PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Kedalaman berfikir dalam Pendidikan agama merupakan hal yang sangat penting
yang harus diselenggarakan di sekolah dan diikuti setiap siswa, begitu juga sikap toleran dan menghargai orang lain memerlukan
perhatian khusus dalam kehidupan siswa di sekolah agar dimasyarakat nanti bias
lebih matang dan dewasa dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Tanpa adanya pendidikan agama di sekolah
dikhawatirkan siswa semakin melupakan diri tentang keagamaan dan akhirnya
pendidikan agama terabaikan, padahal dengan pendidikan agama di sekolah
setidaknya siswa akan memahami bagaimana sebenarnya kehidupan yang dilandasi
dengan nilai-nilai agama.
Walaupun demikian,
seiring dengan perkembangan kurikulum di sekolah dimana pendidikan agama
menempati kedudukan yang sangat penting, tetap saja mengalami hambatan-hambatan
dan kegagalan-kegagalan yang ditunjukkan dengan rendahnya dan dangkalnya
berfikir siswa dalam berfikir khususnya tentang TAFAKUR padahak sangat
memerlukan kedalaman berfikir agar keimanan mereka lebih mantap.
Kedangkalan berfikir siswa dalam
pembelajaran tauhid merupakan hal yang lumrah dan sering ditemukan di dunia
pendidikan hal ini merupakan bukti bahwa pembelajaran
dan pendaklaman TAFAKUR kurang
terserap dengan baik. Hal ini terjadi diakibatkan beberapa faktor penghambat
baik dari diri siswa itu sendiri, guru, maupun faktor lingkungan atau perangkat
yang ada hubungannya dengan pembelajaran TAFAKUR.
Menyadari bahwa faktor penyebab
terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan penelitian dimana letak
faktor penghambat itu berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah
mengadakan penambahan perangkat pembelajaran yang dapat
membantu meningkatkan kedalaman berfikir siswa dalam TAFAKUR,
misalnya dengan mencoba menggunakan Lembar Aktivitas Khusus berbasis saintifik
yang dikenal dengan LAS SAINTIFIK. Dengan menggunakan perangkat ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang
siswa untuk lebih mendalami materi
dan meningkatkan prestasi pembelajaran, karena perangkat ini merupakan perangkat yang dapat menuntun dan mengarahkan siswa kearah kedalaman berfkir dengan
system yang digunakan diawali dengan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
menganalisa dan mengkomunikasikan.
- RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Rumusan
Masalah
Idealnya para siswa
memiliki kedalaman berfikir yang baik dalam
pembelajaran ilmu tauhuid, seiring dengan permasaklahan tauhid yang komplek dan memerlukan
pendalaman secara khusus untuk lebih meningkatkan keimanan kepada sang pencipta
Allah SWT, akan tetapi tidak demikian
adanya, bahkan kedalaman berfikir siswa dalam TAFAKUR cukup mengkhawatirkan, dan ini merupakan permasalahan
yang akan dicari penyelesaiannya melalui penelitian tindakan kelas ini. Adapun Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR?
2.
Apakah kedalaman berfikir siswa lebih baik jika digunakan perangkat LAS SAINTIFIK ?
3. Apa ada perbedaan antara
antara kedalaman befikir siswa yang menggunakan perangkat LAS SAINTIF dibanding siswa yang
menggunakan perangkat klasik.
2. Pemecahan Masalah
Masalah ini memerlukan penanganan
yang serius dan mendesak diantaranya adalah dengan mengadakan penambahan perangkat pembelajaran yaitu dengan
menggunakan perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK dimana pada waktu pembelajaran dilakukan seluruh proses pembelajaran mengacu kepada LAS tersebut. Diawali dengan proses mengamati dan
menumbuhkan pertanyaan yang kontektual, selanjutnya proses pengumpulan data
atau informasi dari berbagai sumber dan hasilnya dianalisa secara mendalam
kemudian di komunikasikan kepada guru atau teman diskusi masing-masing.
Disamping itu kontrol guru yang
melekat sangat diperlukan yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap tugas yang diberikan kepada
siswa.
Dengan digunakannya perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
SAINTIFIK ini akan timbul harapan
baru dimana pembelajaran yang dilakukan di kelas
semestinya cukup mendalam dengan mengembangkan sebuah pertanyaan yang
kontektual dan data-data dari berbagai sumber. Disamping itu adanya setengah paksaan kepada siswa untuk
mengerjakan LAS tersebut setelah adanya tugas dari guru yang pada akhirnya
lebih adanya kecenderungan siswa memahami secara mendalam tentang materi
pembelajaran itu.
- TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah menemukan perangkat
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk bias
berfikir lebih mendalam dalam pembelajaran TAFAKUR.
Tujuan lain untuk mendapatkan
cara-cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika dipadukan dengan perangkat dan metode pembelajaran yang disajikan.
- MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun
wawasan-wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran
yaitu tercapainya tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR.
Disamping itu dengan tercapainya
hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam keseharian yaitu
waktu pembelajaran di kelas.
