PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) - 3

Pendidikan Agama Islam (PAI) SMK
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Kedalaman berfikir dalam Pendidikan agama merupakan hal yang sangat penting yang harus diselenggarakan di sekolah dan diikuti setiap siswa, begitu juga sikap toleran dan menghargai orang lain memerlukan perhatian khusus dalam kehidupan siswa di sekolah agar dimasyarakat nanti bias lebih matang dan dewasa dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Tanpa adanya pendidikan agama di sekolah dikhawatirkan siswa semakin melupakan diri tentang keagamaan dan akhirnya pendidikan agama terabaikan, padahal dengan pendidikan agama di sekolah setidaknya siswa akan memahami bagaimana sebenarnya kehidupan yang dilandasi dengan nilai-nilai agama.
Walaupun demikian, seiring dengan perkembangan kurikulum di sekolah dimana pendidikan agama menempati kedudukan yang sangat penting, tetap saja mengalami hambatan-hambatan dan kegagalan-kegagalan yang ditunjukkan dengan rendahnya dan dangkalnya berfikir siswa dalam berfikir khususnya tentang TAFAKUR padahak sangat memerlukan kedalaman berfikir agar keimanan mereka lebih mantap.
Kedangkalan berfikir siswa dalam pembelajaran tauhid merupakan hal yang lumrah dan sering ditemukan di dunia pendidikan hal ini merupakan bukti bahwa  pembelajaran dan pendaklaman TAFAKUR kurang terserap dengan baik. Hal ini terjadi diakibatkan beberapa faktor penghambat baik dari diri siswa itu sendiri, guru, maupun faktor lingkungan atau perangkat yang ada hubungannya dengan pembelajaran TAFAKUR.

Menyadari bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan penelitian dimana letak faktor penghambat itu berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah mengadakan penambahan perangkat pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan kedalaman berfikir siswa dalam TAFAKUR, misalnya dengan mencoba menggunakan Lembar Aktivitas Khusus berbasis saintifik yang dikenal dengan LAS SAINTIFIK. Dengan menggunakan perangkat  ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang siswa untuk lebih mendalami materi dan meningkatkan prestasi pembelajaran, karena perangkat ini merupakan perangkat yang dapat menuntun dan mengarahkan siswa kearah kedalaman berfkir dengan system yang digunakan diawali dengan mengamati, menanya, mengeksplorasi, menganalisa dan mengkomunikasikan.
  1. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan Masalah
Idealnya para siswa memiliki kedalaman berfikir yang baik dalam pembelajaran ilmu tauhuid, seiring dengan permasaklahan tauhid yang komplek dan memerlukan pendalaman secara khusus untuk lebih meningkatkan keimanan kepada sang pencipta Allah SWT, akan tetapi tidak demikian adanya, bahkan kedalaman berfikir siswa dalam TAFAKUR cukup mengkhawatirkan, dan ini merupakan permasalahan yang akan dicari penyelesaiannya melalui penelitian tindakan kelas ini. Adapun Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR?
2.  Apakah kedalaman berfikir siswa lebih baik jika digunakan perangkat LAS SAINTIFIK ?
3.  Apa ada perbedaan antara antara kedalaman befikir siswa yang menggunakan perangkat LAS SAINTIF dibanding siswa yang menggunakan perangkat klasik.

            2. Pemecahan Masalah
Masalah ini memerlukan penanganan yang serius dan mendesak diantaranya adalah dengan mengadakan penambahan perangkat pembelajaran yaitu dengan menggunakan perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK dimana pada waktu pembelajaran dilakukan seluruh proses pembelajaran mengacu kepada LAS tersebut. Diawali dengan proses mengamati dan menumbuhkan pertanyaan yang kontektual, selanjutnya proses pengumpulan data atau informasi dari berbagai sumber dan hasilnya dianalisa secara mendalam kemudian di komunikasikan kepada guru atau teman diskusi masing-masing.
Disamping itu kontrol guru yang melekat sangat diperlukan yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap tugas yang diberikan kepada siswa.
Dengan digunakannya perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK ini akan timbul harapan baru dimana pembelajaran yang dilakukan di kelas semestinya cukup mendalam dengan mengembangkan sebuah pertanyaan yang kontektual dan data-data dari berbagai sumber. Disamping itu adanya setengah paksaan kepada siswa untuk mengerjakan LAS tersebut setelah adanya tugas dari guru yang pada akhirnya lebih adanya kecenderungan siswa memahami secara mendalam tentang materi pembelajaran itu.

