dalam bentuk video record teaching
Setelah selesai pembelajaran kemudian
dilakukan test (ulangan) dan ini disebut sebagai tes-1 (t-1)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di
dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat untuk seluruh siswa
satu kelas = 2260 rata-rata = 75,33 dengan table sbb :
Tabel 2
Prestasi Siswa dengan
Menggunakan Video record Teaching
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA
WARIS
|
1.
|
Agus Salim
|
76
|
2.
|
Ahmad
|
72
|
3.
|
Andri
|
72
|
4.
|
Candra
|
74
|
5.
|
Dadang
|
72
|
6..
|
Giri
|
76
|
7.
|
Handika
|
77
|
8
|
Handika
|
76
|
9
|
Hayat
|
72
|
10
|
Helmi
|
75
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Indra
|
76
|
13
|
Irham
|
75
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
75
|
16
|
Kamaludin
|
78
|
17
|
Kansa
|
77
|
18
|
Komarudin
|
76
|
19
|
Kusnadi
|
74
|
20
|
Kuswanto
|
74
|
21
|
Maman
|
75
|
22
|
Manda
|
76
|
23
|
Maulana
|
77
|
24
|
Muhammad
|
77
|
25
|
Munir
|
77
|
26
|
Novi
|
77
|
27
|
Purwanto
|
76
|
28
|
Sandi
|
76
|
29
|
Sandra
|
76
|
30
|
Sulaiman
|
75
|
JML
|
2260
|
|
RATA-RATA
|
75,33
|
Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui adanya
peningkatan prestasi siswa.
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada
beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: hasil nilai masih belum memuaskan.
Adapun hal lain yang terjadi
adalah banyaknya siswa yang tidak
mengambil soft video dan masih ada juga yang tidak di buka dan dipelajari di
rumahnya. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya kesadaran dari siswa itu
sendiri.
Untuk mengurangi masalah tersebut
pada siklus ke dua diberikan tambahan perangkat yaitu diberikan tugas untuk
merangkum materi yang ada pada video tersebut, sehingga siswa dapat meneliti dan
mempelajari materi tersebut sambil merangkum video tersebut.
Siklus 2
1) Perencanaan
Pada siklus ke dua ini di siapkan
perangkat tambahan yaitu tugas untuk merangkum materi yang ada pada video
record teaching tersebut.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus
pertama, maka pada siklus ke dua ini ditambahkan perangkat belajar yaitu tugas untuk merangkum materi
yang ada pada video, agar siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu.
Setelah selesai pembelajaran
kemudian diberikan tugas untuk merangkum video yang telah diberikan tadi,
kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-2 (t-2)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang
didapatkan adalah 2283 rata-rata 76,10 dengan table sbb :
Tabel 3
Prestasi Siswa dengan
Menggunakan Video record Teaching dan tugas merangkum
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA
WARIS
|
1.
|
Agus Salim
|
77
|
2.
|
Ahmad
|
75
|
3.
|
Andri
|
74
|
4.
|
Candra
|
75
|
5.
|
Dadang
|
75
|
6..
|
Giri
|
76
|
7.
|
Handika
|
78
|
8
|
Handika
|
76
|
9
|
Hayat
|
77
|
10
|
Helmi
|
76
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Indra
|
76
|
13
|
Irham
|
76
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
77
|
16
|
Kamaludin
|
78
|
17
|
Kansa
|
77
|
18
|
Komarudin
|
77
|
19
|
Kusnadi
|
75
|
20
|
Kuswanto
|
75
|
21
|
Maman
|
75
|
22
|
Manda
|
76
|
23
|
Maulana
|
77
|
24
|
Muhammad
|
77
|
2t5
|
Munir
|
77
|
26
|
Novi
|
77
|
27
|
Purwanto
|
76
|
28
|
Sandi
|
76
|
29
|
Sandra
|
76
|
30
|
Sulaiman
|
75
|
JML
|
2283
|
|
RATA-RATA
|
76,10
|
Dengan demikian pada siklus kedua dapat diketahui prestasi
siswa meningkat menjadi 76,10.
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada
beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: peningkatan nilai prestasi masih belum memuaskan seluruhnya.
Adapun hal lain yang terjadi
adalah banyaknya siswa yang setengah
hati dalam mengerjakan tugas merangkum dan cenderung hanya menyalin dari teman
waktu di kelas.. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya
kontrol dari guru untuk melaksanakan tugas tersebut selain daripada
hasilnya yang dikumpulkan.
Untuk mengurangi masalah tersebut
pada siklus ketiga diberikan tugas tambahan yaitu hasil rangkuman
dipresentasikan didepan kelas..
