PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Pendidikan Agama Islam (PAI) SMK
( Download disini ya! ADA 3 PENELITIAN : DOWNLOAD DISINI YA..!
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA (LAS) SAINTIFIK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDALAMAN BERFIKIR SISWA 
DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
PADA PEMBELAJARAN TAFAKUR
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA

DISUSUN OLEH :
ANANG SAEPUDIN, MPdI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MJPS 1
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
JALAN CIGEUREUNG NO.19 TLP.335633
TASIKMALAYA

ABSTRAKSI
Kedalaman berfikir siswa yang meningkat dalam suatu proses pembelajaran adalah merupakan hal yang menjadi sorotan utama dipandangan masyarakat, karena tolok ukur berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran adalah adanya peningkatan kedalaman berfikir yang cukup baik dan memenuhi standar. Walaupun dilain pihak indikator keberhasilan tersebut tidak selamanya harus seperti itu karena banyak faktor yang mendukung tingkat keberhasilan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR di SMK MJPS 1 kurang memuaskan dan memungkinkan disebabkan oleh banyak faktor juga.

Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, yaitu siswa kelas XII-TKJ1 dengan jumlah 30 orang dengan dikelompokan menjadi 5 kelompok.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran TAFAKUR dan bagaimana cara memperbaikinya sehingga didapatkan siswa yang mempunyai prestasi meningkat yakni tingkat kedalaman befikir meningkat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata dengan menggunakan perangkat LAS Saintifik  dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bentuk nilai hasil test, terbukti dengan nilai setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun oleh teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu rendahnya hasil pembelajaran TAFAKUR.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta kepada seluruh umatnya yang mentaati ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah peneliti telah melaksanakan penelitian tindakan kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, karena tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan ada usaha-usaha yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1)      Kepala Sekolah, Drs.H.Imat Ruhimat, yang telah melakukan dorongan moril kepada peneliti untuk dilaksanakannya penelitian ini.
2)      Bidang Kurikulum, Drs. Siradjudin yang telah memberikan informasi tentang kurikulum untuk keberhasilan penelitian ini.
3)      Juga kepada seluruh guru dan tata usaha yang sama-sama telah membantu demi terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dinantikan oleh peneliti.
Demikian semoga kedepan dapat lebih maju dan berhasil.

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB    I           PENDAHULUAN
1)      Latar Belakang Masalah
      A.    Rumusan Masalah dan Pemecahannya
      B.     Tujuan Penelitian
      C.     Manfaat Hasil Penelitian
      D.    Hipotesis Tindakan
BAB    II         KAJIAN PUSTAKA
     A.    Kajian Teori
     B.     Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
     C.     Kerangka Pikir
BAB    III        PELAKSANAAN PENELITIAN
     A.    Lokasi dan Waktu Penelitian
     B.     Subjek Penelitian
     C.     Prosedur Penelitian
BAB    IV        HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
     A.    Hasil Penelitian
     B.     Pembahasan
BAB    V         SIMPULAN DAN SARAN
     A.    Simpulan
     B.     Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Kedalaman berfikir dalam Pendidikan agama merupakan hal yang sangat penting yang harus diselenggarakan di sekolah dan diikuti setiap siswa, begitu juga sikap toleran dan menghargai orang lain memerlukan perhatian khusus dalam kehidupan siswa di sekolah agar dimasyarakat nanti bias lebih matang dan dewasa dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Tanpa adanya pendidikan agama di sekolah dikhawatirkan siswa semakin melupakan diri tentang keagamaan dan akhirnya pendidikan agama terabaikan, padahal dengan pendidikan agama di sekolah setidaknya siswa akan memahami bagaimana sebenarnya kehidupan yang dilandasi dengan nilai-nilai agama.
Walaupun demikian, seiring dengan perkembangan kurikulum di sekolah dimana pendidikan agama menempati kedudukan yang sangat penting, tetap saja mengalami hambatan-hambatan dan kegagalan-kegagalan yang ditunjukkan dengan rendahnya dan dangkalnya berfikir siswa dalam berfikir khususnya tentang TAFAKUR padahak sangat memerlukan kedalaman berfikir agar keimanan mereka lebih mantap.
Kedangkalan berfikir siswa dalam pembelajaran tauhid merupakan hal yang lumrah dan sering ditemukan di dunia pendidikan hal ini merupakan bukti bahwa  pembelajaran dan pendaklaman TAFAKUR kurang terserap dengan baik. Hal ini terjadi diakibatkan beberapa faktor penghambat baik dari diri siswa itu sendiri, guru, maupun faktor lingkungan atau perangkat yang ada hubungannya dengan pembelajaran TAFAKUR.
Menyadari bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan penelitian dimana letak faktor penghambat itu berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah mengadakan penambahan perangkat pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan kedalaman berfikir siswa dalam TAFAKUR, misalnya dengan mencoba menggunakan Lembar Aktivitas Khusus berbasis saintifik yang dikenal dengan LAS SAINTIFIK. Dengan menggunakan perangkat  ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang siswa untuk lebih mendalami materi dan meningkatkan prestasi pembelajaran, karena perangkat ini merupakan perangkat yang dapat menuntun dan mengarahkan siswa kearah kedalaman berfkir dengan system yang digunakan diawali dengan mengamati, menanya, mengeksplorasi, menganalisa dan mengkomunikasikan.

  1. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Idealnya para siswa memiliki kedalaman berfikir yang baik dalam pembelajaran ilmu tauhuid, seiring dengan permasaklahan tauhid yang komplek dan memerlukan pendalaman secara khusus untuk lebih meningkatkan keimanan kepada sang pencipta Allah SWT, akan tetapi tidak demikian adanya, bahkan kedalaman berfikir siswa dalam TAFAKUR cukup mengkhawatirkan, dan ini merupakan permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya melalui penelitian tindakan kelas ini. Adapun Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR?
2.  Apakah kedalaman berfikir siswa lebih baik jika digunakan perangkat LAS SAINTIFIK ?
3.  Apa ada perbedaan antara antara kedalaman befikir siswa yang menggunakan perangkat LAS SAINTIF dibanding siswa yang menggunakan perangkat klasik.
2. Pemecahan Masalah
Masalah ini memerlukan penanganan yang serius dan mendesak diantaranya adalah dengan mengadakan penambahan perangkat pembelajaran yaitu dengan menggunakan perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK dimana pada waktu pembelajaran dilakukan seluruh proses pembelajaran mengacu kepada LAS tersebut. Diawali dengan proses mengamati dan menumbuhkan pertanyaan yang kontektual, selanjutnya proses pengumpulan data atau informasi dari berbagai sumber dan hasilnya dianalisa secara mendalam kemudian di komunikasikan kepada guru atau teman diskusi masing-masing.
Disamping itu kontrol guru yang melekat sangat diperlukan yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap tugas yang diberikan kepada siswa.
Dengan digunakannya perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK ini akan timbul harapan baru dimana pembelajaran yang dilakukan di kelas semestinya cukup mendalam dengan mengembangkan sebuah pertanyaan yang kontektual dan data-data dari berbagai sumber. Disamping itu adanya setengah paksaan kepada siswa untuk mengerjakan LAS tersebut setelah adanya tugas dari guru yang pada akhirnya lebih adanya kecenderungan siswa memahami secara mendalam tentang materi pembelajaran itu.

  1. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan perangkat pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk bias berfikir lebih mendalam dalam pembelajaran TAFAKUR.
Tujuan lain untuk mendapatkan cara-cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika dipadukan dengan perangkat dan metode  pembelajaran yang disajikan.

  1. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan-wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu tercapainya tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR.
Disamping itu dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
Mudah-mudahan proses pembelajaran di sekolah dapat berhasil dan lebih maju baik tingkat keilmuannya maupun mentalnya.

  1. HIPOTESIS TINDAKAN
Pada umumnya tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR sangat dangkal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor , yaitu kemungkinan kurang tepatnya penggunaan perangkat pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR memerlukan usaha-usaha serius yag diantaranya adalah dengan menggunakan perangkat pembelajaran Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK.
Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu :
 “LAS SAINTIFIK dalam upaya Meningkatkan  Tingkat kedalaman berfikir siswa pada pembelajaran TAFAKUR di SMK MJPS 1 Tasikmalaya”.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a)    LEMBAR AKTIVITAS SISWA
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LAS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.(Depdiknas; 2004;18). Trianto (2008 :148) mendefinisikan bahwa Lembar Aktivitas Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.
Menurut pengertian di atas maka LAS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LAS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Tujuan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
§  Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
§  Membantu siswa mengembangkan konsep.
§  Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.
§  Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.
§  Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran (Achmadi:1996:35)
Kegunaan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
§  Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.
§  Membantu variasi belajar.
§  Membangkitkan minat siswa.
§  Meningkatkan retensi belajar mengajar.
§  Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien (Hadi Sukamto, 1992/1993:2)
Syarat-syarat Menyusun LAS
§  Agar LAS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
§  Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:
§  Sederhana dan mudah dimengerti.
§  Singkat dan jelas.
§  Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
§  Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
§  Membantu siswa memahami materi.
§  Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
§  Membantu siswa berpikir kritis.
§  Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.
§  Tata letak hendaknya:
§  Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis.
§  Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.
§  Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26).
Prosedur penyusunan LAS
§  Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LAS.
§  Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
§  Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan kompetensi dasar indikator dan tujuan pembelajaran.
§  Menentukan alat, bahan dan sumber belajar.
§  Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.

b)   PEMBELAJARAN SAINTIFIK
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kuriulum 2013 adalah  untuk penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi, yaitu dengan pendekatan scientific.
Pendekatan scientific meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan pendekatan scientific (McCollum : 2009), yaitu:
1.        Menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),
2.        Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),
3.        Melakukan analisis ( Push for analysis) dan
4.        Berkomunikasi (Require communication)  (Sudarwan, 2013).