  1. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan perangkat pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk bias berfikir lebih mendalam dalam pembelajaran TAFAKUR.
Tujuan lain untuk mendapatkan cara-cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika dipadukan dengan perangkat dan metode  pembelajaran yang disajikan.

  1. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan-wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu tercapainya tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR.
Disamping itu dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
Mudah-mudahan proses pembelajaran di sekolah dapat berhasil dan lebih maju baik tingkat keilmuannya maupun mentalnya.


  1. HIPOTESIS TINDAKAN
Pada umumnya tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR sangat dangkal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor , yaitu kemungkinan kurang tepatnya penggunaan perangkat pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR memerlukan usaha-usaha serius yag diantaranya adalah dengan menggunakan perangkat pembelajaran Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK.
Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu :
 “LAS SAINTIFIK dalam upaya Meningkatkan  Tingkat kedalaman berfikir siswa pada pembelajaran TAFAKUR di SMK MJPS 1 Tasikmalaya”.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


a)    LEMBAR AKTIVITAS SISWA
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LAS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.(Depdiknas; 2004;18). Trianto (2008 :148) mendefinisikan bahwa Lembar Aktivitas Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.
Menurut pengertian di atas maka LAS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LAS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Tujuan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
§  Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
§  Membantu siswa mengembangkan konsep.
§  Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.
§  Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.
§  Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran (Achmadi:1996:35)


Kegunaan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
§  Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.
§  Membantu variasi belajar.
§  Membangkitkan minat siswa.
§  Meningkatkan retensi belajar mengajar.
§  Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien (Hadi Sukamto, 1992/1993:2)
Syarat-syarat Menyusun LAS
§  Agar LAS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
§  Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:
§  Sederhana dan mudah dimengerti.
§  Singkat dan jelas.
§  Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
§  Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
§  Membantu siswa memahami materi.
§  Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
§  Membantu siswa berpikir kritis.
§  Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.
§  Tata letak hendaknya:
§  Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis.
§  Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.
§  Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26).

Prosedur penyusunan LAS
§  Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LAS.
§  Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
§  Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan kompetensi dasar indikator dan tujuan pembelajaran.
§  Menentukan alat, bahan dan sumber belajar.
§  Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.

b)   PEMBELAJARAN SAINTIFIK
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kuriulum 2013 adalah  untuk penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi, yaitu dengan pendekatan scientific.
Pendekatan scientific meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan pendekatan scientific (McCollum : 2009), yaitu:
1.        Menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),
2.        Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),
3.        Melakukan analisis ( Push for analysis) dan
4.        Berkomunikasi (Require communication)  (Sudarwan, 2013).

Pendekatan Scientific pada Pembelajaran
1.        Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah
2.        Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah
3.        Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran (Rustaman :2005)

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran berdasarkan fakta melalui proses tertentu, dengan kegiatan;
1.    Observasi
2.    Mempertanyakan
3.    Mencoba/eksploring
4.    Asosiasi
5.    Mengomunikasikan/ menyaji

Pendekatan tersebut dapat digunakan metode; 
1.        pembelajaran Project based learning
2.        Problem based learning
3.        Inquery dan discovery learning

Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
1.        menetapkan unit pembelajaran;
       observasi --- bertanya --- eksperimen/ eksplorasi --- asosiasi --- mengomunikasikan
2.        menyiapkan materi yang diobservasi,
3.        memberi waktu dan kondisi yang nyaman kepada siswa untuk bertanya
4.        menyiapkan penugasan dan memberi waktu yang cukup agar siswa melakukan eksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan pengalaman belajar
5.        menyiapkan strategi agar langkah-langkah kegiatan diatas  dapat terlaksana dengan baik, termasuk contigency plan


Proses pembelajaran
1.        observasi
2.        mempertanyakan: mendorong siswa bertanya
3.        eksplorasi: konteks masalah, masalah matematika, garis besar pengerjaan problem di atas, diskusikan strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut?
4.        asosiasi dan menyaji: jelaskan proses pemecahan masalah kontekstual menggunakan matematika
5.        Observasi: Cermati Gambar 1.1 Bab 1
6.        Bertanya: dorong siswa untuk bertanya
7.        Eksplorasi: Silahkan lengkapi tabel di bawah Gb 1.1 dan cermati keakuratan Gambar 1.1
8.        Observasi: Cermati Definisi 1.2
9.        Asosiasi: telaah unsur-unsur fungsi eksponen dan karakteristik grafik fungsi eksponen 
10.    Menyaji: Jelaskan ciri-ciri fungsi eksponen dan perbandingan antargrafik fungsi eksponen