Siklus 3
1) Perencanaan
Pada siklus ke tiga ini di
siapkan dijelaskan kepada para siswa bahwa akan diadakan presentasi hasil
rangkuman.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus
kedua, maka pada siklus ke tiga ini ditugaskan kepada siswa untuk presentasi
dari hasil rangkuman.
Setelah proses pembelajaran dan
tugas merangkum dilakukan juga ditugaskan untuk mempresentasikan hasilnya di
depan kelas.
Kemudian setelah itu diadakan
test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-3 (t-3)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang
didapat adalah 2341 rata-rata 78,03 dengan table sbb :
Tabel 4
Prestasi Siswa dengan
Menggunakan Video record Teaching, tugas merangkum dan tugas presentasi.
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN HARTA
WARIS
|
|
1.
|
Agus Salim
|
78
|
|
2.
|
Ahmad
|
76
|
|
3.
|
Andri
|
76
|
|
4.
|
Candra
|
76
|
|
5.
|
Dadang
|
76
|
|
6..
|
Giri
|
77
|
|
7.
|
Handika
|
80
|
|
8
|
Handika
|
80
|
|
9
|
Hayat
|
80
|
|
10
|
Helmi
|
80
|
|
11
|
Ilham
|
77
|
|
12
|
Indra
|
79
|
|
13
|
Irham
|
80
|
|
14
|
Jakaria
|
78
|
|
15
|
Jarwanto
|
79
|
|
16
|
Kamaludin
|
80
|
|
17
|
Kansa
|
80
|
|
18
|
Komarudin
|
80
|
|
19
|
Kusnadi
|
77
|
|
20
|
Kuswanto
|
77
|
|
21
|
Maman
|
77
|
|
22
|
Manda
|
77
|
|
23
|
Maulana
|
78
|
|
24
|
Muhammad
|
78
|
|
25
|
Munir
|
78
|
|
26
|
Novi
|
78
|
|
27
|
Purwanto
|
77
|
|
28
|
Sandi
|
77
|
|
29
|
Sandra
|
77
|
|
30
|
Sulaiman
|
78
|
|
JML
|
2341
|
||
RATA-RATA
|
78,03
|
||
Dengan demikian pada siklus ketiga dapat diketahui prestasi
nilai siswa meningkat menjadi rata-rata 78,03.
4) Refleksi
Dari hasil observasi selama siklus tiga berlangsung,
didapatkan kondisi berikut ini: setelah tugas tambahan presentasi dilakukan,
maka siswa lebih meningkat prestasinya, yakni peningkatannya sudah menyeluruh
tidak sebagian siswa saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum dijalankannya media vido
record teaching prestasi siswa sangat rendah dibuktikan dengan nilai yang
didapatkan sangat kecil.
Setelah diadakan pembelajaran
dengan menggunakan media video record teaching ini maka prestasi siswa
meningkat dan lebih baik nilainya setelah ditambah dengan tugas untuk merangkum
apa yang ada di video tersebut. Bahkan prestasi mereka signifikan bertambah
ketika diberikan tugas tambahan yaitu akan dilaksanakannya presentasi dari
hasil resume sebelumnya.
Jadi pada akhirnya bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media video record teaching lebih baik daripada
pembelajaran konvensional biasa.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang
didapat, maka peneliti memberikan saran kepada pihak sekolah agar lebih
memperhatikan media pembelajaran sebagai inventaris pembelajaran di sekolah
ini.
Demikian mudah-mudahan
pembelajaran lebih maju dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, nana, dasar-dasar proses belajar mengajar, bandung: pt. sinar baru algesindo, 1998, cet. ke-4.
Yamin, martinis, profesionalisasi guru dan implementasi ktsp, jakarta: gaung persada press, 2007, cet. ke-2.
Heinich, robert, definisi media pembelajaran, http://mediapembelajaranhasanbasribaso.blogspot.com
/2012/05/defenisi media-para-ahli.html
Kemp, dayton, definisi media pembelajaran, http://mediapembelajaranhasanbasribaso.blogspot.com/2012/05/defenisi-media-para-ahli.html
Gerlach, ely, arti penting pemanfaatan media, arsyad, 2002:11, http://andripradinata.blogspot.com/2012/11/arti-penting-pemanfaatan-media.html
Ibrahim, peranan dan pentingnya media, arsyad, 1982:12, http://sasyi.blogspot.com/2011/03/peranan-dan-pentingnya-media.html
DAFTAR HADIR
SEMINAR PTK
MENGGUNAKAN VIDEO RECORD TEACHING MEDIA
DALAM UPAYA MENGATASI KESULITAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU WARIS
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA
NO.
|
NAMA
|
TANDA TANGAN
|
Terimakasih ya !!!
ReplyDeletethank's yh :)
ReplyDelete