Mudah-mudahan proses pembelajaran di
sekolah dapat berhasil dan lebih maju baik tingkat keilmuannya maupun
mentalnya.
- HIPOTESIS TINDAKAN
Pada umumnya tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR sangat
dangkal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor , yaitu kemungkinan kurang tepatnya penggunaan
perangkat pembelajaran.
Dalam rangka
meningkatkan tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR memerlukan
usaha-usaha serius yag diantaranya adalah dengan menggunakan perangkat pembelajaran
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK.
Berdasarkan uraian
di atas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu :
“LAS SAINTIFIK dalam upaya Meningkatkan Tingkat kedalaman berfikir siswa pada
pembelajaran TAFAKUR di SMK MJPS 1 Tasikmalaya”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) LEMBAR AKTIVITAS SISWA
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) adalah
lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LAS
biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas
yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya.(Depdiknas; 2004;18). Trianto (2008 :148) mendefinisikan bahwa Lembar
Aktivitas Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan dan pemecahan masalah.
Menurut pengertian di atas maka LAS
berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan
kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat
dikatakan juga bahwa LAS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Tujuan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
§ Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
§ Membantu siswa mengembangkan konsep.
§ Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.
Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.
§ Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.
§ Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari
melalui kegiatan pembelajaran (Achmadi:1996:35)
Kegunaan Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
§ Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.
§ Membantu variasi belajar.
§ Membangkitkan minat siswa.
§ Meningkatkan retensi belajar mengajar.
§ Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien (Hadi Sukamto,
1992/1993:2)
Syarat-syarat Menyusun LAS
§ Agar LAS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
§ Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:
§ Sederhana dan mudah dimengerti.
§ Singkat dan jelas.
§ Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
§ Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
§ Membantu siswa memahami materi.
§ Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
§ Membantu siswa berpikir kritis.
§ Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan
pembelajaran.
§ Tata letak hendaknya:
§ Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan
secara logis dan sistematis.
§ Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.
§ Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26).
Prosedur penyusunan LAS
§ Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk
dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LAS.
§ Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran.
§ Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan
kompetensi dasar indikator dan tujuan pembelajaran.
§ Menentukan alat, bahan dan sumber belajar.
§ Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.
b) PEMBELAJARAN SAINTIFIK
Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran kuriulum 2013 adalah untuk
penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan
(tahu apa) yang terintegrasi, yaitu dengan pendekatan scientific.
Pendekatan
scientific meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Kurikulum 2013
menekankan penerapan pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran)
(Sudarwan, 2013).
Komponen-komponen
penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
scientific (McCollum : 2009), yaitu:
1.
Menyajikan pembelajaran yang dapat
meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),
2.
Meningkatkan
keterampilan mengamati (Encourage observation),
3.
Melakukan analisis ( Push
for analysis) dan
4.
Berkomunikasi (Require
communication) (Sudarwan, 2013).
Pendekatan
Scientific pada Pembelajaran
1.
Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada
pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah
2.
Keterampilan proses
sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam
melakukan penyelidikan ilmiah
3.
Keterampilan proses
perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman
pembelajaran (Rustaman :2005)
Pendekatan
saintifik dalam pembelajaran berdasarkan fakta melalui proses tertentu, dengan
kegiatan;
1. Observasi
2.
Mempertanyakan
3.
Mencoba/eksploring
4.
Asosiasi
5.
Mengomunikasikan/
menyaji
Pendekatan tersebut dapat digunakan metode;
1.
pembelajaran Project based
learning
2.
Problem based learning
3.
Inquery dan discovery learning
Implementasi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran
1.
menetapkan unit pembelajaran;
observasi --- bertanya --- eksperimen/
eksplorasi --- asosiasi --- mengomunikasikan
2.
menyiapkan materi yang diobservasi,
3.
memberi waktu dan
kondisi yang nyaman kepada siswa untuk bertanya
4.
menyiapkan penugasan
dan memberi waktu yang cukup agar siswa melakukan eksplorasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan pengalaman belajar
5.
menyiapkan strategi
agar langkah-langkah kegiatan diatas
dapat terlaksana dengan baik, termasuk contigency plan
Proses
pembelajaran
1.
observasi
2.
mempertanyakan:
mendorong siswa bertanya
3.
eksplorasi: konteks
masalah, masalah matematika, garis besar pengerjaan problem di atas, diskusikan
strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut?
4.
asosiasi dan menyaji:
jelaskan proses pemecahan masalah kontekstual menggunakan matematika
5.
Observasi: Cermati
Gambar 1.1 Bab 1
6.
Bertanya: dorong
siswa untuk bertanya
7.
Eksplorasi: Silahkan
lengkapi tabel di bawah Gb 1.1 dan cermati keakuratan Gambar 1.1
8.
Observasi: Cermati
Definisi 1.2
9.
Asosiasi: telaah
unsur-unsur fungsi eksponen dan karakteristik grafik fungsi eksponen
10.