Sikap sebagai dampak pembelajaran Kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan; Sikap, Keterampilan, pengetahuan yang terintegrasi, dengan pendekatan scientific.

c)    Lembar Aktivitas Siswa  (LAS) SAINTIFIK
Keberhasilan penerapan kurikulum 2013, salah satu faktornya adalah kemampuan guru dalam merancang pembelajaran berbasis pada pendekatan saintifik. Rancangan pembelajaran tersebut yang tertuang dalam RPP akan tinggal rencana jika tidak menggunakan strategi dalam pembelajaran. Strategi yang dimaksud adalah bagaimana cara merealisasikan pembelajaran yang berpusat pada siswa sebagaimana yang telah dirancang dalam RPP. Berdasarkan pengalaman penulis yang telah menjalani implementasi kurikulum 2013 di SMK MJPS 1 Tasikmalaya sebagai sekolah piloting kurikulum 2013, menarik kesimpulan bahwa pembelajaran berpusat pada siswa yang berbasis pendekatan saintifik akan jauh efektif jika menggunakan Lembar Aktivitas atau ada yang menyebut dengan LAS (Lembar Aktivitas Siswa).
Sejatinya RPP yang telah dibuat oleh guru, telah menyertakan LAS sebagai lampiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang. Sayang, karena padatnya aktivitas guru, tidak jarang guru tidak menyertakan ini. Sebagai pengganti LAS yang merupakan paket dari RPP diganti dengan buku dari penerbit yang sering juga disebut dengan buku LAS. Sehingga terjadi ketidaksesuaian antara skenario dan  fakta pembelajaran.
Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika seperti Discovery Learning, Problem Based Learning dan Project Based Learning dengan sintaknya semakin terlihat dalam proses pembelajaran. Karakter dari model tersebut menjadi masalah sebagai poros pembelajaran.  Pendekatan saintifik menitikberatkan pada proses pembelajaran berbasis pada aktivitas siswa sehingga adanya LAS diharpkan mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Berikut struktur dari Lembar Aktivitas Siswa yang diadopsi untuk mempermudah pelaksanaan model pembelajaran.
1.    Identitas LAS. Identitas terdiri dari nama anggota kelompok, kelas, serta tujuan pembelajaran.
2.    aktivitas inti. aktivitas inti terdiri dari penyajian masalah, proses penyelesaian masalah. Pada proses penyelesaian masalah, perlu memperhatikan kemampuan siswa. jika siswa memiliki kemampuan sedang sebaiknya pada proses penyelesaian masalah dipandu.
3.    Kesimpulan dari masalah. Pada aktivitas ini merupakan kesimpulan dari penyelesaian masalah