Pendekatan Scientific pada Pembelajaran
1.        Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah
2.        Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah
3.        Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran (Rustaman :2005)

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran berdasarkan fakta melalui proses tertentu, dengan kegiatan;
1.    Observasi
2.    Mempertanyakan
3.    Mencoba/eksploring
4.    Asosiasi
5.    Mengomunikasikan/ menyaji
Pendekatan tersebut dapat digunakan metode; 
1.        pembelajaran Project based learning
2.        Problem based learning
3.        Inquery dan discovery learning
Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
1.        menetapkan unit pembelajaran;
       observasi --- bertanya --- eksperimen/ eksplorasi --- asosiasi --- mengomunikasikan
2.        menyiapkan materi yang diobservasi,
3.        memberi waktu dan kondisi yang nyaman kepada siswa untuk bertanya
4.        menyiapkan penugasan dan memberi waktu yang cukup agar siswa melakukan eksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan pengalaman belajar
5.        menyiapkan strategi agar langkah-langkah kegiatan diatas  dapat terlaksana dengan baik, termasuk contigency plan

Proses pembelajaran
1.        observasi
2.        mempertanyakan: mendorong siswa bertanya
3.        eksplorasi: konteks masalah, masalah matematika, garis besar pengerjaan problem di atas, diskusikan strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut?
4.        asosiasi dan menyaji: jelaskan proses pemecahan masalah kontekstual menggunakan matematika
5.        Observasi: Cermati Gambar 1.1 Bab 1
6.        Bertanya: dorong siswa untuk bertanya
7.        Eksplorasi: Silahkan lengkapi tabel di bawah Gb 1.1 dan cermati keakuratan Gambar 1.1
8.        Observasi: Cermati Definisi 1.2
9.        Asosiasi: telaah unsur-unsur fungsi eksponen dan karakteristik grafik fungsi eksponen 
10.    Menyaji: Jelaskan ciri-ciri fungsi eksponen dan perbandingan antargrafik fungsi eksponen
Sikap sebagai dampak pembelajaran Kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan; Sikap, Keterampilan, pengetahuan yang terintegrasi, dengan pendekatan scientific.

c)    Lembar Aktivitas Siswa  (LAS) SAINTIFIK
Keberhasilan penerapan kurikulum 2013, salah satu faktornya adalah kemampuan guru dalam merancang pembelajaran berbasis pada pendekatan saintifik. Rancangan pembelajaran tersebut yang tertuang dalam RPP akan tinggal rencana jika tidak menggunakan strategi dalam pembelajaran. Strategi yang dimaksud adalah bagaimana cara merealisasikan pembelajaran yang berpusat pada siswa sebagaimana yang telah dirancang dalam RPP. Berdasarkan pengalaman penulis yang telah menjalani implementasi kurikulum 2013 di SMK MJPS 1 Tasikmalaya sebagai sekolah piloting kurikulum 2013, menarik kesimpulan bahwa pembelajaran berpusat pada siswa yang berbasis pendekatan saintifik akan jauh efektif jika menggunakan Lembar Aktivitas atau ada yang menyebut dengan LAS (Lembar Aktivitas Siswa).
Sejatinya RPP yang telah dibuat oleh guru, telah menyertakan LAS sebagai lampiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang. Sayang, karena padatnya aktivitas guru, tidak jarang guru tidak menyertakan ini. Sebagai pengganti LAS yang merupakan paket dari RPP diganti dengan buku dari penerbit yang sering juga disebut dengan buku LAS. Sehingga terjadi ketidaksesuaian antara skenario dan  fakta pembelajaran.
Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika seperti Discovery Learning, Problem Based Learning dan Project Based Learning dengan sintaknya semakin terlihat dalam proses pembelajaran. Karakter dari model tersebut menjadi masalah sebagai poros pembelajaran.  Pendekatan saintifik menitikberatkan pada proses pembelajaran berbasis pada aktivitas siswa sehingga adanya LAS diharpkan mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Berikut struktur dari Lembar Aktivitas Siswa yang diadopsi untuk mempermudah pelaksanaan model pembelajaran.
1.    Identitas LAS. Identitas terdiri dari nama anggota kelompok, kelas, serta tujuan pembelajaran.
2.    aktivitas inti. aktivitas inti terdiri dari penyajian masalah, proses penyelesaian masalah. Pada proses penyelesaian masalah, perlu memperhatikan kemampuan siswa. jika siswa memiliki kemampuan sedang sebaiknya pada proses penyelesaian masalah dipandu.
3.    Kesimpulan dari masalah. Pada aktivitas ini merupakan kesimpulan dari penyelesaian masalah

d)   PROSES BERFIKIR MENDALAM
Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir adalah obor dan semen peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna.
Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah ia menjadi manusia. Berpikir pada dasarnya merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Gerak pemikiran ini dalam kegiatannya mempergunakan lambang yang berupa abstraksi dari obyek yang sedang kita pikirkan.
Meskipun kelihatannya tampak banyak dan beraneka ragamnya buah pemikiran itu namun pada hakikatnya upaya manusia dalam memperoleh pengetahuan didasarkan pada tiga masalah pokok yakni: Apakah yang ingin kita ketahui (ontology)? Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan (epistemology)? Dan apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kita (axiology)?
Maka pengertian mendalam tentang hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita terhadap ilmu namun juga membuka mata kita terhadap berbagai kekurangannya. Mereka yang mendewa-dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran biasanya tidak mengetahui hakikat ilmu yang sebenarnya. Demikian juga sebaliknya dengan mereka yang memalingkan muka dari ilmu, mereka yang tidak mau melihat kenyataan betapa ilmu telah membentuk peradaban seperti apa yang kita punya sekarang ini, kepicikan seperti itu kemungkinan besar disebabkan karena mereka kurang mengenal hakikat ilmu sebenarnya.
Menghadapi dua pola yang ekstrim ini seyogyanya kita harus berdiri di tengah dengan menyadari bahwa meskipun ilmu memang memberikan kebenaran keilmuwan bukanlah satu-satunya kebenaran dalam hidup kita ini. Terdapat berbagai sumber kebenaran lain yang memperkaya khazanah kehidupan kita, dan semua kebenaran itu mempunyai manfaat asal diletakkan pada tempatnya yang layak. Kehidupan terlalu rumit untuk dianalisis oleh satu jalan pemikiran.
Kunci dari semua itu adalah berpikir secara mendalam. Yang membedakan seorang muslim dengan orang kafir dalam proses berpikir adalah, seorang muslim selalu melibatkan seluruh indera yang ada dalam dirinya, baik indera lahir maupun indera batin. Kita akan dibawa pada inti seluruh permasalahan yang ada (hakikat) dan dengan mudah mampu menyibak tabir yang menyelubungi inti itu.
Kemampuan menyibak tabir ini terdapat banyak sekali dalam lintasan sejarah kehidupan manusia. Nabi Ibrahim as. sebagai salah satu contoh baik dalam hal ini. Ditengah lingkungan masyarakat penyembah berhala, dakwah ilahiah bagai diterpa deburan ombak besar yang siap menelan dirinya. Akan tetapi, Ibrahimlah yang benar karena sejalan dengan fitrahnya. Dengan berpikir secara mendalam ‘membaca’ fenomena alam sederhana berupa terbit dan tenggelamnya bintang, bulan dan matahari, ia mampu melihat isyarat keberadaan Allah Sang Pencipta.
Mari kita dengar kisah yang lain, tentang pengalaman spiritual yang sangat penting yang dialami oleh Abul Hasan al-Asy’ari, diceritakan bahwa selama lima belas hari beliau berdiam diri dirumahnya untuk merenungkan, berpikir, mempelajari dan mohon petunjuk kepada Allah sehingga beliau menemukan kemantapan dan keteguhan dalam jiwanya. Kemudian mengambil keputusan untuk melepaskan diri dari paham Mu’tazilah, adalah suatu dosa dan merupakan sikap kemunafikan belaka oleh karenanya, beliau segera melangkah ke Masjid Jami’ Basrah, mengambil tempat duduk dan kemudian dengan suara lantang beliau berkata: “Barangsiapa telah memanggilku, maka sungguh aku telah mengenalnya. Dan barangsiapa belum kenal aku, maka aku akan memperkenalkan diriku kepadanya. Aku adalah Fulan bin Fulan. Aku telah mengatakan al-Quran adalah makhluk dan bahwa Allah tidak bisa dilihat oleh mata. Sungguh aku telah berbuat kesalahan. Maka kini aku telah bertaubat. Aku mengatakan menolak paham Mu’tazilah dan aku keluar dari golongan mereka”. Sejak itu Imam Abul Hasan al-Asy’ari menjadi pendukung utama Ahlussunnah sekaligus penentang utama Mu’tazilah.
Proses berpikir secara mendalam ini juga dialami oleh pemikir besar dalam sejarah Islam, Imam al-Ghazali. Imam al-Ghazali berkelana menuntut ilmu, menyibak tabir hakikat, meneliti suatu paham secara mendalam kemudian membongkar kesalahan dan kepalsuannya dan jatuh pada satu titik kesimpulan yaitu menjalani proses spiritual sufistik. Dalam tulisannya, al-Ghazali berkata: “Sejak muda hingga saat ini, ketika usiaku menjelang lima puluh tahun, kuarungi ombak lautan yang dalam ini, kutemukan berbagai rahasia aliran semua kelompok. Aku tidak meninggalkan kelompok batiniah kecuali telah kutelaah kebatiniahannya. Aku tidak meninggalkan kelompok zhahiri kecuali telah kutelaah kezhahiriannya. Tidak kutinggalkan kelompok filosof kecuali setelah aku menguasai hakikat filsafatnya. Tidak kutinggalkan kelompok teologis (kalam) kecuali aku telah benar-benar mengkaji puncak teologis dan perdebatannya, tidak kuabaikan kelompok sufi kecuali aku telah menelusuri rahasia kesufiannya, tidak juga kelompok zindik kecuali aku telah meneliti sebab-sebab di balik keberanian dan kezindikannya. Rasa penasaran untuk mengetahui hakikat semua persoalan diatas selalu menghantuiku sejak aku masih muda. Tampaknya, hal itu merupakan instink dan fitrah dari Allah Swt. yang disimpan dalam benakku, bukan karena kemauan dan keinginanku...”
Demikian sedikit contoh dari perjalanan keilmuwan cerdik pandai orang-orang yang tercerahkan hidupnya. Dari sanalah kita ambil hikmah dan pelajaran berharga, bahwa kebijaksanaan itu datang ketika kita mampu berpikir secara mendalam dalam ruang lingkup sunnatullah. Allah SWT berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَآأَنزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al Baqarah: 164).
Kepada merekalah, yang ingin mendapatkan kepuasan berpikir keilmuwan, mereka yang menganggap berpikir bukan sebagai suatu beban namun petualangan yang mengasyikkan, mereka yang melihat kebenaran sebagai tujuan utama berkehidupan, mereka yang ingin mengkaji hakikat kehidupan dengan lebih mendalam, maka kepada merekalah tulisan ini dipersembah
C) Temuan
a.                                 Manfaat
Manfaat yang akan diraih adalah adanya peningkatan kedalaman berfikir  siswa yang bisa ditunjukan dengan hasil test yang tinggi. Dengan dimilikinya Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK siswa  akan merasa lebih siap dalam memperdalam dan memahami pengetahuan, karena tidak ada rasa takut panduan tidak ada. Dengan LAS SAINTIFIK ini pembelajaran akan lebih hidup, terarah dan terorganisir sesuai peraturan yang terdapat pada kurikulum 2013.
b.        Kendala
Terdapat juga kendala yang dialami dalam penggunaan LAS ini, dimana dalam kerja kelompok terdapat banyak siswa yang tidak ikut berpartisifasi dalam penyelesaian tugas di Lembar Aktivitas Siswa (LAS) melainkan hanya menyalin dari teman-temannya.
c.                                 Alternatif pemecahan
Sebagai alternatif agar penggunaan perangkat LAS SAINTIFIK  maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal juga dari guru yang bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada pemanfaatan perangkat tersebut, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mempresentasikan data yang ada di LAS tersebut.
Insya Allah dengan memaksimalkan penggunaan perangkat tersebut hasil tingkat kedalaman berfikir siswa akan meningkat.