Menyaji: Jelaskan
ciri-ciri fungsi eksponen dan perbandingan antargrafik fungsi eksponen
Sikap sebagai dampak pembelajaran Kurikulum 2013
dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif
melalui penguatan; Sikap, Keterampilan, pengetahuan yang terintegrasi, dengan pendekatan scientific.
c) Lembar Aktivitas Siswa (LAS) SAINTIFIK
Keberhasilan penerapan kurikulum 2013,
salah satu faktornya adalah kemampuan guru dalam merancang pembelajaran
berbasis pada pendekatan saintifik. Rancangan pembelajaran tersebut yang
tertuang dalam RPP akan tinggal rencana jika tidak menggunakan strategi dalam
pembelajaran. Strategi yang dimaksud adalah bagaimana cara merealisasikan
pembelajaran yang berpusat pada siswa sebagaimana yang telah dirancang dalam
RPP. Berdasarkan pengalaman penulis yang telah menjalani implementasi kurikulum
2013 di SMK MJPS 1 Tasikmalaya sebagai sekolah piloting kurikulum 2013, menarik
kesimpulan bahwa pembelajaran berpusat pada siswa yang berbasis pendekatan
saintifik akan jauh efektif jika menggunakan Lembar Aktivitas atau ada yang
menyebut dengan LAS (Lembar Aktivitas Siswa).
Sejatinya RPP yang telah dibuat oleh
guru, telah menyertakan LAS sebagai lampiran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirancang. Sayang, karena padatnya aktivitas guru, tidak jarang guru
tidak menyertakan ini. Sebagai pengganti LAS yang merupakan paket dari RPP
diganti dengan buku dari penerbit yang sering juga disebut dengan buku LAS.
Sehingga terjadi ketidaksesuaian antara skenario dan fakta pembelajaran.
Model pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran matematika seperti Discovery Learning, Problem Based
Learning dan Project Based Learning dengan sintaknya semakin terlihat dalam
proses pembelajaran. Karakter dari model tersebut menjadi masalah sebagai poros
pembelajaran. Pendekatan saintifik menitikberatkan pada proses
pembelajaran berbasis pada aktivitas siswa sehingga adanya LAS diharpkan mampu
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Berikut struktur dari Lembar Aktivitas
Siswa yang diadopsi untuk mempermudah pelaksanaan model pembelajaran.
1.
Identitas LAS. Identitas
terdiri dari nama anggota kelompok, kelas, serta tujuan pembelajaran.
2.
aktivitas inti. aktivitas inti
terdiri dari penyajian masalah, proses penyelesaian masalah. Pada proses
penyelesaian masalah, perlu memperhatikan kemampuan siswa. jika siswa memiliki
kemampuan sedang sebaiknya pada proses penyelesaian masalah dipandu.
3.
Kesimpulan dari masalah. Pada
aktivitas ini merupakan kesimpulan dari penyelesaian masalah
d) PROSES BERFIKIR MENDALAM
Pengetahuan yang
merupakan produk kegiatan berpikir adalah obor dan semen peradaban dimana
manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna.
Berpikir mencirikan hakikat manusia
dan karena berpikirlah ia menjadi manusia. Berpikir pada dasarnya merupakan
serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Gerak pemikiran
ini dalam kegiatannya mempergunakan lambang yang berupa abstraksi dari obyek
yang sedang kita pikirkan.
Meskipun kelihatannya tampak banyak
dan beraneka ragamnya buah pemikiran itu namun pada hakikatnya upaya manusia
dalam memperoleh pengetahuan didasarkan pada tiga masalah pokok yakni: Apakah
yang ingin kita ketahui (ontology)? Bagaimanakah cara kita memperoleh
pengetahuan (epistemology)? Dan apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kita
(axiology)?
Maka pengertian mendalam tentang
hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita terhadap ilmu namun juga
membuka mata kita terhadap berbagai kekurangannya. Mereka yang mendewa-dewakan
ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran biasanya tidak mengetahui hakikat
ilmu yang sebenarnya. Demikian juga sebaliknya dengan mereka yang memalingkan
muka dari ilmu, mereka yang tidak mau melihat kenyataan betapa ilmu telah
membentuk peradaban seperti apa yang kita punya sekarang ini, kepicikan seperti
itu kemungkinan besar disebabkan karena mereka kurang mengenal hakikat ilmu
sebenarnya.
Menghadapi dua pola yang ekstrim ini
seyogyanya kita harus berdiri di tengah dengan menyadari bahwa meskipun ilmu
memang memberikan kebenaran keilmuwan bukanlah satu-satunya kebenaran dalam
hidup kita ini. Terdapat berbagai sumber kebenaran lain yang memperkaya
khazanah kehidupan kita, dan semua kebenaran itu mempunyai manfaat asal
diletakkan pada tempatnya yang layak. Kehidupan terlalu rumit untuk dianalisis
oleh satu jalan pemikiran.
Kunci dari semua itu adalah berpikir
secara mendalam. Yang membedakan seorang muslim dengan orang kafir dalam proses
berpikir adalah, seorang muslim selalu melibatkan seluruh indera yang ada dalam
dirinya, baik indera lahir maupun indera batin. Kita akan dibawa pada inti
seluruh permasalahan yang ada (hakikat) dan dengan mudah mampu menyibak tabir
yang menyelubungi inti itu.