d)   PROSES BERFIKIR MENDALAM
Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir adalah obor dan semen peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna.
Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah ia menjadi manusia. Berpikir pada dasarnya merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Gerak pemikiran ini dalam kegiatannya mempergunakan lambang yang berupa abstraksi dari obyek yang sedang kita pikirkan.
Meskipun kelihatannya tampak banyak dan beraneka ragamnya buah pemikiran itu namun pada hakikatnya upaya manusia dalam memperoleh pengetahuan didasarkan pada tiga masalah pokok yakni: Apakah yang ingin kita ketahui (ontology)? Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan (epistemology)? Dan apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kita (axiology)?
Maka pengertian mendalam tentang hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita terhadap ilmu namun juga membuka mata kita terhadap berbagai kekurangannya. Mereka yang mendewa-dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran biasanya tidak mengetahui hakikat ilmu yang sebenarnya. Demikian juga sebaliknya dengan mereka yang memalingkan muka dari ilmu, mereka yang tidak mau melihat kenyataan betapa ilmu telah membentuk peradaban seperti apa yang kita punya sekarang ini, kepicikan seperti itu kemungkinan besar disebabkan karena mereka kurang mengenal hakikat ilmu sebenarnya.
Menghadapi dua pola yang ekstrim ini seyogyanya kita harus berdiri di tengah dengan menyadari bahwa meskipun ilmu memang memberikan kebenaran keilmuwan bukanlah satu-satunya kebenaran dalam hidup kita ini. Terdapat berbagai sumber kebenaran lain yang memperkaya khazanah kehidupan kita, dan semua kebenaran itu mempunyai manfaat asal diletakkan pada tempatnya yang layak. Kehidupan terlalu rumit untuk dianalisis oleh satu jalan pemikiran.
Kunci dari semua itu adalah berpikir secara mendalam. Yang membedakan seorang muslim dengan orang kafir dalam proses berpikir adalah, seorang muslim selalu melibatkan seluruh indera yang ada dalam dirinya, baik indera lahir maupun indera batin. Kita akan dibawa pada inti seluruh permasalahan yang ada (hakikat) dan dengan mudah mampu menyibak tabir yang menyelubungi inti itu.
Kemampuan menyibak tabir ini terdapat banyak sekali dalam lintasan sejarah kehidupan manusia. Nabi Ibrahim as. sebagai salah satu contoh baik dalam hal ini. Ditengah lingkungan masyarakat penyembah berhala, dakwah ilahiah bagai diterpa deburan ombak besar yang siap menelan dirinya. Akan tetapi, Ibrahimlah yang benar karena sejalan dengan fitrahnya. Dengan berpikir secara mendalam ‘membaca’ fenomena alam sederhana berupa terbit dan tenggelamnya bintang, bulan dan matahari, ia mampu melihat isyarat keberadaan Allah Sang Pencipta.
Mari kita dengar kisah yang lain, tentang pengalaman spiritual yang sangat penting yang dialami oleh Abul Hasan al-Asy’ari, diceritakan bahwa selama lima belas hari beliau berdiam diri dirumahnya untuk merenungkan, berpikir, mempelajari dan mohon petunjuk kepada Allah sehingga beliau menemukan kemantapan dan keteguhan dalam jiwanya. Kemudian mengambil keputusan untuk melepaskan diri dari paham Mu’tazilah, adalah suatu dosa dan merupakan sikap kemunafikan belaka oleh karenanya, beliau segera melangkah ke Masjid Jami’ Basrah, mengambil tempat duduk dan kemudian dengan suara lantang beliau berkata: “Barangsiapa telah memanggilku, maka sungguh aku telah mengenalnya. Dan barangsiapa belum kenal aku, maka aku akan memperkenalkan diriku kepadanya. Aku adalah Fulan bin Fulan. Aku telah mengatakan al-Quran adalah makhluk dan bahwa Allah tidak bisa dilihat oleh mata. Sungguh aku telah berbuat kesalahan. Maka kini aku telah bertaubat. Aku mengatakan menolak paham Mu’tazilah dan aku keluar dari golongan mereka”. Sejak itu Imam Abul Hasan al-Asy’ari menjadi pendukung utama Ahlussunnah sekaligus penentang utama Mu’tazilah.
Proses berpikir secara mendalam ini juga dialami oleh pemikir besar dalam sejarah Islam, Imam al-Ghazali. Imam al-Ghazali berkelana menuntut ilmu, menyibak tabir hakikat, meneliti suatu paham secara mendalam kemudian membongkar kesalahan dan kepalsuannya dan jatuh pada satu titik kesimpulan yaitu menjalani proses spiritual sufistik. Dalam tulisannya, al-Ghazali berkata: “Sejak muda hingga saat ini, ketika usiaku menjelang lima puluh tahun, kuarungi ombak lautan yang dalam ini, kutemukan berbagai rahasia aliran semua kelompok. Aku tidak meninggalkan kelompok batiniah kecuali telah kutelaah kebatiniahannya. Aku tidak meninggalkan kelompok zhahiri kecuali telah kutelaah kezhahiriannya. Tidak kutinggalkan kelompok filosof kecuali setelah aku menguasai hakikat filsafatnya. Tidak kutinggalkan kelompok teologis (kalam) kecuali aku telah benar-benar mengkaji puncak teologis dan perdebatannya, tidak kuabaikan kelompok sufi kecuali aku telah menelusuri rahasia kesufiannya, tidak juga kelompok zindik kecuali aku telah meneliti sebab-sebab di balik keberanian dan kezindikannya. Rasa penasaran untuk mengetahui hakikat semua persoalan diatas selalu menghantuiku sejak aku masih muda. Tampaknya, hal itu merupakan instink dan fitrah dari Allah Swt. yang disimpan dalam benakku, bukan karena kemauan dan keinginanku...”
Demikian sedikit contoh dari perjalanan keilmuwan cerdik pandai orang-orang yang tercerahkan hidupnya. Dari sanalah kita ambil hikmah dan pelajaran berharga, bahwa kebijaksanaan itu datang ketika kita mampu berpikir secara mendalam dalam ruang lingkup sunnatullah. Allah SWT berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَآأَنزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al Baqarah: 164).
Kepada merekalah, yang ingin mendapatkan kepuasan berpikir keilmuwan, mereka yang menganggap berpikir bukan sebagai suatu beban namun petualangan yang mengasyikkan, mereka yang melihat kebenaran sebagai tujuan utama berkehidupan, mereka yang ingin mengkaji hakikat kehidupan dengan lebih mendalam, maka kepada merekalah tulisan ini dipersembah