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, Jl. Cigeureung No.19 Tasikmalaya.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SMK-MJPS 1 Tasikmalaya kelas XII-TKJ1 dengan jumlah murid secara keseluruhan 30.
Penelitian ini dijalankan di dalam kelas dengan posisi siswa seperti dalam pembelajaran sehari-hari, dalam arti tidak ada perubahan apapun dalam posisi duduk, akan tetapi perbedaannya selama penelitian ini disediakan sebuah LAS untuk setiap orang dan akan bekerja pada kelompok masing-masing.
Sebagai alat penilaian disediakan lembaran wawancara dan soal test pembelajaran. 

C. Setting Penelitian
     1) Menentukan variable penelitian    
Terlebih dahulu disusun  variable penelitian sebagai sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Variabel yang menjadi pokok utama dalam PTK adalah peningkatan tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR.
Disamping itu ada beberapa variable yang diajukan yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses Pembelajaran:  Interaksi belajar, gaya guru mengajar, implementasi berbagai metode perbaikan dsb. 3) Out put : Hasil belajar siswa berupa prestasi atau nilai yang tinggi.

2)  Pelaksanaan Penelitian
a.    Prosedur Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
 
 b.    Implementasi Tindakan
Agar pelaksanaan pembelajaran berhasil maka disusun scenario pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan sampai kepada pembuatan pelaporannya.
Tahap awal dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan LAS (Lembar Aktivitas Siswa ), setelah selesai pembelajaran, selanjutnya pada waktu yang lain dilakukan test prestasi dengan cara diberikan soal ulangan.
3)   Pengumpulan Data
Setelah langkah-langkah penelitian dilaksanakan, maka dilakukanlah pengumpulan data hasil prestasi yang dicapai, baik berupa data awal maupun data setelah dilakukan uji coba.
Maka didapatlah angka-angka yaitu jumlah dari masing-masing indikator dan dimasukkannya ke dalam tabel indikator keberhasilan untuk selanjutnya diadakan penghitungan.

2.         Indikator kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan pembelajaran dengan perangkat LAS SAINTIFIK ini  adalah meningkatnya tingkat kedalaman berfikir siswa dengan hasil test dari masing-masing siswa.

3.         Personalia
Nama                                : Anang Saepudin, MpdI (Ketua)
NIP.                                 : 197209102007011019
Alamat                             : Tasikmalaya
Lulusan                            : S1 PAI

Nama                                : Drs.H. Dadang Suparhan (Anggota)
Alamat                             : Tasikmalaya
Lulusan                            : S1 PAI

4.         Waktu Penelitian  : Selama 3 bulan ( 1 Agustus 2014 s.d. 30 Oktober 2014)
5.         Jadwal Penelitian
Tidak ada penjadwalan khusus dalam penelitian ini, yaitu dilakukan mengikuti jadwal pembelajaran di sekolah.
No
KEGIATAN
MINGGU KE……..
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Perencanaan












2
Proses pembelajaran












3
Evaluasi












4
Pengumpulan Data












5
Analisis Data












6
Penyusunan Hasil












7
Pelaporan Hasil













 Biaya penelitian ditanggung oleh lembaga pendidikan tempat mengadakan penelitian yaitu SMK-MJPS 1 Tasikmalaya.
NO.
ALAT/BAHAN
JML
HARGA
JUMLAH HARGA
1
Kertas
1
  30.000,-
  30.000,-
2
Ples Disk
1
  45.000,-
  45.000,-
3
Katrid
1
110.000,-
110.000,-
4
Tinta
1
  40.000,-
  40.000,-
5
Kertas Jilid
1
  25.000,-
  25.000,-
6
Cutter
1
    3.500,-
    3.500,-
7
Mistar
1
    2.500,-
    2.500,-
8
Konsumsi


500.000,-
9
Transportasi


500.000,-

JUMLAH


1.256.000,-


 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian telah selesai dilakukan dengan seperangkat alat penilaian yang dilakukan oleh peneliti. Tahap awal peneliti mengadakan tes awal awal (t0) dengan hasil jumlah nilai 2121, rata-rata 70,70.
Tabel 1
Hasil pembelajaran secara Konvensional (t0)

No.

NAMA SISWA

HASIL TEST
ULANGAN HARIAN
TAFAKUR
1.
Anton Saputra
72
2.
Agung Laksono
70
3.
Andri
72
4.
Candra
70
5.
Dadang Jatnika
70
6..
Haryono
70
7.
Handika
72
8
Indra
73
9
Hayat
70
10
Indriningsih
73
11
Ilham
71
12
Iin Marlin
71
13
Jumsih
71
14
Jakaria
70
15
Jarwanto
71
16
Kamaludin
71
17
Kansa
72
18
Komarudin
72
19
Kusnadi
70
20
Kuswanto
70
21
Maman
70
22
Manda
70
23
Maulana
70
24
Muhammad
70
2t5
Munir
70
26
Ningsih
70
27
Purwanto
70
28
Sandi
70
29
Gugi
70
30
Gerindera
70

JML
2121

RATA-RATA
70,70

Selanjutnya peneliti membagi tahapan-tahapan penelitian dengan menggunakan 3 (tiga) siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

A.    Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), dan observasi.

2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan system saintifik dan menggunakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Saintifik yang dirancang oleh guru itu sendiri.
Setelah proses pembelajaran dilakukan, diawali dengan proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, kemudian dilakukan test (ulangan) dan ini disebut sebagai tes-1 (t-1)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat untuk seluruh siswa satu kelas = 2258 rata-rata = 75,27 dengan table sbb :
  
Tabel 2
Daftar nilai siswa dengan menggunakan LAS SAINTIFIK

No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Anton Saputra
77
2.
Agung Laksono
78
3.
Andri
73
4.
Candra
74
5.
Dadang Jatnika
76
6..
Haryono
75
7.
Handika
76
8
Indra
76
9
Hayat
73
10
Indriningsih
74
11
Ilham
75
12
Iin Marlin
74
13
Jumsih
75
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
76
16
Kamaludin
75
17
Kansa
75
18
Komarudin
74
19
Kusnadi
75
20
Kuswanto
70
21
Maman
74
22
Manda
73
23
Maulana
76
24
Muhammad
76
25
Munir
75
26
Ningsih
77
27
Purwanto
77
28
Sandi
79
29
Gugi
77
30
Gerindera
77

JML
2258

RATA-RATA
75,27
Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui adanya peningkatan prestasi siswa.

4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: hasil nilai walaupun ada peni ngkatan namun masih belum merata.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang tidak mengikuti jalannya pembelajaran atau diskusi sehingga mereka tidak bisa berfikir secara maksimal mengenai materi yang ada pada LAS. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya kesadaran dari siswa itu sendiri.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ke dua diberikan informasi bahwa seluruh hasil ativitas di LAS akan dinilai.

Siklus 2
1) Perencanaan
Pada siklus ke dua ini di informasikan bahwa setiap tugas yang ada pada LAS akan dinilai seluruhnya sehingga dibarapkan adanya peningkatan perilaku pembelajaran melalui proses berfikir lebih mendalam.

2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus ke dua ini diinformasikan bahwa setiap aktivitas di LAS akan dinilai seluruhnya.
Setelah selesai pembelajaran, kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-2 (t-2)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapatkan adalah 2269 rata-rata 75,63  dengan table sbb :

 Tabel 3
Daftar nilai siswa dengan menggunakan LAS dan di Informasikan
adanya penilaian pada setiap lembar tugas LAS.


No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Anton Saputra
78
2.
Agung Laksono
76
3.
Andri
74
4.
Candra
75
5.
Dadang Jatnika
77
6..
Haryono
76
7.
Handika
77
8
Indra
77
9
Hayat
73
10
Indriningsih
75
11
Ilham
75
12
Iin Marlin
75
13
Jumsih
75
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
76
16
Kamaludin
75
17
Kansa
75
18
Komarudin
75
19
Kusnadi
75
20
Kuswanto
70
21
Maman
75
22
Manda
75
23
Maulana
76
24
Muhammad
76
2t5
Munir
75
26
Ningsih
77
27
Purwanto
77
28
Sandi
79
29
Gugi
77
30
Gerindera
77

JML
2269

RATA-RATA
75,63

Dengan demikian pada siklus kedua dapat diketahui prestasi siswa meningkat menjadi 75,63..



4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: peningkatan nilai masih belum memuaskan seluruhnya.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang setengah hati dalam mengikuti jalannya presentasi di kelas.. Hal ini dimungkinkan karena  kurangnya  kontrol dari guru untuk melaksanakan tugas tersebut selain daripada hasilnya yang dikumpulkan.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ketiga diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan.