Kemampuan menyibak tabir ini terdapat
banyak sekali dalam lintasan sejarah kehidupan manusia. Nabi Ibrahim as.
sebagai salah satu contoh baik dalam hal ini. Ditengah lingkungan masyarakat
penyembah berhala, dakwah ilahiah bagai diterpa deburan ombak besar yang siap
menelan dirinya. Akan tetapi, Ibrahimlah yang benar karena sejalan dengan
fitrahnya. Dengan berpikir secara mendalam ‘membaca’ fenomena alam sederhana
berupa terbit dan tenggelamnya bintang, bulan dan matahari, ia mampu melihat isyarat
keberadaan Allah Sang Pencipta.
Mari kita dengar kisah yang lain,
tentang pengalaman spiritual yang sangat penting yang dialami oleh Abul Hasan
al-Asy’ari, diceritakan bahwa selama lima belas hari beliau berdiam diri
dirumahnya untuk merenungkan, berpikir, mempelajari dan mohon petunjuk kepada
Allah sehingga beliau menemukan kemantapan dan keteguhan dalam jiwanya.
Kemudian mengambil keputusan untuk melepaskan diri dari paham Mu’tazilah,
adalah suatu dosa dan merupakan sikap kemunafikan belaka oleh karenanya, beliau
segera melangkah ke Masjid Jami’ Basrah, mengambil tempat duduk dan kemudian
dengan suara lantang beliau berkata: “Barangsiapa telah memanggilku, maka
sungguh aku telah mengenalnya. Dan barangsiapa belum kenal aku, maka aku akan
memperkenalkan diriku kepadanya. Aku adalah Fulan bin Fulan. Aku telah
mengatakan al-Quran adalah makhluk dan bahwa Allah tidak bisa dilihat oleh
mata. Sungguh aku telah berbuat kesalahan. Maka kini aku telah bertaubat. Aku
mengatakan menolak paham Mu’tazilah dan aku keluar dari golongan mereka”. Sejak
itu Imam Abul Hasan al-Asy’ari menjadi pendukung utama Ahlussunnah sekaligus
penentang utama Mu’tazilah.
Proses berpikir secara mendalam ini
juga dialami oleh pemikir besar dalam sejarah Islam, Imam al-Ghazali. Imam al-Ghazali
berkelana menuntut ilmu, menyibak tabir hakikat, meneliti suatu paham secara
mendalam kemudian membongkar kesalahan dan kepalsuannya dan jatuh pada satu
titik kesimpulan yaitu menjalani proses spiritual sufistik. Dalam tulisannya,
al-Ghazali berkata: “Sejak muda hingga saat ini, ketika usiaku menjelang lima
puluh tahun, kuarungi ombak lautan yang dalam ini, kutemukan berbagai rahasia
aliran semua kelompok. Aku tidak meninggalkan kelompok batiniah kecuali telah
kutelaah kebatiniahannya. Aku tidak meninggalkan kelompok zhahiri kecuali telah
kutelaah kezhahiriannya. Tidak kutinggalkan kelompok filosof kecuali setelah
aku menguasai hakikat filsafatnya. Tidak kutinggalkan kelompok teologis (kalam)
kecuali aku telah benar-benar mengkaji puncak teologis dan perdebatannya, tidak
kuabaikan kelompok sufi kecuali aku telah menelusuri rahasia kesufiannya, tidak
juga kelompok zindik kecuali aku telah meneliti sebab-sebab di balik keberanian
dan kezindikannya. Rasa penasaran untuk mengetahui hakikat semua persoalan
diatas selalu menghantuiku sejak aku masih muda. Tampaknya, hal itu merupakan
instink dan fitrah dari Allah Swt. yang disimpan dalam benakku, bukan karena
kemauan dan keinginanku...”
Demikian sedikit contoh dari
perjalanan keilmuwan cerdik pandai orang-orang yang tercerahkan hidupnya. Dari
sanalah kita ambil hikmah dan pelajaran berharga, bahwa kebijaksanaan itu
datang ketika kita mampu berpikir secara mendalam dalam ruang lingkup
sunnatullah. Allah SWT berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ
وَمَآأَنزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ
مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ
الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al Baqarah: 164).
Kepada merekalah, yang ingin
mendapatkan kepuasan berpikir keilmuwan, mereka yang menganggap berpikir bukan
sebagai suatu beban namun petualangan yang mengasyikkan, mereka yang melihat
kebenaran sebagai tujuan utama berkehidupan, mereka yang ingin mengkaji hakikat
kehidupan dengan lebih mendalam, maka kepada merekalah tulisan ini dipersembah
C) Temuan
a.