C) Temuan
a.                                 Manfaat
Manfaat yang akan diraih adalah adanya peningkatan kedalaman berfikir  siswa yang bisa ditunjukan dengan hasil test yang tinggi. Dengan dimilikinya Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK siswa  akan merasa lebih siap dalam memperdalam dan memahami pengetahuan, karena tidak ada rasa takut panduan tidak ada. Dengan LAS SAINTIFIK ini pembelajaran akan lebih hidup, terarah dan terorganisir sesuai peraturan yang terdapat pada kurikulum 2013.

b.        Kendala
Terdapat juga kendala yang dialami dalam penggunaan LAS ini, dimana dalam kerja kelompok terdapat banyak siswa yang tidak ikut berpartisifasi dalam penyelesaian tugas di Lembar Aktivitas Siswa (LAS) melainkan hanya menyalin dari teman-temannya.



c.                                 Alternatif pemecahan
Sebagai alternatif agar penggunaan perangkat LAS SAINTIFIK  maksimal perlu diadakan upaya-upaya maksimal juga dari guru yang bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada pemanfaatan perangkat tersebut, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mempresentasikan data yang ada di LAS tersebut.
Insya Allah dengan memaksimalkan penggunaan perangkat tersebut hasil tingkat kedalaman berfikir siswa akan meningkat.























BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, Jl. Cigeureung No.19 Tasikmalaya.

B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SMK-MJPS 1 Tasikmalaya kelas XII-TKJ1 dengan jumlah murid secara keseluruhan 30.
Penelitian ini dijalankan di dalam kelas dengan posisi siswa seperti dalam pembelajaran sehari-hari, dalam arti tidak ada perubahan apapun dalam posisi duduk, akan tetapi perbedaannya selama penelitian ini disediakan sebuah LAS untuk setiap orang dan akan bekerja pada kelompok masing-masing.
Sebagai alat penilaian disediakan lembaran wawancara dan soal test pembelajaran. 

C. Setting Penelitian
     1) Menentukan variable penelitian    
Terlebih dahulu disusun  variable penelitian sebagai sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Variabel yang menjadi pokok utama dalam PTK adalah peningkatan tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR.
Disamping itu ada beberapa variable yang diajukan yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses Pembelajaran:  Interaksi belajar, gaya guru mengajar, implementasi berbagai metode perbaikan dsb. 3) Out put : Hasil belajar siswa berupa prestasi atau nilai yang tinggi.



2)  Pelaksanaan Penelitian
a.    Prosedur Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.




b.    Implementasi Tindakan
Agar pelaksanaan pembelajaran berhasil maka disusun scenario pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan sampai kepada pembuatan pelaporannya.
Tahap awal dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan LAS (Lembar Aktivitas Siswa ), setelah selesai pembelajaran, selanjutnya pada waktu yang lain dilakukan test prestasi dengan cara diberikan soal ulangan.
3)   Pengumpulan Data
Setelah langkah-langkah penelitian dilaksanakan, maka dilakukanlah pengumpulan data hasil prestasi yang dicapai, baik berupa data awal maupun data setelah dilakukan uji coba.
Maka didapatlah angka-angka yaitu jumlah dari masing-masing indikator dan dimasukkannya ke dalam tabel indikator keberhasilan untuk selanjutnya diadakan penghitungan.

2.         Indikator kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan pembelajaran dengan perangkat LAS SAINTIFIK ini  adalah meningkatnya tingkat kedalaman berfikir siswa dengan hasil test dari masing-masing siswa.