Siklus 3
1) Perencanaan
Pada siklus ke tiga ini di diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan

2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus kedua, maka pada siklus ke tiga ini diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan, maka setelah proses pembelajaran dan presentasi dilakukan, kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-3 (t-3)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat adalah 22298 rata-rata 76,60 dengan table sbb :

Tabel 4
Daftar Nilai dengan di informasikan adanya penilaian pada waktu presentasi


No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS

1.
Anton Saputra
79

2.
Agung Laksono
78

3.
Andri
75

4.
Candra
75

5.
Dadang Jatnika
77

6..
Haryono
76

7.
Handika
77

8
Indra
77

9
Hayat
73

10
Indriningsih
75

11
Ilham
75

12
Iin Marlin
75

13
Jumsih
75

14
Jakaria
76

15
Jarwanto
76

16
Kamaludin
75

17
Kansa
75

18
Komarudin
78

19
Kusnadi
78

20
Kuswanto
75

21
Maman
77
22
Manda
77
23
Maulana
78
24
Muhammad
78
25
Munir
76
26
Ningsih
78
27
Purwanto
78
28
Sandi
80
29
Gugi
78
30
Gerindera
78

JML
2298

RATA-RATA
76,60

Dengan demikian pada siklus ketiga dapat diketahui prestasi nilai siswa meningkat menjadi rata-rata 76,60.
4) Refleksi
Dari hasil observasi selama siklus tiga berlangsung, didapatkan kondisi berikut ini: setelah tugas tambahan presentasi dilakukan, maka siswa lebih meningkat prestasinya, yakni peningkatannya sudah menyeluruh tidak sebagian siswa saja.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum dijalankannya perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) tingkat kedalaman berfikir siswa sangat rendah dibuktikan dengan nilai yang didapatkan sangat kecil.
Setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan LAS ini, maka prestasi siswa meningkat dan lebih baik nilainya setelah diinformasikan akan adanya penilaian pada etiap lembar LAS. Bahkan prestasi mereka signifikan bertambah ketika diinformasikan adanya penilaian khusus ketika pfresentasi di gelar.
Jadi pada akhirnya bahwa pembelajaran dengan menggunakan perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS)  lebih baik daripada pembelajaran konvensional biasa.

B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang didapat, maka peneliti memberikan saran kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan perangkat pembelajaran sebagai inventaris pembelajaran di sekolah ini.
Demikian mudah-mudahan pembelajaran lebih maju dan bermanfaat.



DAFTAR PUSTAKA
  
Achmadi, Hainur Rasid.1996. Telaah Kurikulum SMU (Model Pembelajaran Konsep dengan LKS) Surabaya:University Press. 
Departemen Pendidikan Nasional .2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan menengah umum.
___2012, pengertian lks, FROM : http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/, dikses tanggal


DAFTAR HADIR
SEMINAR PTK
PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA (LAS) SAINTIFIK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDALAMAN BERFIKIR DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
PADA PEMBELAJARAN TAFAKUR
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA


NO.
NAMA
TANDA TANGAN



























































PTK
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )

PENGGUNAAN BUKU MULTI SUMBER
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENGANALISA DATA 
PADA PEMBELAJARAN IJTIHAD
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA

 
DISUSUN OLEH :
ANANG SAEPUDIN, MPdI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MJPS 1
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
JALAN CIGEUREUNG NO.19 TLP.335633
TASIKMALAYA

ABSTRAKSI
Kemampuan menganalisa bagi siswa yang meningkat dalam suatu proses pembelajaran adalah merupakan hal yang sangat diharapkan, karena tolok ukur berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran saintifik adalah adanya kemampuan menganalisa data yang cukup baik dan memenuhi standar. Walaupun dilain pihak indikator keberhasilan tersebut tidak selamanya harus seperti itu karena banyak faktor yang mendukung tingkat keberhasilan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah kemampuan menganalisa siswa dalam pembelajaran IJTIHAD di SMK MJPS 1 kurang memuaskan dan memungkinkan disebabkan oleh banyak faktor juga.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, yaitu siswa kelas XI-TKR1 dengan jumlah 30 orang dengan dikelompokan menjadi 5 kelompok.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran IJTIHAD dan bagaimana cara memperbaikinya sehingga didapatkan siswa yang mempunyai prestasi meningkat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata dengan menggunakan buku multi sumber dapat meningkatkan kemampuan menganlisa bagi siswa dalam bentuk nilai hasil test, terbukti dengan nilai setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun oleh teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu rendahnya hasil pembelajaran pendidikan agama islam.


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta kepada seluruh umatnya yang mentaati ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah peneliti telah melaksanakan penelitian tindakan kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, karena tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan ada usaha-usaha yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1)      Kepala Sekolah, Drs.H.Imat Ruhimat, yang telah melakukan dorongan moril kepada peneliti untuk dilaksanakannya penelitian ini.
2)      Bidang Kurikulum, Drs. Siradjudin yang telah memberikan informasi tentang kurikulum untuk keberhasilan penelitian ini.
3)      Juga kepada seluruh guru dan tata usaha yang sama-sama telah membantu demi terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dinantikan oleh peneliti.
Demikian semoga kedepan dapat lebih maju dan berhasil.

                                                                       
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB    I           PENDAHULUAN
1)      Latar Belakang Masalah
A.    Rumusan Masalah dan Pemecahannya
B.     Tujuan Penelitian
C.     Manfaat Hasil Penelitian
D.    Hipotesis Tindakan

BAB    II         KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori
B.     Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
C.     Kerangka Pikir

BAB    III        PELAKSANAAN PENELITIAN
A.    Lokasi dan Waktu Penelitian
B.     Subjek Penelitian
C.     Prosedur Penelitian

BAB    IV        HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian
B.     Pembahasan

BAB    V         SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
B.     Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel Indikator keberhasilan
Table Indikator keberhasilan

BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Kita menyadari betapa pentingnya pendidikan agama di sekolah untuk diterapkan, sehubungan dengan pembentukan karakter siswa yang islami.
Pada kenyataannya bahwa pendidikan agama menempati kedudukan yang sangat penting, tetap saja mengalami hambatan-hambatan dan kegagalan-kegagalan yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran  IJTIHAD pada khususnya.
Rendahnya tingkat prestasi siswa dalam pembelajaran  IJTIHAD merupakan hal yang sering ditemukan dan merupakan salah satu bukti bahwa pembelajaran ilmu ini kurang terserap dengan baik. Hal ini terjadi diakibatkan beberapa faktor penghambat baik dari diri siswa itu sendiri, guru, maupun faktor lingkungan atau media yang ada hubungannya dengan pembelajaran Ilmu waris.
Menyadari bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan penelitian dimana letak faktor penghambat itu berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah mengadakan gerakan baru baik penambahan media pembelajaran atau hal lainya yang dapat membantu meningkatkan prestasi pembelajaran  IJTIHAD, misalnya dengan mencoba menggunakan buku multi sumber. Dengan menggunakan buku  ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang siswa untuk lebih mendalami materi dan meningkatkan prestasi pembelajaran, karena buku multi sumber ini merupakan buku yang sangat bermanfaat dalam upaya menambah hasanah keilmuan, kedewasaan berfikir, maupun menambah ketajaman analisa data bagi para siswa, sehingga pada akhirnya kualitas pembelajaran ilmu IJTIHAD ini akan meningkat.

  1. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Idealnya para siswa memiliki prestasi yang baik dalam pembelajaran  IJTIHAD, seiring dengan banyaknya pendidikan keagamaan yang sudah didapatkan dirumah atau dilingkungan mereka sendiri, akan tetapi tidak demikian adanya, bahkan prestasi pendidikan  IJTIHAD cukup mengkhawatirkan, dan ini merupakan permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya melalui penelitian tindakan kelas ini. Adapun Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.  Bagaimana keadaan prestasi siswa dalam pembelajaran  IJTIHAD?
2.  Apakah prestasi siswa lebih baik jika digunakan buku multi sumber ?
3.  Apa ada perbedaan antara antara prestasi siswa yang menggunakan buku multi sumber dibanding siswa yang menggunakan buku mono sumber?

            2. Pemecahan Masalah
Masalah ini memerlukan penanganan yang serius dan mendesak diantaranya adalah dengan mengadakan penambahan sumber pembelajaran yaitu dengan menggunakan buku multi sumber dimana ketika pembelajaran dimulai siswa dapat mengeksplorasi data dari satu buku berbagai sumber.
Disamping itu kontrol guru yang melekat sangat diperlukan yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap tugas yang diberikan kepada siswa termasuk tugas presentasi.
Dengan digunakannya buku multi sumber ini akan timbul harapan baru dimana pembelajaran yang dilakukan di kelas akan lebih kaya materi dari satu buku. Disamping itu adanya setengah paksaan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil analisa data setelah adanya tugas presentasi, yang pada akhirnya lebih adanya kecenderungan siswa memahami secara mendalam tentang materi pembelajaran itu.

  1. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan cara atau media dan sumber dalam  pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi pembelajaran  IJTIHAD.
Tujuan lain untuk mendapatkan cara-cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika dipadukan dengan media dan metode  pembelajaran yang disajikan.

  1. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan-wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu tercapainya prestasi pembelajaran  yang tinggi.
Disamping itu dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
Mudah-mudahan proses pembelajaran di sekolah dapat berhasil dan lebih maju baik tingkat keilmuannya maupun mentalnya.

  1. HIPOTESIS TINDAKAN
Pada umumnya prestasi siswa dalam pembelajaran  IJTIHAD kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, yaitu kemungkinan kurang tepatnya penggunaan buku sumber pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajara  IJTIHAD memerlukan usaha-usaha serius yag diantaranya adalah dengan menggunakan buku multi sumber.
Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu :
 “Buku Muti Sumber dalam upaya Meningkatkan  Kemampuan menganalisa data pada  Pembelajaran IJTIHAD di SMK MJPS 1 Tasikmalaya”.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