Manfaat
Manfaat yang akan diraih adalah adanya peningkatan kedalaman
berfikir siswa yang bisa ditunjukan dengan hasil test
yang tinggi. Dengan dimilikinya Lembar Aktivitas Siswa
(LAS) SAINTIFIK siswa akan merasa lebih siap dalam memperdalam dan memahami pengetahuan,
karena tidak ada rasa takut panduan tidak ada. Dengan LAS
SAINTIFIK ini pembelajaran akan lebih hidup, terarah dan terorganisir sesuai
peraturan yang terdapat pada kurikulum 2013.
b.
Kendala
Terdapat juga kendala yang dialami dalam penggunaan LAS
ini, dimana dalam kerja kelompok terdapat banyak siswa yang tidak ikut
berpartisifasi dalam penyelesaian tugas di Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
melainkan hanya menyalin dari teman-temannya.
c.
Alternatif pemecahan
Sebagai alternatif agar penggunaan
perangkat LAS SAINTIFIK maksimal perlu diadakan upaya-upaya
maksimal juga dari guru yang bersangkutan. Upaya tersebut harus mengarah kepada
pemanfaatan perangkat tersebut, misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa
untuk mempresentasikan data yang ada di LAS tersebut.
Insya Allah dengan memaksimalkan
penggunaan perangkat tersebut hasil tingkat kedalaman
berfikir siswa akan meningkat.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK-MJPS
1
Tasikmalaya, Jl. Cigeureung No.19 Tasikmalaya.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
SMK-MJPS 1 Tasikmalaya kelas XII-TKJ1 dengan jumlah murid secara keseluruhan 30.
Penelitian ini
dijalankan di dalam kelas dengan posisi siswa seperti dalam pembelajaran
sehari-hari, dalam arti tidak ada perubahan apapun dalam posisi duduk, akan
tetapi perbedaannya selama penelitian ini disediakan sebuah LAS untuk setiap
orang dan akan bekerja pada kelompok masing-masing.
Sebagai alat
penilaian disediakan lembaran wawancara dan soal test pembelajaran.
C. Setting Penelitian
1) Menentukan
variable penelitian
Terlebih dahulu disusun variable penelitian sebagai sasaran yang
ingin dicapai dalam penelitian ini.
Variabel yang menjadi pokok utama
dalam PTK adalah peningkatan tingkat kedalaman berfikir siswa dalam pembelajaran
TAFAKUR.
Disamping itu ada beberapa variable
yang diajukan yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru,
siswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses Pembelajaran: Interaksi belajar,
gaya guru mengajar, implementasi berbagai metode perbaikan dsb. 3) Out put : Hasil belajar siswa berupa prestasi
atau nilai yang tinggi.
2) Pelaksanaan
Penelitian
a.
Prosedur Tindakan
Sesuai dengan
jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini
menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti,
1997), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.
Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
b.
Implementasi Tindakan
Agar pelaksanaan pembelajaran
berhasil maka disusun scenario pelaksanaan pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan
sampai kepada pembuatan pelaporannya.
Tahap awal
dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan LAS
(Lembar Aktivitas Siswa ), setelah
selesai pembelajaran, selanjutnya pada waktu yang lain dilakukan test prestasi dengan cara
diberikan soal ulangan.
3)
Pengumpulan Data
Setelah langkah-langkah penelitian dilaksanakan,
maka dilakukanlah pengumpulan data hasil prestasi yang dicapai, baik berupa
data awal maupun data setelah dilakukan uji coba.
Maka didapatlah angka-angka yaitu
jumlah dari masing-masing indikator dan dimasukkannya ke dalam tabel indikator
keberhasilan untuk selanjutnya diadakan penghitungan.
2.
Indikator kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan dalam
menjalankan pembelajaran dengan
perangkat LAS SAINTIFIK ini adalah meningkatnya
tingkat kedalaman berfikir siswa dengan hasil
test dari masing-masing siswa.
3.
Personalia
Nama : Anang Saepudin, MpdI (Ketua)
NIP. :
197209102007011019
Alamat : Tasikmalaya
Lulusan : S1 PAI
Nama : Drs.H. Dadang Suparhan (Anggota)
Alamat : Tasikmalaya
Lulusan : S1 PAI
4.
Waktu Penelitian : Selama 3 bulan ( 1 Agustus 2014 s.d. 30
Oktober 2014)
5.
Jadwal Penelitian
Tidak ada penjadwalan khusus dalam penelitian ini, yaitu
dilakukan mengikuti jadwal pembelajaran di sekolah.
No
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE……..
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
|
Perencanaan
|
||||||||||||
2
|
Proses pembelajaran
|
||||||||||||
3
|
Evaluasi
|
||||||||||||
4
|
Pengumpulan Data
|
||||||||||||
5
|
Analisis Data
|
||||||||||||
6
|
Penyusunan Hasil
|
||||||||||||
7
|
Pelaporan Hasil
|
6.
Biaya
Biaya penelitian ditanggung oleh lembaga pendidikan
tempat mengadakan penelitian yaitu SMK-MJPS 1 Tasikmalaya.