3.         Personalia
Nama                                : Anang Saepudin, MpdI (Ketua)
NIP.                                 : 197209102007011019
Alamat                             : Tasikmalaya
Lulusan                            : S1 PAI




Nama                                : Drs.H. Dadang Suparhan (Anggota)
Alamat                             : Tasikmalaya
Lulusan                            : S1 PAI

4.         Waktu Penelitian  : Selama 3 bulan ( 1 Agustus 2014 s.d. 30 Oktober 2014)
5.         Jadwal Penelitian
Tidak ada penjadwalan khusus dalam penelitian ini, yaitu dilakukan mengikuti jadwal pembelajaran di sekolah.
No
KEGIATAN
MINGGU KE……..
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Perencanaan












2
Proses pembelajaran












3
Evaluasi












4
Pengumpulan Data












5
Analisis Data












6
Penyusunan Hasil












7
Pelaporan Hasil


















6.         Biaya
Biaya penelitian ditanggung oleh lembaga pendidikan tempat mengadakan penelitian yaitu SMK-MJPS 1 Tasikmalaya.
NO.
ALAT/BAHAN
JML
HARGA
JUMLAH HARGA
1
Kertas
1
  30.000,-
  30.000,-
2
Ples Disk
1
  45.000,-
  45.000,-
3
Katrid
1
110.000,-
110.000,-
4
Tinta
1
  40.000,-
  40.000,-
5
Kertas Jilid
1
  25.000,-
  25.000,-
6
Cutter
1
    3.500,-
    3.500,-
7
Mistar
1
    2.500,-
    2.500,-
8
Konsumsi


500.000,-
9
Transportasi


500.000,-

JUMLAH


1.256.000,-






BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian telah selesai dilakukan dengan seperangkat alat penilaian yang dilakukan oleh peneliti. Tahap awal peneliti mengadakan tes awal awal (t0) dengan hasil jumlah nilai 2121, rata-rata 70,70.
Tabel 1
Hasil pembelajaran secara Konvensional (t0)

No.

NAMA SISWA

HASIL TEST
ULANGAN HARIAN
TAFAKUR
1.
Anton Saputra
72
2.
Agung Laksono
70
3.
Andri
72
4.
Candra
70
5.
Dadang Jatnika
70
6..
Haryono
70
7.
Handika
72
8
Indra
73
9
Hayat
70
10
Indriningsih
73
11
Ilham
71
12
Iin Marlin
71
13
Jumsih
71
14
Jakaria
70
15
Jarwanto
71
16
Kamaludin
71
17
Kansa
72
18
Komarudin
72
19
Kusnadi
70
20
Kuswanto
70
21
Maman
70
22
Manda
70
23
Maulana
70
24
Muhammad
70
2t5
Munir
70
26
Ningsih
70
27
Purwanto
70
28
Sandi
70
29
Gugi
70
30
Gerindera
70

JML
2121

RATA-RATA
70,70

Selanjutnya peneliti membagi tahapan-tahapan penelitian dengan menggunakan 3 (tiga) siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

A.    Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), dan observasi.

2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan system saintifik dan menggunakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Saintifik yang dirancang oleh guru itu sendiri.
Setelah proses pembelajaran dilakukan, diawali dengan proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, kemudian dilakukan test (ulangan) dan ini disebut sebagai tes-1 (t-1)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat untuk seluruh siswa satu kelas = 2258 rata-rata = 75,27 dengan table sbb :










Tabel 2
Daftar nilai siswa dengan menggunakan LAS SAINTIFIK

No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Anton Saputra
77
2.
Agung Laksono
78
3.
Andri
73
4.
Candra
74
5.
Dadang Jatnika
76
6..
Haryono
75
7.
Handika
76
8
Indra
76
9
Hayat
73
10
Indriningsih
74
11
Ilham
75
12
Iin Marlin
74
13
Jumsih
75
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
76
16
Kamaludin
75
17
Kansa
75
18
Komarudin
74
19
Kusnadi
75
20
Kuswanto
70
21
Maman
74
22
Manda
73
23
Maulana
76
24
Muhammad
76
25
Munir
75
26
Ningsih
77
27
Purwanto
77
28
Sandi
79
29
Gugi
77
30
Gerindera
77

JML
2258

RATA-RATA
75,27
Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui adanya peningkatan prestasi siswa.