a)    Sumber Belajar (Buku Sumber)
ILMU pengetahuan merupakan buah dari proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat aktivitas psikis, di antaranya membaca. Membaca adalah jendela dunia. Membaca dapat membuka cakrawala berpikir seseorang. Membiasakan kebenaran ternyata jauh lebih berat daripada membenarkan kebiasaan. Kebiasaan membaca perlu dibudayakan
Hampir sebagian besar manusia tidak menyangkal bahwa kebiasaan membaca adalah baik dan positif. Namun, tidak semua orang dapat menanamkan kegemaran membaca.
Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya. Semboyan atau pepatah sederhana ini memiliki makna yang sangat luas.
Mengapa dunia pendidikan di negeri ini terpuruk? Salah satu alasannya adalah kegemaran membaca masyarakat Indonesia yang tergolong masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain.
Kualitas sumber daya manusia akan meningkat secara signifikan tatkala manusia dapat menumbuhkan kegemaran membaca. Seseorang tidak akan bisa menulis manakala tidak bisa membaca. Wajarlah seandainya di tingkat pendidikan sekolah dasar, yang pertama ditekankan adalah membaca, baru menulis, dan kemudian berhitung.
Guru sebagai salah satu sumber daya pendidikan mempunyai tanggung jawab dalam menumbuhkan kegemaran membaca melalui peserta didiknya.
Siswa usia sekolah dasar yang dalam perkembangan kognitifnya berada pada fase operasional konkret, tampaknya perlu contoh konkret pula dari gurunya dalam hal membaca. Siswa lambat laun akan menirukan apa yang dilihatnya, bila semua guru saat istirahat membaca buku. Setidaknya hal ini akan memberikan pengaruh positif bagi para siswanya. Sebaliknya, bila siswa sering melihat gurunya dalam waktu istirahat mengobrol ke sana ke mari, murid pun secara tidak langsung menirukannya. Bukankah ada pepatah, Guru kencing berdiri, murid kencing berlari?
Block grant buku perpustakaan merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat menambah minat baca siswa.
Ironisnya, di sekolah dasar masih belum semuanya memiliki perpustakaan sekolah. Kalaupun ada, keberadaannya kurang dioptimalkan. Perpustakaan sekolah merupakan aset sumber pengetahuan siswa dan guru di sekolah tersebut. Buku adalah gudang ilmu. Banyak buku berarti gudang ilmunya pun banyak. Bila semua gudang dapat dibuka dengan memaca maka yang dapat membuka akan kaya ilmu pengetahuan dan pengalaman. Hal ini relevan dengan pepatah experience is the best teacher.
Pengalaman yang diperoleh seseorang memiliki makna besar bagi orang tersebut. Dengan pengalaman, seseorang yang pernah terperosok dalam satu lubang yang menyakitkan, minimal tidak akan terperosok dalam lubang yang sama. Akan tetapi, dalam hal ini tidak berlaku bagi orang yang dalam tanda kutip kurang menggunakan rasio dalam bertutur dan bertindak.
Revitalisasi peran dan fungsi perpustakaan sekolah merupakan langkah awal untuk menumbuhkan minat baca di kalangan siswa, ditunjang dengan pengelolaan yang baik serta bimbingan guru terhadap pentingnya perpustakaan sebagai sumber belajar dan sumber informasi.
Pengelola perpustakaan harus pandai memilih dan memilah buku yang relevan dengan tuntutan kebutuhan para siswanya, juga perlu memperhatikan keaktualannya. Selain buku pengetahuan, perpustakaan sekolah perlu juga memiliki buku cerita, hiburan berupa cerita fiksi sebagai santapan sambil istirahat.
Membaca buku di perpustakaan sangat rendah tingkat kesulitannya dan tidak membutuhkan fasilitas prasyarat bagi penggunanya. Pada gilirannya, semua siswa sekolah dapat mendukung pemerintah dalam program Internet Goes to School yang tentunya perlu diawali oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sehingga mereka menjadi jembatan penghubung aplikasi teknologi tersebut.
Mengapa kita tidak mau mencoba untuk membangkitkan kegemaran membaca? Orang yang banyak membaca pasti banyak pengetahuannya. Orang yang banyak pengetahuannya adalah orang yang berilmu. Orang yang berilmu adalah orang yang ulet dan tidak mudah putus asa. Orang yang ulet adalah orang yang penuh harapan dan optimisme. Orang yang optimistis adalah orang yang sukses.

b)   Kemampuan menganalisa data
Kemampuan menganalisis dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.
Kemampuan menganalisis merupakan salah satu kemampuan kognitif tingkat tinggi  yang penting untuk   dikuasai siswa dalam pembelajaran. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
1. Menganalisis unsur:
·      Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu pernyataan
·      Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa.
·      Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif.
·      Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku antara individu dan kelompok.
·      Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang mendukungnya.
2. Menganalisis hubungan:
·      Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide dengan ide.
·      Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu pernyataan.
·      Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya.
·      Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau asumsi yang ada.
·      Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak.
·      Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen.
·      Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan historis.
3. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi:
·      Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat
·      Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka memahami maknanya.
·      Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya.
·      Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda.

c)    Ijtihad
Dalam bahasa yang sederhana, taqlid adalah sebuah masa atau tindakan di mana ijtihad dilarang untuk dilakukan. Dan pada masa ini lebih memberikan aspek legal-formal pada ulama-ulama yang telah memberikan produk hukumnya masing-masing. Sehingga pada periode ini, Islam lebih terpetak-petak dalam madzab-madzab tertentu yang menjadi panutan.
Periode taqlid ini bermulai sekitar pertengahan abad 4 H atau abad 10 M. Pada masa ini pula terdapat beberapa faktor, yaitu faktor politik, intelektual, moral, dan sosial yang mempengaruhi kebangkitan umat islam dan menghalangi aktivitas mereka dalam pembentukan hukum atau perundang-undangan hingga terjadinya kemandekan. Gerakan ijtihad dan upaya perumusan undang-undang sudah berhenti. Semangat kebebasan dan kemerdekaan berpikir para ulama sudah mati. Mereka tidak lagi menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai sumber utama, akan tetapi justru mereka sudah merasa puas dengan cara bertaqlid. Semua pengaruh yang mendatang itu menolak kemerdekaan berpikir dan menyeretnya kepada taqlid, menjadi pengikut Abu Hanifah, pengikut Malik, pengikut asy syafi’i atau pengikut Ahmad saja.
Mereka membatasi diri dalam batas-batas lingkungan madzhab-madzhab itu. Kesungguhan mereka ditujuan untuk memahami lafad-lafad dan perkataan imam-imam saja, bukan lagi untuk mmahami nash-nash itu sendiri. Oleh karenanya berhentillah masa tasyri’ dan bekulah masa pembinaan hukum, padahal masa selalu terus berputar, setiap detik baru terjadi transisi, setiap transisi membawa peristiwa yang menimbulkan masalah baru yang membutuhkan hukum.
5. Ittiba’
Menurut ulama ushul, ittiba’ adalah mengikuti atau menuruti semua yang diperintahkan, yang dilarang, dan dibenarkan Rasulullah SAW. Dengan kata lain ialah melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam sesuai dengan yang dikerjakan Nabi Muhammad SAW. Definisi lainnya, ittiba’ ialah menerima pendapat seseorang sedangkan yang menerima itu mengetahui dari mana atau asal pendapat itu. Ittiba’ ditetapkan berdasarkan hujjah atau nash. Ittiba’ adalah lawan taqlid.
Ulama berbeda pendapat, ada yang membolehkan ada yang tidak membolehkan. Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan bahwa ittiba’ itu hanya dibolehkan kepada Allah, Rasul, dan para sahabat saja, tidak boleh kepada yang lain. Pendapat yang lain membolehkan berittiba’ kepada para ulama yang dapat dikatagorikan sebagai ulama waratsatul anbiyaa (ulama pewaris para Nabi).
6. Talfiq
Menurut istilah, talfiq ialah mengambil atau mengikuti hukum dari suatu peristiwa atau kejadian dengan mengambilnya dari berbagai macam madzhab. Contoh nikah tanpa wali dan saksi adalah sah asal ada iklan atau pengumuman. Menurut madzhab Hanafi, sah nikah tanpa wali, sedangkan menurut madzhab Maliki, sah akad nikah tanpa saksi.
Pada dasarnya talfiq dibolehkan dalam agama, selama tujuan melaksanakan talfiq itu semata-mata untuk melaksanakan pendapat yang paling benar setelah meneliti dasar hukum dari pendapat itu dan mengambil yang lebih kuat dasar hukumnya. Ada talfiq yang tujuannya untuk mencari yang ringan-ringan saja, yaitu mengikuti pendapat yang paling mudah dikerjakan sekalipun dasar hukumnya lemah. Talfiq semacam ini yang dicela para ulama. Jadi talfiq itu hakekatnya pada niat.

C) Temuan
a.                                 Manfaat
Manfaat yang akan diraih adalah adanya peningkatan kemampuan menganalisa data bagi siswa yang bisa ditunjukan dengan hasil test yang tinggi. Dengan dimilikinya buku multi sumber pembelajaran siswa akan merasa lebih tenang dalam memperdalam dan memahami pengetahuan, karena tidak ada rasa takut materi yang diperlukan tidak ada sebagai bahan analisa dengan berbagaisumber.
b.        Kendala
Masih banyak siswa yang masih belum sadar untuk membaca dan mencari data dari buku.
Kendala lain yang didapati adalah masih adanya siswa yang leha-leha dan merasa cukup dengan hanya memiliki bahan ajar berupa buku mono sumber, padahal ini tidak akan cukup jika dimaksudkan untuk menggali dan menganalisa data yang memerlukan adanya hubungan-hungan antar sumber yang satu dengan yang lainnya.
c.                                 Alternatif pemecahan
Sebagai alternatif agar penggunaan buku multi sumber ini maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal juga dari guru yang bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada pemanfaatan buku tersebut, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum apa yang ada dalam buku tersebut.
Insya Allah dengan memaksimalkan penggunaan media tersebut hasil pembelajaranpun akan meningkat dan prestasi siswa akan meningkat.


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, Jl. Cigeureung No.19 Tasikmalaya.

B. Subjek Penelitian
Sebagai alternatif agar penggunaan buku multi sumber ini maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal juga dari guru yang bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada pemanfaatan buku tersebut, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum apa yang ada dalam buku tersebut.
Insya Allah dengan memaksimalkan penggunaan media tersebut hasil pembelajaranpun akan meningkat dan prestasi siswa akan meningkat.

C. Setting Penelitian
     1) Menentukan variable penelitian    
Variabel yang menjadi pokok utama dalam PTK ini adalah peningkatan kemampuan menganalisa data pada pembelajaran  IJTIHAD.
 Disamping itu ada beberapa variable yang diajukan yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses KMB:  Interaksi belajar, gaya guru mengajar, implementasi berbagai metode perbaikan dsb. 3) Out put : Hasil belajar siswa berupa peningkatan prestasi dalam bentuk penilaian.

2)  Pelaksanaan Penelitian
a.    Prosedur Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.




b.    Implementasi Tindakan
Agar pelaksanaan presentasi berhasil maka disusun scenario pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan sampai kepada pembuatan pelaporannya.
Tahap awal dilakukan proses pembelajaran dan dilakukan perekaman dengan software camtasia oleh guru.
Setelah selesai pembelajaran hasil rekaman dibagikan kepada seluruh siswa untuk diputar ulang dirumah masing-masing dalam rangka mengerjakan tugas dari guru untuk meresume hasil pembelajaran dan presentasi hasil resume.
Selanjutnya pada waktu yang lain dilakukan test prestasi dengan cara diberikan soal ulangan.
3)        Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi atau penilaian dari hasil test.
Observasi dilakukan dalam rangka memperoleh data tentang adanya perubahan situasi pembelajaran.
Sedangkan test pembelajaran dilakukan untuk memperoleh data dan mengukur tingkat keberhasilan prestasi sswa.