NO.
|
ALAT/BAHAN
|
JML
|
HARGA
|
JUMLAH HARGA
|
1
|
Kertas
|
1
|
30.000,-
|
30.000,-
|
2
|
Ples Disk
|
1
|
45.000,-
|
45.000,-
|
3
|
Katrid
|
1
|
110.000,-
|
110.000,-
|
4
|
Tinta
|
1
|
40.000,-
|
40.000,-
|
5
|
Kertas Jilid
|
1
|
25.000,-
|
25.000,-
|
6
|
Cutter
|
1
|
3.500,-
|
3.500,-
|
7
|
Mistar
|
1
|
2.500,-
|
2.500,-
|
8
|
Konsumsi
|
500.000,-
|
||
9
|
Transportasi
|
500.000,-
|
||
JUMLAH
|
1.256.000,-
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Proses penelitian telah selesai dilakukan dengan
seperangkat alat penilaian yang dilakukan oleh peneliti. Tahap awal peneliti
mengadakan tes awal awal (t0) dengan hasil jumlah nilai 2121, rata-rata 70,70.
Tabel 1
Hasil pembelajaran secara Konvensional (t0)
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TEST
ULANGAN HARIAN
TAFAKUR
|
1.
|
Anton Saputra
|
72
|
2.
|
Agung Laksono
|
70
|
3.
|
Andri
|
72
|
4.
|
Candra
|
70
|
5.
|
Dadang Jatnika
|
70
|
6..
|
Haryono
|
70
|
7.
|
Handika
|
72
|
8
|
Indra
|
73
|
9
|
Hayat
|
70
|
10
|
Indriningsih
|
73
|
11
|
Ilham
|
71
|
12
|
Iin Marlin
|
71
|
13
|
Jumsih
|
71
|
14
|
Jakaria
|
70
|
15
|
Jarwanto
|
71
|
16
|
Kamaludin
|
71
|
17
|
Kansa
|
72
|
18
|
Komarudin
|
72
|
19
|
Kusnadi
|
70
|
20
|
Kuswanto
|
70
|
21
|
Maman
|
70
|
22
|
Manda
|
70
|
23
|
Maulana
|
70
|
24
|
Muhammad
|
70
|
2t5
|
Munir
|
70
|
26
|
Ningsih
|
70
|
27
|
Purwanto
|
70
|
28
|
Sandi
|
70
|
29
|
Gugi
|
70
|
30
|
Gerindera
|
70
|
JML
|
2121
|
|
RATA-RATA
|
70,70
|
Selanjutnya peneliti membagi tahapan-tahapan penelitian
dengan menggunakan 3 (tiga) siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
A. Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk
mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu
yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), dan observasi.
2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan system saintifik
dan menggunakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Saintifik yang dirancang oleh guru
itu sendiri.
Setelah proses pembelajaran dilakukan, diawali dengan
proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, kemudian
dilakukan test (ulangan) dan ini disebut sebagai tes-1 (t-1)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di dapatkan hasil
sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat untuk seluruh siswa satu kelas = 2258
rata-rata = 75,27 dengan table sbb :
Tabel 2
Daftar nilai siswa dengan menggunakan LAS SAINTIFIK
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN
HARTA WARIS
|
1.
|
Anton Saputra
|
77
|
2.
|
Agung Laksono
|
78
|
3.
|
Andri
|
73
|
4.
|
Candra
|
74
|
5.
|
Dadang Jatnika
|
76
|
6..
|
Haryono
|
75
|
7.
|
Handika
|
76
|
8
|
Indra
|
76
|
9
|
Hayat
|
73
|
10
|
Indriningsih
|
74
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Iin Marlin
|
74
|
13
|
Jumsih
|
75
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
76
|
16
|
Kamaludin
|
75
|
17
|
Kansa
|
75
|
18
|
Komarudin
|
74
|
19
|
Kusnadi
|
75
|
20
|
Kuswanto
|
70
|
21
|
Maman
|
74
|
22
|
Manda
|
73
|
23
|
Maulana
|
76
|
24
|
Muhammad
|
76
|
25
|
Munir
|
75
|
26
|
Ningsih
|
77
|
27
|
Purwanto
|
77
|
28
|
Sandi
|
79
|
29
|
Gugi
|
77
|
30
|
Gerindera
|
77
|
JML
|
2258
|
|
RATA-RATA
|
75,27
|
Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui adanya
peningkatan prestasi siswa.
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang
masih belum tercapai yaitu: hasil nilai walaupun
ada peni ngkatan namun masih belum merata.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang tidak mengikuti jalannya pembelajaran atau diskusi
sehingga mereka tidak bisa berfikir secara maksimal mengenai materi yang ada pada
LAS. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya kesadaran dari siswa itu
sendiri.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ke dua diberikan
informasi bahwa seluruh hasil ativitas di LAS akan dinilai.
Siklus 2
1) Perencanaan
Pada siklus ke dua ini di informasikan bahwa setiap
tugas yang ada pada LAS akan dinilai seluruhnya sehingga dibarapkan adanya
peningkatan perilaku pembelajaran melalui proses berfikir lebih mendalam.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus pertama, maka pada
siklus ke dua ini diinformasikan bahwa setiap aktivitas di LAS akan dinilai
seluruhnya.