4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: hasil nilai walaupun ada peni ngkatan namun masih belum merata.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang tidak mengikuti jalannya pembelajaran atau diskusi sehingga mereka tidak bisa berfikir secara maksimal mengenai materi yang ada pada LAS. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya kesadaran dari siswa itu sendiri.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ke dua diberikan informasi bahwa seluruh hasil ativitas di LAS akan dinilai.

Siklus 2
1) Perencanaan
Pada siklus ke dua ini di informasikan bahwa setiap tugas yang ada pada LAS akan dinilai seluruhnya sehingga dibarapkan adanya peningkatan perilaku pembelajaran melalui proses berfikir lebih mendalam.

2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus ke dua ini diinformasikan bahwa setiap aktivitas di LAS akan dinilai seluruhnya.
Setelah selesai pembelajaran, kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-2 (t-2)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapatkan adalah 2269 rata-rata 75,63  dengan table sbb :






Tabel 3
Daftar nilai siswa dengan menggunakan LAS dan di Informasikan
adanya penilaian pada setiap lembar tugas LAS.


No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS
1.
Anton Saputra
78
2.
Agung Laksono
76
3.
Andri
74
4.
Candra
75
5.
Dadang Jatnika
77
6..
Haryono
76
7.
Handika
77
8
Indra
77
9
Hayat
73
10
Indriningsih
75
11
Ilham
75
12
Iin Marlin
75
13
Jumsih
75
14
Jakaria
76
15
Jarwanto
76
16
Kamaludin
75
17
Kansa
75
18
Komarudin
75
19
Kusnadi
75
20
Kuswanto
70
21
Maman
75
22
Manda
75
23
Maulana
76
24
Muhammad
76
2t5
Munir
75
26
Ningsih
77
27
Purwanto
77
28
Sandi
79
29
Gugi
77
30
Gerindera
77

JML
2269

RATA-RATA
75,63

Dengan demikian pada siklus kedua dapat diketahui prestasi siswa meningkat menjadi 75,63..



4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai yaitu: peningkatan nilai masih belum memuaskan seluruhnya.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang setengah hati dalam mengikuti jalannya presentasi di kelas.. Hal ini dimungkinkan karena  kurangnya  kontrol dari guru untuk melaksanakan tugas tersebut selain daripada hasilnya yang dikumpulkan.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ketiga diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan.

Siklus 3
1) Perencanaan
Pada siklus ke tiga ini di diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan

2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus kedua, maka pada siklus ke tiga ini diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan, maka setelah proses pembelajaran dan presentasi dilakukan, kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-3 (t-3)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat adalah 22298 rata-rata 76,60 dengan table sbb :







Tabel 4
Daftar Nilai dengan di informasikan adanya penilaian pada waktu presentasi


No.

NAMA SISWA

HASIL TES PERHITUNGAN HARTA WARIS

1.
Anton Saputra
79

2.
Agung Laksono
78

3.
Andri
75

4.
Candra
75

5.
Dadang Jatnika
77

6..
Haryono
76

7.
Handika
77

8
Indra
77

9
Hayat
73

10
Indriningsih
75

11
Ilham
75

12
Iin Marlin
75

13
Jumsih
75

14
Jakaria
76

15
Jarwanto
76

16
Kamaludin
75

17
Kansa
75

18
Komarudin
78

19
Kusnadi
78

20
Kuswanto
75

21
Maman
77
22
Manda
77
23
Maulana
78
24
Muhammad
78
25
Munir
76
26
Ningsih
78
27
Purwanto
78
28
Sandi
80
29
Gugi
78
30
Gerindera
78

JML
2298

RATA-RATA
76,60





Dengan demikian pada siklus ketiga dapat diketahui prestasi nilai siswa meningkat menjadi rata-rata 76,60.
4) Refleksi
Dari hasil observasi selama siklus tiga berlangsung, didapatkan kondisi berikut ini: setelah tugas tambahan presentasi dilakukan, maka siswa lebih meningkat prestasinya, yakni peningkatannya sudah menyeluruh tidak sebagian siswa saja.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum dijalankannya perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) tingkat kedalaman berfikir siswa sangat rendah dibuktikan dengan nilai yang didapatkan sangat kecil.
Setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan LAS ini, maka prestasi siswa meningkat dan lebih baik nilainya setelah diinformasikan akan adanya penilaian pada etiap lembar LAS. Bahkan prestasi mereka signifikan bertambah ketika diinformasikan adanya penilaian khusus ketika pfresentasi di gelar.
Jadi pada akhirnya bahwa pembelajaran dengan menggunakan perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS)  lebih baik daripada pembelajaran konvensional biasa.