1.         Indikator kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan pembelajaran dengan buku multi sumbert ini  adalah meningkatnya prosentase hasil test dari masing-masing siswa.
2.         Personalia
Nama                                : Anang Saepudin, MPdI (Ketua)
NIP.                                 : 197209102007011019
Alamat                             : Tasikmalaya
Lulusan                            : S1 PAI

Nama                                : Drs.H. Dadang Suparhan (Anggota)
NIP.                                 : 197209102007011019
Alamat                             : Tasikmalaya
Lulusan                            : S1 PAI
3.         Waktu Penelitian  : Selama 2 bulan ( Oktober 2013 s.d. November 2013 )
4.         Jadwal Penelitian
Tidak ada penjadwalan khusus dalam penelitian ini, yaitu dilakukan mengikuti jadwal pembelajaran di sekolah.
No
KEGIATAN
MINGGU KE……..
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Perencanaan












2
Proses pembelajaran












3
Evaluasi












4
Pengumpulan Data












5
Analisis Data












6
Penyusunan Hasil












7
Pelaporan Hasil


















5.         BBiaya penelitian ditanggung oleh lembaga pendidikan tempat mengadakan penelitian yaitu SMK-MJPS 1 Tasikmalaya.
NO.
ALAT/BAHAN
JML
HARGA
JUMLAH HARGA
1
Kertas
1
  30.000,-
  30.000,-
2
Ples Disk
1
  45.000,-
  45.000,-
3
Katrid
1
110.000,-
110.000,-
4
Tinta
1
  40.000,-
  40.000,-
5
Kertas Jilid
1
  25.000,-
  25.000,-
6
Cutter
1
    3.500,-
    3.500,-
7
Mistar
1
    2.500,-
    2.500,-
8
Konsumsi


500.000,-
9
Transportasi


750.000,-

JUMLAH


1.506.000,-


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian telah selesai dilakukan dengan seperangkat alat penilaian yang dilakukan oleh peneliti. Tahap awal peneliti mengadakan tes awal awal (t0) dengan hasil jumlah nilai 2224, rata-rata 74,11
Tabel 1
Hasil pembelajaran secara Konvensional (t0)

No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Agus Salim
70
2.
Ahmad
75
3.
Andri
70
4.
Candra
70
5.
Dadang
70
6..
Giri
73
7.
Handika
77
8
Handika
75
9
Hayat
73
10
Helmi
74
11
Ilham
75
12
Indra
74
13
Irham
75
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
76
16
Kamaludin
75
17
Kansa
75
18
Komarudin
74
19
Kusnadi
75
20
Kuswanto
70
21
Maman
74
22
Manda
73
23
Maulana
76
24
Muhammad
76
2t5
Munir
75
26
Novi
76
27
Purwanto
75
28
Sandi
76
29
Sandra
76
30
Sulaiman
75

JML
2224

RATA-RATA
74,11

Selanjutnya peneliti membagi tahapan-tahapan penelitian dengan menggunakan 3 (tiga) siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

A.    Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), dan observasi.

2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan  buku Multi sumber, setelah proses pembelajaran dilakukan kemudian dilakukan test (ulangan) dan ini disebut sebagai tes-1 (t-1)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat untuk seluruh siswa satu kelas = 2260 rata-rata = 75,33 dengan table sbb :
Tabel 2
Prestasi Siswa  dengan Menggunakan Buku Multi Sumber

No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Agus Salim
76
2.
Ahmad
72
3.
Andri
72
4.
Candra
74
5.
Dadang
72
6..
Giri
76
7.
Handika
77
8
Handika
76
9
Hayat
72
10
Helmi
75
11
Ilham
75
12
Indra
76
13
Irham
75
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
75
16
Kamaludin
78
17
Kansa
77
18
Komarudin
76
19
Kusnadi
74
20
Kuswanto
74
21
Maman
75
22
Manda
76
23
Maulana
77
24
Muhammad
77
25
Munir
77
26
Novi
77
27
Purwanto
76
28
Sandi
76
29
Sandra
76
30
Sulaiman
75

JML
2260

RATA-RATA
75,33

Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui adanya peningkatan prestasi siswa.

4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: hasil nilai masih belum memuaskan.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang tidak ikut mencari data dari buku. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya kesadaran dari siswa itu sendiri.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ke dua diberikan tambahan perangkat yaitu diberikan informasi bahwa dalam pembelajaran akan di berikan nilai bagi siswa yang mencari data dan menemukan data serta tercatat dalam LKS.

Siklus 2
1) Perencanaan
Pada siklus ke dua ini di siapkan perangkat tambahan yaitu informasi bahwa dalam pembelajaran akan di berikan nilai bagi siswa yang mencari data dan menemukan data serta tercatat dalam LKS
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus ke dua ini ditambahkan perangkat  belajar yaitu informasi bahwa dalam pembelajaran akan di berikan nilai bagi siswa yang mencari data dan menemukan data serta tercatat dalam LKS Setelah selesai pembelajaran kemudian kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-2 (t-2)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapatkan adalah 2283 rata-rata 76,10  dengan table sbb :
Tabel 3
Prestasi Siswa  dengan Menggunakan Buku Multi Sumber dan Penilaian hasil pencarian

No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Agus Salim
77
2.
Ahmad
75
3.
Andri
74
4.
Candra
75
5.
Dadang
75
6..
Giri
76
7.
Handika
78
8
Handika
76
9
Hayat
77
10
Helmi
76
11
Ilham
75
12
Indra
76
13
Irham
76
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
77
16
Kamaludin
78
17
Kansa
77
18
Komarudin
77
19
Kusnadi
75
20
Kuswanto
75
21
Maman
75
22
Manda
76
23
Maulana
77
24
Muhammad
77
2t5
Munir
77
26
Novi
77
27
Purwanto
76
28
Sandi
76
29
Sandra
76
30
Sulaiman
75

JML
2283

RATA-RATA
76,10

Dengan demikian pada siklus kedua dapat diketahui prestasi siswa meningkat menjadi 76,10.

4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: peningkatan nilai prestasi masih belum memuaskan seluruhnya.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang setengah hati dalam mengerjakan tugas pencarian data. Hal ini dimungkinkan karena  kurangnya  kontrol dari guru untuk melaksanakan tugas tersebut selain daripada hasilnya yang dikumpulkan.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ketiga diberikan tugas tambahan yaitu adanya nilai bagi siswa yang memberikan komentar terhadap hasil pencarian data.

Siklus 3
1) Perencanaan
Pada siklus ke tiga ini di siapkan dijelaskan kepada para siswa bahwa adanya nilai bagi siswa yang memberikan komentar terhadap hasil pencarian data.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus kedua, maka pada siklus ke tiga ini diinformasikan kepada siswa adanya nilai bagi siswa yang memberikan komentar terhadap hasil pencarian data..
Setelah selesai pembelajaran, kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-3 (t-3)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat adalah 2341 rata-rata 78,03 dengan table sbb :

Tabel 4
Prestasi Siswa  dengan Menggunakan Buku Muti Sumber dan tugas memberi komentar pada setiap data yang ditemukan.


No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS

1.
Agus Salim
78

2.
Ahmad
76

3.
Andri
76

4.
Candra
76

5.
Dadang
76

6..
Giri
77

7.
Handika
80

8
Handika
80

9
Hayat
80

10
Helmi
80

11
Ilham
77

12
Indra
79

13
Irham
80

14
Jakaria
78

15
Jarwanto
79

16
Kamaludin
80

17
Kansa
80

18
Komarudin
80

19
Kusnadi
77

20
Kuswanto
77

21
Maman
77
22
Manda
77
23
Maulana
78
24
Muhammad
78
25
Munir
78
26
Novi
78
27
Purwanto
77
28
Sandi
77
29
Sandra
77
30
Sulaiman
78

JML
2341

RATA-RATA
78,03
Dengan demikian pada siklus ketiga dapat diketahui prestasi nilai siswa meningkat menjadi rata-rata 78,03.
4) Refleksi
Dari hasil observasi selama siklus tiga berlangsung, didapatkan kondisi berikut ini: setelah tugas tambahan dilakukan, maka siswa lebih meningkat prestasinya, yakni peningkatannya sudah menyeluruh tidak sebagian siswa saja.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum dijalankannya Buku Muti Sumber prestasi siswa sangat rendah dibuktikan dengan nilai yang didapatkan sangat kecil.
Setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan Buku Multi Sumber  ini maka prestasi siswa meningkat dan lebih baik nilainya setelah ditambah dengan tugas mencari data bagi setiap anggota kelompok tersebut. Bahkan prestasi mereka signifikan bertambah ketika diberikan tugas tambahan yaitu adanya penilaian bagi mereka yang mengomentari hasil pencasrian data.
Jadi pada akhirnya bahwa pembelajaran dengan menggunakan Buku Multi Sumber lebih baik daripada pembelajaran konvensional biasa.

B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang didapat, maka peneliti memberikan saran kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan Sumber pembelajaran sebagai inventaris pembelajaran di sekolah ini.
Demikian mudah-mudahan pembelajaran lebih maju dan bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Endro, 2011, BUKU SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN, From : https://edoendrikaputra.wordpress.com/2011/05/29/buku-sebagai-sumber-pengetahuan/

Ali, Mukti, Ijtihad dalam Pandangan Muhammad Abduh, Ahmad Dakhlan, dan Muhammad Iqbal, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990
Basyir, Ahmad Azhar, dkk, Ijtihad dalam Sorotan, Bandung: Penerbit Mizan, 1988
Lismanto dalam Pembaharuan Hukum Islam Berbasis Tradisi: Upaya Meneguhkan Universalitas Islam dalam Bingkai Kearifan Lokal
Qardawi,Yusuf, Ijtihad dalam Syariat Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1987


DAFTAR HADIR
SEMINAR PTK
PENGGUNAAN BUKU MULTI SUMBER
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENGANALISA DATA 
PADA PEMBELAJARAN IJTIHAD
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA

NO.
NAMA
TANDA TANGAN



























































PTK
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )



MENGGUNAKAN VIDEO RECORD TEACHING MEDIA
DALAM UPAYA MENGATASI KESULITAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU WARIS
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA

DISUSUN OLEH :
ANANG SAEPUDIN, SPdI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MJPS 1
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
JALAN CIGEUREUNG NO.19 TLP.335633
TASIKMALAYA


ABSTRAKSI
Prestasi siswa yang meningkat dalam suatu proses pembelajaran adalah merupakan hal yang menjadi sorotan utama dipandangan masyarakat, karena tolok ukur berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran adalah adanya prestasi yang cukup baik dan memenuhi standar. Walaupun dilain pihak indikator keberhasilan tersebut tidak selamanya harus seperti itu karena banyak faktor yang mendukung tingkat keberhasilan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah prestasi siswa dalam pembelajaran Ilmu Waris di SMK MJPS 1 kurang memuaskan dan memungkinkan disebabkan oleh banyak faktor juga.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, yaitu siswa kelas XI-MP1 dengan jumlah 30 orang dengan dikelompokan menjadi 5 kelompok.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran Ilmu Waris dan bagaimana cara memperbaikinya sehingga didapatkan siswa yang mempunyai prestasi meningkat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata dengan menggunakan media video record teaching dapat meningkatkan hasil prestasi siswa dalam bentuk nilai hasil test, terbukti dengan nilai setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun oleh teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu rendahnya hasil pembelajaran pendidikan agama islam.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta kepada seluruh umatnya yang mentaati ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah peneliti telah melaksanakan penelitian tindakan kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, karena tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan ada usaha-usaha yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1)      Kepala Sekolah, Drs.H.Imat Ruhimat, yang telah melakukan dorongan moril kepada peneliti untuk dilaksanakannya penelitian ini.
2)      Bidang Kurikulum, Drs. Siradjudin yang telah memberikan informasi tentang kurikulum untuk keberhasilan penelitian ini.
3)      Juga kepada seluruh guru dan tata usaha yang sama-sama telah membantu demi terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dinantikan oleh peneliti.
Demikian semoga kedepan dapat lebih maju dan berhasil.