Setelah selesai pembelajaran, kemudian diadakan test
berikutnya, dan ini disebut sebagai tes-2 (t-2)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di
dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapatkan adalah 2269 rata-rata
75,63 dengan table sbb :
Tabel 3
Daftar nilai siswa dengan menggunakan LAS dan di Informasikan
adanya penilaian pada setiap lembar tugas LAS.
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN
HARTA WARIS
|
1.
|
Anton Saputra
|
78
|
2.
|
Agung Laksono
|
76
|
3.
|
Andri
|
74
|
4.
|
Candra
|
75
|
5.
|
Dadang Jatnika
|
77
|
6..
|
Haryono
|
76
|
7.
|
Handika
|
77
|
8
|
Indra
|
77
|
9
|
Hayat
|
73
|
10
|
Indriningsih
|
75
|
11
|
Ilham
|
75
|
12
|
Iin Marlin
|
75
|
13
|
Jumsih
|
75
|
14
|
Jakaria
|
76
|
15
|
Jarwanto
|
76
|
16
|
Kamaludin
|
75
|
17
|
Kansa
|
75
|
18
|
Komarudin
|
75
|
19
|
Kusnadi
|
75
|
20
|
Kuswanto
|
70
|
21
|
Maman
|
75
|
22
|
Manda
|
75
|
23
|
Maulana
|
76
|
24
|
Muhammad
|
76
|
2t5
|
Munir
|
75
|
26
|
Ningsih
|
77
|
27
|
Purwanto
|
77
|
28
|
Sandi
|
79
|
29
|
Gugi
|
77
|
30
|
Gerindera
|
77
|
JML
|
2269
|
|
RATA-RATA
|
75,63
|
Dengan demikian pada siklus kedua dapat diketahui prestasi siswa
meningkat menjadi 75,63..
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang
masih belum tercapai yaitu: peningkatan
nilai masih belum memuaskan seluruhnya.
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya siswa yang setengah hati dalam mengikuti jalannya presentasi di
kelas.. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya kontrol dari guru untuk melaksanakan tugas
tersebut selain daripada hasilnya yang dikumpulkan.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus ketiga
diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik
akan diberi nilai tambahan.
Siklus 3
1) Perencanaan
Pada siklus ke tiga ini di diberikan informasi bahwa
siswa yang mengikuti jalannya presentasi dengan baik akan diberi nilai tambahan
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus kedua, maka pada siklus
ke tiga ini diberikan informasi bahwa siswa yang mengikuti jalannya presentasi
dengan baik akan diberi nilai tambahan, maka setelah proses pembelajaran dan
presentasi dilakukan, kemudian diadakan test berikutnya, dan ini disebut
sebagai tes-3 (t-3)
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka di
dapatkan hasil sebagai berikut : jumlah nilai yang didapat adalah 22298
rata-rata 76,60 dengan table sbb :
Tabel
4
Daftar
Nilai dengan di informasikan adanya penilaian pada waktu presentasi
No.
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES PERHITUNGAN
HARTA WARIS
|
|
1.
|
Anton Saputra
|
79
|
|
2.
|
Agung Laksono
|
78
|
|
3.
|
Andri
|
75
|
|
4.
|
Candra
|
75
|
|
5.
|
Dadang Jatnika
|
77
|
|
6..
|
Haryono
|
76
|
|
7.
|
Handika
|
77
|
|
8
|
Indra
|
77
|
|
9
|
Hayat
|
73
|
|
10
|
Indriningsih
|
75
|
|
11
|
Ilham
|
75
|
|
12
|
Iin Marlin
|
75
|
|
13
|
Jumsih
|
75
|
|
14
|
Jakaria
|
76
|
|
15
|
Jarwanto
|
76
|
|
16
|
Kamaludin
|
75
|
|
17
|
Kansa
|
75
|
|
18
|
Komarudin
|
78
|
|
19
|
Kusnadi
|
78
|
|
20
|
Kuswanto
|
75
|
|
21
|
Maman
|
77
|
|
22
|
Manda
|
77
|
|
23
|
Maulana
|
78
|
|
24
|
Muhammad
|
78
|
|
25
|
Munir
|
76
|
|
26
|
Ningsih
|
78
|
|
27
|
Purwanto
|
78
|
|
28
|
Sandi
|
80
|
|
29
|
Gugi
|
78
|
|
30
|
Gerindera
|
78
|
|
JML
|
2298
|
||
RATA-RATA
|
76,60
|
||
Dengan demikian pada siklus ketiga dapat diketahui prestasi nilai
siswa meningkat menjadi rata-rata 76,60.
4) Refleksi
Dari hasil observasi selama siklus
tiga berlangsung, didapatkan kondisi berikut ini: setelah tugas tambahan
presentasi dilakukan, maka siswa lebih meningkat prestasinya, yakni
peningkatannya sudah menyeluruh tidak sebagian siswa saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
Sebelum dijalankannya perangkat Lembar Aktivitas Siswa
(LAS) tingkat kedalaman berfikir siswa sangat rendah dibuktikan dengan nilai
yang didapatkan sangat kecil.
Setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakan LAS
ini, maka prestasi siswa meningkat dan lebih baik nilainya setelah diinformasikan
akan adanya penilaian pada etiap lembar LAS. Bahkan prestasi mereka signifikan
bertambah ketika diinformasikan adanya penilaian khusus ketika pfresentasi di
gelar.
Jadi pada akhirnya bahwa pembelajaran dengan menggunakan
perangkat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) lebih baik daripada pembelajaran konvensional
biasa.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang didapat, maka peneliti
memberikan saran kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan perangkat
pembelajaran sebagai inventaris pembelajaran di sekolah ini.
Demikian mudah-mudahan pembelajaran lebih maju dan
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Hainur Rasid.1996. Telaah Kurikulum SMU (Model
Pembelajaran Konsep dengan LKS) Surabaya:University Press.
Departemen Pendidikan Nasional .2004. Pedoman Umum
Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Pendidikan menengah umum.
___2012, pengertian lks, FROM : http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/,
dikses tanggal
DAFTAR HADIR
SEMINAR PTK
PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA (LAS) SAINTIFIK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDALAMAN BERFIKIR DALAM
MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
PADA PEMBELAJARAN TAFAKUR
DI SMK MJPS 1 TASIKMALAYA
NO.
|
NAMA
|
TANDA TANGAN
|
PTK
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )
PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS
SISWA (LAS) SAINTIFIK
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDALAMAN BERFIKIR DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTEKTUAL
PADA PEMBELAJARAN TAFAKUR
DI SMK MJPS 1
TASIKMALAYA
DISUSUN OLEH :
ANANG SAEPUDIN, MPdI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MJPS 1
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN
INDUSTRI
JALAN CIGEUREUNG NO.19
TLP.335633
TASIKMALAYA
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian
ini disyahkan pada tanggal :
Penyusun,
ANANG SAEPUDIN, MPdI
Disyahkan
oleh :
Kepala
Sekolah,
Drs.
H. IMAT RUHIMAT
ABSTRAKSI
Kedalaman berfikir siswa
yang meningkat dalam suatu proses pembelajaran adalah merupakan hal yang
menjadi sorotan utama dipandangan masyarakat, karena tolok ukur berhasil atau
tidaknya sebuah proses pembelajaran adalah adanya peningkatan
kedalaman berfikir yang cukup baik
dan memenuhi standar. Walaupun dilain pihak indikator keberhasilan tersebut
tidak selamanya harus seperti itu karena banyak faktor yang mendukung tingkat
keberhasilan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah tingkat kedalaman
berfikir siswa dalam pembelajaran TAFAKUR di SMK MJPS 1 kurang memuaskan dan
memungkinkan disebabkan oleh banyak faktor juga.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian
agar dapat dilihat penyebab utama mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat
diberikan solusi yang terbaik demi tercapainya hasil pembelajaran yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
kualitatif yang dilaksanakan di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, yaitu siswa kelas XII-TKJ1
dengan jumlah 30 orang dengan dikelompokan menjadi 5 kelompok.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran TAFAKUR dan bagaimana
cara memperbaikinya sehingga didapatkan siswa yang mempunyai prestasi meningkat
yakni tingkat kedalaman befikir meningkat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata dengan menggunakan perangkat LAS Saintifik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam bentuk nilai hasil test, terbukti dengan nilai setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri
sendiri maupun oleh teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama
yaitu rendahnya hasil pembelajaran TAFAKUR.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt,
shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta kepada
seluruh umatnya yang mentaati ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah peneliti telah melaksanakan penelitian
tindakan kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih
meningkatkan kemajuan proses pembelajaran di SMK-MJPS 1 Tasikmalaya, karena
tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan ada usaha-usaha yang
dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu
dilaksanakanlah penelitian ini guna mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1)
Kepala Sekolah, Drs.H.Imat Ruhimat, yang telah
melakukan dorongan moril kepada peneliti untuk dilaksanakannya penelitian ini.
2)
Bidang Kurikulum, Drs.
Siradjudin yang telah memberikan informasi tentang kurikulum untuk keberhasilan
penelitian ini.
3)
Juga kepada seluruh guru dan
tata usaha yang sama-sama telah membantu demi terselesaikannya penelitian ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam
penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
dinantikan oleh peneliti.
Demikian semoga kedepan dapat lebih
maju dan berhasil.
Tasikmalaya,
Oktober 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1)
Latar Belakang Masalah
A.
Rumusan Masalah dan
Pemecahannya
B.
Tujuan Penelitian
C.
Manfaat Hasil Penelitian
D.
Hipotesis Tindakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori
B.
Temuan Hasil Penelitian yang
Relevan
C.
Kerangka Pikir
BAB III PELAKSANAAN
PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian
B.
Subjek Penelitian
C.
Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
B.
Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
B.
Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Indikator
keberhasilan
Table Indikator
keberhasilan
No comments:
Post a Comment