B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang didapat, maka peneliti memberikan saran kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan perangkat pembelajaran sebagai inventaris pembelajaran di sekolah ini.
Demikian mudah-mudahan pembelajaran lebih maju dan bermanfaat.




DAFTAR PUSTAKA


Achmadi, Hainur Rasid.1996. Telaah Kurikulum SMU (Model Pembelajaran Konsep dengan LKS) Surabaya:University Press. 
Departemen Pendidikan Nasional .2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan menengah umum.
___2012, pengertian lks, FROM : http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/, dikses tanggal

DAFTAR HADIR
SEMINAR PTK
PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA (LAS) SAINTIFIK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDALAMAN BERFIKIR DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
PADA PEMBELAJARAN TAFAKUR
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA


NO.
NAMA
TANDA TANGAN




























































PTK
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )








PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA (LAS) SAINTIFIK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDALAMAN BERFIKIR DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
PADA PEMBELAJARAN TAFAKUR
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA







DISUSUN OLEH :


ANANG SAEPUDIN, MPdI





SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MJPS 1
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
JALAN CIGEUREUNG NO.19 TLP.335633
TASIKMALAYA

LEMBAR PENGESAHAN





Penelitian ini disyahkan pada tanggal :  





Penyusun,



ANANG SAEPUDIN, MPdI




Disyahkan oleh :
Kepala Sekolah,




Drs. H. IMAT RUHIMAT

















ABSTRAKSI



Kedalaman berfikir siswa yang meningkat dalam suatu proses pembelajaran adalah merupakan hal yang menjadi sorotan utama dipandangan masyarakat, karena tolok ukur berhasil atau tidaknya sebuah proses pembelajaran adalah adanya peningkatan kedalaman berfikir yang cukup baik dan memenuhi standar. Walaupun dilain pihak indikator keberhasilan tersebut tidak selamanya harus seperti itu karena banyak faktor yang mendukung tingkat keberhasilan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR di SMK MJPS 1 kurang memuaskan dan memungkinkan disebabkan oleh banyak faktor juga.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, yaitu siswa kelas XII-TKJ1 dengan jumlah 30 orang dengan dikelompokan menjadi 5 kelompok.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran TAFAKUR dan bagaimana cara memperbaikinya sehingga didapatkan siswa yang mempunyai prestasi meningkat yakni tingkat kedalaman befikir meningkat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata dengan menggunakan perangkat LAS Saintifik  dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bentuk nilai hasil test, terbukti dengan nilai setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun oleh teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu rendahnya hasil pembelajaran TAFAKUR.











KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta kepada seluruh umatnya yang mentaati ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah peneliti telah melaksanakan penelitian tindakan kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, karena tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan ada usaha-usaha yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1)      Kepala Sekolah, Drs.H.Imat Ruhimat, yang telah melakukan dorongan moril kepada peneliti untuk dilaksanakannya penelitian ini.
2)      Bidang Kurikulum, Drs. Siradjudin yang telah memberikan informasi tentang kurikulum untuk keberhasilan penelitian ini.
3)      Juga kepada seluruh guru dan tata usaha yang sama-sama telah membantu demi terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dinantikan oleh peneliti.
Demikian semoga kedepan dapat lebih maju dan berhasil.

                                                                        Tasikmalaya, Oktober 2014
                                                                                    Penulis,





DAFTAR ISI


HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB    I           PENDAHULUAN
1)      Latar Belakang Masalah
A.    Rumusan Masalah dan Pemecahannya
B.     Tujuan Penelitian
C.     Manfaat Hasil Penelitian
D.    Hipotesis Tindakan

BAB    II         KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori
B.     Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
C.     Kerangka Pikir

BAB    III        PELAKSANAAN PENELITIAN
A.    Lokasi dan Waktu Penelitian
B.     Subjek Penelitian
C.     Prosedur Penelitian

BAB    IV        HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian
B.     Pembahasan

BAB    V         SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
B.     Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN







DAFTAR TABEL


Tabel Indikator keberhasilan
Table Indikator keberhasilan























No comments:

Post a Comment