                                                                       
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB    I           PENDAHULUAN
1)      Latar Belakang Masalah
A.    Rumusan Masalah dan Pemecahannya
B.     Tujuan Penelitian
C.     Manfaat Hasil Penelitian
D.    Hipotesis Tindakan

BAB    II         KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori
B.     Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
C.     Kerangka Pikir

BAB    III        PELAKSANAAN PENELITIAN
A.    Lokasi dan Waktu Penelitian
B.     Subjek Penelitian
C.     Prosedur Penelitian

BAB    IV        HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian
B.     Pembahasan

BAB    V         SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
B.     Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR TABEL
Tabel Indikator keberhasilan
Table Indikator keberhasilan


BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan agama merupakan hal yang sangat penting yang harus diselenggarakan di sekolah dan diikuti setiap siswa, karena tanpa adanya pendidikan agama di sekolah dikhawatirkan siswa semakin melupakan diri tentang keagamaan dan akhirnya pendidikan agama terabaikan, padahal dengan pendidikan agama di sekolah setidaknya siswa akan memahami bagaimana sebenarnya kehidupan yang dilandasi dengan nilai-nilai agama.
Walaupun demikian, seiring dengan perkembangan kurikulum di sekolah dimana pendidikan agama menempati kedudukan yang sangat penting, tetap saja mengalami hambatan-hambatan dan kegagalan-kegagalan yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran             Ilmu waris dan perhitungannya.
Rendahnya tingkat prestasi siswa dalam pembelajaran warisan merupakan hal yang sering ditemukan dan merupakan salah satu bukti bahwa pembelajaran ilmu waris kurang terserap dengan baik. Hal ini terjadi diakibatkan beberapa faktor penghambat baik dari diri siswa itu sendiri, guru, maupun faktor lingkungan atau media yang ada hubungannya dengan pembelajaran Ilmu waris.
Menyadari bahwa factor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan penelitian dimana letak faktor penghambat itu berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah mengadakan penambahan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan prestasi pembelajaran Ilmu waris, misalnya dengan mencoba menggunakan media video record teaching. Dengan menggunakan media  ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang siswa untuk lebih mendalami materi dan meningkatkan prestasi pembelajaran, karena media ini merupakan media record yang dapat di putar ulang kapan saja oleh siswa, yang pada akhirnya siswa akan lebih memahami isi pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi.
  1. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Idealnya para siswa memiliki prestasi yang baik dalam pembelajaran ilmu waris dan perhitungannya, seiring dengan banyaknya pendidikan keagamaan yang sudah didapatkan dirumah atau dilingkungan mereka sendiri, akan tetapi tidak demikian adanya, bahkan prestasi pendidikan ilmu waris dan perhitungannya  cukup mengkhawatirkan, dan ini merupakan permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya melalui penelitian tindakan kelas ini. Adapun Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.  Bagaimana keadaan prestasi siswa dalam pembelajaran Ilmu waris?
2.  Apakah prestasi siswa lebih baik jika digunakan media video record teaching ?
3.  Apa ada perbedaan antara antara prestasi siswa yang menggunakan media record teaching dibanding siswa yang menggunakan media klasik.
            2. Pemecahan Masalah
Masalah ini memerlukan penanganan yang serius dan mendesak diantaranya adalah dengan mengadakan penambahan media pembelajaran yaitu dengan menggunakan media video record teaching dimana pada waktu pembelajaran dilakukan seluruh proses pembelajaran direkam dengan tanpa merekam guru atau siswanya, dan setelah selesai pembelajaran siswa ditugaskan untuk memutar kembali dan mempelajari rekaman tersebut di rumah masing-masing disertai dengan pemberian tugas resume dari video reord teaching tersebut.
Disamping itu kontrol guru yang melekat sangat diperlukan yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap tugas resume yang diberikan kepada siswa.
Dengan digunakannya media video record teaching ini akan timbul harapan baru dimana pembelajaran yang dilakukan di kelas yang tidak terserap dapat diputar ulang di rumah sehingga tidak ada kekhawatiran tertinggalnya pembelajaran. Disamping itu adanya setengah paksaan kepada siswa untuk memutar ulang video tersebut setelah adanya tugas membuat resume dari media video record teaching tersebut, yang pada akhirnya lebih adanya kecenderungan siswa memahami secara mendalam tentang materi pembelajaran itu.

  1. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan media pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi pembelajaran Ilmu waris dan perhitungannya.
Tujuan lain untuk mendapatkan cara-cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika dipadukan dengan media dan metode  pembelajaran yang disajikan.

  1. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan-wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu tercapainya prestasi pembelajaran  yang tinggi.
Disamping itu dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
Mudah-mudahan proses pembelajaran di sekolah dapat berhasil dan lebih maju baik tingkat keilmuannya maupun mentalnya.

  1. HIPOTESIS TINDAKAN
Pada umumnya prestasi siswa dalam pembelajaran Ilmu Waris kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, yaitu kemungkinan kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajara Ilmu Waris memerlukan usaha-usaha serius yag diantaranya adalah dengan menggunakan media video record teaching.
Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu :
 “Video Record Teaching Media dalam upaya Meningkatkan  Prestasi  Siswa pada  Pembelajaran Ilmu Waris di SMK MJPS 1 Tasikmalaya”.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A)  Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1)   Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2)   Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3)   Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4)   Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5)   Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6)   Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7)   Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8)   Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya.
Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.

B) Video Record Teaching
Dalam penelitian ini digunakan istilah video record teaching yang mengandung makna sebuah software atau perangkat lunak yang dapat menghasilkan suatu produk rekaman beserta video pembelajaran.
Video : merupakan visualitas dari hasil rekama selama pembelajaran dengan mengutamakan rekaman pada materi dan buka rekaman pada guru atau siswa.
Record : merupakan audio yang dihasilkan dari rekaman selama pembelajaran berlangsung.
Teaching : adalah proses pembelajaran yang dilakukan bersama siswa dan guru.

C) Temuan
a.                                 Manfaat
Manfaat yang akan diraih adalah adanya peningkatan prestasi  belajar siswa yang bisa ditunjukan dengan hasil test yang tinggi. Dengan dimilikinya rekaman video pembelajaran siswa akan merasa lebih tenang dalam memperdalam dan memahami pengetahuan, karena tidak ada rasa takut materi yang diperlukan tidak ada. Ketika materi pembelajaran belum dikuasai, maka siswa memutar kembali hasil rekaman tersebut kapan dan dimana saja, dengan demikian akan lebih terpenuhi dari segi fasilitas.
b.        Kendala
Masih banyak siswa yang tidak mempunyai media komputer di rumahnya, sehingga mereka harus mencari rental komputer untuk membuka video record teaching tersebut.
Kendala lain yang didapati adalah masih adanya siswa yang leha-leha dan merasa cukup dengan hanya memiliki bahan ajar berupa video padahal mereka tidak pernah membukanya.

c.                                 Alternatif pemecahan
Sebagai alternatif agar penggunaan media Video Record Teaching maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal juga dari guru yang bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada pemanfaatan media tersebut, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum apa yang ada dalam media video record teaching tersebut.
Insya Allah dengan memaksimalkan penggunaan media tersebut hasil pembelajaranpun akan meningkat dan prestasi siswa akan meningkat.



BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, Jl. Cigeureung No.19 Tasikmalaya.

B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelas XI-MP1 dengan jumlah murid secara keseluruhan 30 orang.
Penelitian ini dijalankan di dalam kelas dengan posisi tempat duduk yang diubah sehingga mendapat kesan yang lain seperti biasanya.
Alat atau bahan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media yang biasa digunakan sehari-hari dan ditambah dengan alat rekaman tulisan tangan dan audio yang pada akhirnya akan mendapaatkan file video yang dibagikan kepada siswa setelah pembelajaran berakhir.

C. Setting Penelitian
     1) Menentukan variable penelitian    
Terlebih dahulu disusun  variable penelitian sebagai sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Variabel yang menjadi pokok utama dalam PTK adalah peningkatan prestasi atau nilai siswa dalam pembelajaran.
Disamping itu ada beberapa variable yang diajukan yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses Pembelajaran:  Interaksi belajar, gaya guru mengajar, implementasi berbagai metode perbaikan dsb. 3) Out put : Hasil belajar siswa berupa prestasi atau nilai yang tinggi.

2)  Pelaksanaan Penelitian
a.    Prosedur Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

b.    Implementasi Tindakan
Agar pelaksanaan presentasi berhasil maka disusun scenario pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan sampai kepada pembuatan pelaporannya.
Tahap awal dilakukan proses pembelajaran dan dilakukan perekaman dengan software camtasia oleh guru.
Setelah selesai pembelajaran hasil rekaman dibagikan kepada seluruh siswa untuk diputar ulang dirumah masing-masing dalam rangka mengerjakan tugas dari guru untuk meresume hasil pembelajaran dan presentasi hasil resume.
Selanjutnya pada waktu yang lain dilakukan test prestasi dengan cara diberikan soal ulangan.
3)   Pengumpulan Data
Setelah langkah-langkah penelitian dilaksanakan, maka dilakukanlah pengumpulan data hasil prestasi yang dicapai, baik berupa data awal maupun data setelah dilakukan uji coba.
Maka didapatlah angka-angka yaitu jumlah dari masing-masing indikator dan dimasukkannya ke dalam tabel indikator keberhasilan untuk selanjutnya diadakan penghitungan.
1.         Indikator kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan pembelajaran dengan perangkat LAS SAINTIFIK ini  adalah meningkatnya tingkat kedalaman berfikir siswa dengan hasil test dari masing-masing siswa.
2.         Personalia
Nama                                : Anang Saepudin, MPdI (Ketua)
NIP.                                 : 197209102007011019
Alamat                             : Tasikmalaya
Lulusan                            : S1 PAI
Nama                                : Drs.H. Dadang Suparhan (Anggota)
NIP.                                 : 197209102007011019
Alamat                             : Tasikmalaya
Lulusan                            : S1 PAI
3.         Waktu Penelitian              : selama 3 bulan ( Januari 2014 – Maret 2014)
4.         Jadwal Penelitian
Tidak ada penjadwalan khusus dalam penelitian ini, yaitu dilakukan mengikuti jadwal pembelajaran di sekolah.
No
KEGIATAN
MINGGU KE……..
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Perencanaan












2
Proses pembelajaran












3
Evaluasi












4
Pengumpulan Data












5
Analisis Data












6
Penyusunan Hasil












7
Pelaporan Hasil


















Biaya penelitian ditanggung oleh lembaga pendidikan tempat mengadakan penelitian yaitu SMK-MJPS 1 Tasikmalaya.
NO.
ALAT/BAHAN
JML
HARGA
JUMLAH HARGA
1
Kertas
1
  30.000,-
  30.000,-
2
Lakban
3
  45.000,-
  45.000,-
3
Katrid
1
110.000,-
110.000,-
4
Tinta
1
  40.000,-
  40.000,-
5
Kertas Jilid
1
  25.000,-
  25.000,-
6
Cutter
1
    3.500,-
    3.500,-
7
Mistar
1
    2.500,-
    2.500,-
8
Konsumsi


500.000,-
9
Transportasi


300.000,-

JUMLAH


1.056.000,-

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses penelitian telah selesai dilakukan dengan seperangkat alat penilaian yang dilakukan oleh peneliti. Tahap awal peneliti mengadakan tes awal awal (t0) dengan hasil jumlah nilai 2224, rata-rata 74,11
Tabel 1
Hasil pembelajaran secara Konvensional (t0)

No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Agus Salim
70
2.
Ahmad
75
3.
Andri
70
4.
Candra
70
5.
Dadang
70
6..
Giri
73
7.
Handika
77
8
Handika
75
9
Hayat
73
10
Helmi
74
11
Ilham
75
12
Indra
74
13
Irham
75
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
76
16
Kamaludin
75
17
Kansa
75
18
Komarudin
74
19
Kusnadi
75
20
Kuswanto
70
21
Maman
74
22
Manda
73
23
Maulana
76
24
Muhammad
76
2t5
Munir
75
26
Novi
76
27
Purwanto
75
28
Sandi
76
29
Sandra
76
30
Sulaiman
75

JML
2224

RATA-RATA
74,11

Selanjutnya peneliti membagi tahapan-tahapan penelitian dengan menggunakan 3 (tiga) siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

A.    Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), dan observasi.

2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan system atau metode presentasi, akan tetapi materi pembelajaran diberikan oleh guru dalam bentuk Video Record Teaching.
Setelah proses pembelajaran dilakukan kemudian siswa diberi file pembelajaran untuk lebih dipelajari lagi di rumah, dengan maksud agar apa yang dijelaskan guru di kelas diingatkan kembali dalam bentuk video record teaching
Setelah selesai pembelajaran kemudian dilakukan test (ulangan) dan ini disebut sebagai tes-1 (t-1)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat untuk seluruh siswa satu kelas = 2260 rata-rata = 75,33 dengan table sbb :
Tabel 2
Prestasi Siswa  dengan Menggunakan Video record Teaching

No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Agus Salim
76
2.
Ahmad
72
3.
Andri
72
4.
Candra
74
5.
Dadang
72
6..
Giri
76
7.
Handika
77
8
Handika
76
9
Hayat
72
10
Helmi
75
11
Ilham
75
12
Indra
76
13
Irham
75
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
75
16
Kamaludin
78
17
Kansa
77
18
Komarudin
76
19
Kusnadi
74
20
Kuswanto
74
21
Maman
75
22
Manda
76
23
Maulana
77
24
Muhammad
77
25
Munir
77
26
Novi
77
27
Purwanto
76
28
Sandi
76
29
Sandra
76
30
Sulaiman
75

JML
2260

RATA-RATA
75,33

Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui adanya peningkatan prestasi siswa.
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: hasil nilai masih belum memuaskan.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang tidak mengambil soft video dan masih ada juga yang tidak di buka dan dipelajari di rumahnya. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya kesadaran dari siswa itu sendiri.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ke dua diberikan tambahan perangkat yaitu diberikan tugas untuk merangkum materi yang ada pada video tersebut, sehingga siswa dapat meneliti dan mempelajari materi tersebut sambil merangkum video tersebut.

Siklus 2
1) Perencanaan
Pada siklus ke dua ini di siapkan perangkat tambahan yaitu tugas untuk merangkum materi yang ada pada video record teaching tersebut.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus ke dua ini ditambahkan perangkat  belajar yaitu tugas untuk merangkum materi yang ada pada video, agar siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu.
Setelah selesai pembelajaran kemudian diberikan tugas untuk merangkum video yang telah diberikan tadi, kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-2 (t-2)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapatkan adalah 2283 rata-rata 76,10  dengan table sbb :
Tabel 3
Prestasi Siswa  dengan Menggunakan Video record Teaching dan tugas merangkum

No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Agus Salim
77
2.
Ahmad
75
3.
Andri
74
4.
Candra
75
5.
Dadang
75
6..
Giri
76
7.
Handika
78
8
Handika
76
9
Hayat
77
10
Helmi
76
11
Ilham
75
12
Indra
76
13
Irham
76
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
77
16
Kamaludin
78
17
Kansa
77
18
Komarudin
77
19
Kusnadi
75
20
Kuswanto
75
21
Maman
75
22
Manda
76
23
Maulana
77
24
Muhammad
77
2t5
Munir
77
26
Novi
77
27
Purwanto
76
28
Sandi
76
29
Sandra
76
30
Sulaiman
75

JML
2283

RATA-RATA
76,10

Dengan demikian pada siklus kedua dapat diketahui prestasi siswa meningkat menjadi 76,10.
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: peningkatan nilai prestasi masih belum memuaskan seluruhnya.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang setengah hati dalam mengerjakan tugas merangkum dan cenderung hanya menyalin dari teman waktu di kelas.. Hal ini dimungkinkan karena  kurangnya  kontrol dari guru untuk melaksanakan tugas tersebut selain daripada hasilnya yang dikumpulkan.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ketiga diberikan tugas tambahan yaitu hasil rangkuman dipresentasikan didepan kelas..

Siklus 3
1) Perencanaan
Pada siklus ke tiga ini di siapkan dijelaskan kepada para siswa bahwa akan diadakan presentasi hasil rangkuman.

2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus kedua, maka pada siklus ke tiga ini ditugaskan kepada siswa untuk presentasi dari hasil rangkuman.
Setelah proses pembelajaran dan tugas merangkum dilakukan juga ditugaskan untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Kemudian setelah itu diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-3 (t-3)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat adalah 2341 rata-rata 78,03 dengan table sbb :
Tabel 4
Prestasi Siswa  dengan Menggunakan Video record Teaching, tugas merangkum dan tugas presentasi.


No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS

1.
Agus Salim
78

2.
Ahmad
76

3.
Andri
76

4.
Candra
76

5.
Dadang
76

6..
Giri
77

7.
Handika
80

8
Handika
80

9
Hayat
80

10
Helmi
80

11
Ilham
77

12
Indra
79

13
Irham
80

14
Jakaria
78

15
Jarwanto
79

16
Kamaludin
80

17
Kansa
80

18
Komarudin
80

19
Kusnadi
77

20
Kuswanto
77

21
Maman
77
22
Manda
77
23
Maulana
78
24
Muhammad
78
25
Munir
78
26
Novi
78
27
Purwanto
77
28
Sandi
77
29
Sandra
77
30
Sulaiman
78

JML
2341

RATA-RATA
78,03
Dengan demikian pada siklus ketiga dapat diketahui prestasi nilai siswa meningkat menjadi rata-rata 78,03.
4) Refleksi
Dari hasil observasi selama siklus tiga berlangsung, didapatkan kondisi berikut ini: setelah tugas tambahan presentasi dilakukan, maka siswa lebih meningkat prestasinya, yakni peningkatannya sudah menyeluruh tidak sebagian siswa saja.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum dijalankannya media vido record teaching prestasi siswa sangat rendah dibuktikan dengan nilai yang didapatkan sangat kecil.
Setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan media video record teaching ini maka prestasi siswa meningkat dan lebih baik nilainya setelah ditambah dengan tugas untuk merangkum apa yang ada di video tersebut. Bahkan prestasi mereka signifikan bertambah ketika diberikan tugas tambahan yaitu akan dilaksanakannya presentasi dari hasil resume sebelumnya.
Jadi pada akhirnya bahwa pembelajaran dengan menggunakan media video record teaching lebih baik daripada pembelajaran konvensional biasa.

B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang didapat, maka peneliti memberikan saran kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan media pembelajaran sebagai inventaris pembelajaran di sekolah ini.
Demikian mudah-mudahan pembelajaran lebih maju dan bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, nana, dasar-dasar proses belajar mengajarbandung: pt. sinar baru algesindo, 1998, cet. ke-4.

Yamin, martinis, profesionalisasi guru dan implementasi ktsp, jakarta: gaung persada press, 2007, cet. ke-2.



Gerlach, ely, arti penting pemanfaatan media, arsyad, 2002:11, http://andripradinata.blogspot.com/2012/11/arti-penting-pemanfaatan-media.html

Ibrahim, peranan dan pentingnya media, arsyad, 1982:12, http://sasyi.blogspot.com/2011/03/peranan-dan-pentingnya-media.html




DAFTAR HADIR
SEMINAR PTK
MENGGUNAKAN VIDEO RECORD TEACHING MEDIA
DALAM UPAYA MENGATASI KESULITAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU WARIS
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA

NO.
NAMA
TANDA TANGAN
































































2 comments: